Pentingnya Amortisasi dalam Akuntasi Bisnis, Berikut Pengertian dan Contohnya

pentingnya_amortisasi_dalam_akuntasi_bisnis_berikut_pengertian_dan_contohnya

Di bidang keuangan dan akuntansi terdapat istilah-istilah penting yang harus diketahui oleh para pemilik bisnis dan para akuntan, amortisasi salah satunya. Bahkan jika Anda sebagai pemilik bisnis tetapi  tidak terbiasanya dengannya, amortisasi ini mungkin tetap berlaku jika bisnis Anda telah mengambil pinjaman awal, pinjaman bridging, atau jenis pinjaman keuangan bisnis lainnya. Dengan kata lain, pentingnya amortisasi dalam akuntansi bisnis Anda adalah untuk digunakan dalam proses perhitungan utang-piutang. Jadi, untuk mendapatkan pemahaman terperinci tentang setiap aspek keuangan bisnis Anda, sehingga Anda dapat membuat proyeksi yang lebih akurat, penting untuk memahami amortisasi. Oleh karena itu di artikel ini kami akan menjelaskan seputar amortisasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Apa pengertian amortisasi?
  • Amortisasi vs depresiasi: Apa bedanya?
  • Mengapa amoritasais penting bagi bisnis Anda (fungsi amortisasi)? 
  • Apa contoh dari amortisasi?

Apa pengertian amortisasi?

Dilansir dari Investopedia, istilah amortisasi ini bisa mengacu pada dua hal. Yakni istilah amortisasi yang pertama dapat berarti sebagai salah satu elemen dalam proses pelunasan hutang melalui pembayaran pokok beserta bunganya secara bertahap. Kedua, amortisasi juga dapat merujuk pada alokasi biaya modal terkait dengan aset tidak berwujud selama durasi tertentu (biasanya selama masa manfaat aset). Dengan begitu, amortisasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu teknik akuntansi yang digunakan untuk menurunkan nilai pinjaman (utang)/ pembayaran utang atau aset tidak berwujud seperti hak cipta atau paten selama masa manfaatnya secara berkala pada periode waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa terdapat aspek yang disebut sebagai umur ekonomis pada sebuah aset. Jadi, jika umur ekonomis suatu aset telah ditentukan, amortisasi inilah yang akan digunakan untuk mengurangi nilai biaya dan aset tidak berwujud tersebut. Sampai disini, Anda mungkin sudah memperhatikan bahwa amortisasi sangat mirip dengan depresiasi bukan? Ya, karena memang keduanya terbilang sama-sama digunakan untuk mengurangi nilai suatu aset.

Amortisasi vs depresiasi: Apa bedanya?

Meski terlihat sama, tetapi terdapat perbedaan yang signifikan antara amortisasi dan depresiasi, yaitu:

  • Jenis aset. Perbedaan yang mendasar antara amortisasi dengan depresiasi terletak pada jenis asetnya. Yakni amortisasi digunakan untuk aset tidak berwujud. Sedangkan depresiasi digunakan untuk aset tetap berwujud seperti bangunan, kendaraan, mesin, peralatan kantor, dll.
  • Penyebab penurunan nilai aset: Amortisasi umumnya mencerminkan pengurangan nilai aset tidak berwujud karena keadaan seperti berakhirnya kontrak atau keusangan. Sebaliknya, depresiasi mencerminkan bahwa aset tetap kehilangan/ terjadi pengurangan nilai karena aus atau dikonsumsi.
  • Penerapan: Amortisasi hanya berlaku untuk aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas yang dapat diidentifikasi dan bukan aset dengan masa manfaat tidak terbatas. Sementara penyusutan dihasilkan untuk setiap aset tetap, tidak termasuk tanah.

Mengapa amortisasi penting bagi pemilik bisnis?

Amortisasi ini penting karena dapat membantu bisnis menghitung biaya sebenarnya dari pinjaman dan aset tidak berwujud Anda. Untuk menjaga kesehatan keuangan yang baik, Anda dituntut untuk tidak hanya memperhitungkan pengeluaran hari ini, tetapi juga hari esok. Mampu menghitung amortisasi aset dan pinjaman Anda memungkinkan Anda untuk membuat proyeksi arus kas yang akurat serta mengurangi risiko yang datang dari ketidaksiapan. Dengan begitu Anda bisa menciptakan akuntansi pengeluaran dan keuntungan yang lebih stabil. Serta lebih mudah untuk membuat anggaran, juga membuat pembayaran pajak lebih konsisten.

Jenis-jenis aset tetap tidak berwujud dalam perhitungan amortisasi

Beberapa jenis aset yang termasuk dalam aset tetap tidak berwujud antara lain:

  • Hak paten

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan untuk sebuah penemuan, berupa proses maupun cara baru untuk melakukan sesuatu atau menawarkan solusi teknis baru untuk suatu masalah. Amortisasi hak paten sendiri biasanya dihitung berdasarkan unit produk yang telah dibuat selama periode tertentu.

  • Hak cipta

Hak cipta atau copyright adalah hak yang dimiliki oleh seseorang yang telah menciptakan karya asli kepenulisan. Hak-hak ini mencakup hak untuk memperbanyak ciptaan, menyiapkan karya turunan, mendistribusikan salinan, dan mempertunjukkan dan memamerkan ciptaan kepada publik.Dalam beberapa kasus, biasanya copyright yang didapat dari ciptaan sendiri memiliki nilai yang tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan copyright yang didapat dengan cara membelinya dari pihak lain. Oleh karena itu, hak cipta ini juga perlu dikapitalisasi dan diamortisasikan

  • Merek dagang

Merek dagang atau trademark adalah hak kekayaan intelektual yang menyiratkan bahwa merek dagang dapat digunakan secara eksklusif oleh pemiliknya atau dilisensikan kepada pihak lain untuk digunakan dengan imbalan pembayaran. Amortisasi merek dagang perlu dilakukan jika nilainya terlalu besar. Akan tetapi, pada beberapa kasus, perusahaan tidak melakukan amortisasi pada merek dagang karena umur pakai merek dagangnya tidak terbatas.

  • Franchise 

Franchise atau waralaba adalah jenis lisensi yang memungkinkan pihak yang satu mengakses ke pengetahuan bisnis, proses, dan merek dagang milik pihak lain (pemilik waralaba). Untuk memperoleh hak waralaba ini, seseorang harus membayar biaya awal dan biaya lisensi tahunan kepada pemilik waralaba. Sehingga aset franchise pun perlu diamortisasikan setiap tahunnya.

Contoh amortisasi

Untuk lebih memudahkan dalam memahami tentang amortisasi, coba perhatikan studi kasus berikut ini. Secara sederhana, ketika bisnis Anda meminjam dana pinjaman dari bank sebanyak 20 juta rupiah dan harus diangsur setiap tahunnya sebesar 5 juta rupiah. Maka bisa dikatakan Anda telah mengamortisasi pinjaman sebanyak 5 juta rupiah setiap tahunnya. Contoh lainnya, ketika Anda membeli domain website untuk jangka waktu 10 tahun lalu Anda mengeluarkan biaya total sebesar 2 juta rupiah maka nilai biaya amortisasinya adalah 2 ratus ribu rupiah karena harus dibagi sesuai dengan penggunaan domain website tersebut. 

Metode perhitungan amortisasi

Terdapat dua metode dalam perhitungan amortisasi, yaitu:

Metode garis lurus

Perhitungan amortisasi dengan metode garis lurus dilakukan dengan mengalokasikan beban biaya setiap tahunnya besarnya sama. Dengan kata lain, metode garis lurus ini memiliki nilai biaya penyusutan konstan setiap tahun dari awal perolehan sampai akhir masa manfaatnya.

Metode saldo menurun

Sedangkan metode saldo menurun dilakukan dengan mengalokasikan beban biaya yang jumlahnya semakin menurun setiap tahun seiring dengan bertambahnya masa manfaat aset tersebut. Berikut ini tabel masa manfaat dan tarif amortisasi seperti yang dilansir dari laman pajak.go.id .

Kelompok Harta Tidak BerwujudMasa Manfaat (tahun)Tarif Amortisasi Metode Garis LurusTarif Amortisasi Metode Saldo Menurun
Kelompok 1425%50%
Kelompok 2812,5%25%
Kelompok 3166,25%12,5%
Kelompok 4205%

Dari apa yang sudah dipaparkan di atas, sekarang Anda pun sudah lebih paham bukan mengenai amortisasi dalam akuntansi bisnis ini? Sebagai informasi, untuk mengelola keuangan perusahaan agar lebih sehat dan akurat, ada baiknya percayakan kepada Ukirama ERP . Hubungi kontak untuk info selengkapnya!


You Might Also Like