Perbedaan Laba Kotor dan Laba Bersih Suatu Usaha

perbedaan_laba_kotor_dan_laba_bersih_suatu_usaha

Kita pasti sangat sering mendengar istilah laba kotor dan laba bersih. Bahkan seringkali kedua istilah ini membingungkan bagi para pelaku usaha. Pengertian mengenai kedua jenis laba ini harus dipahami dengan baik. Mengapa? Karena keduanya digunakan untuk menggambarkan rasio keuangan dan margin profit. Oleh karena itu mari kita mulai dengan mempelajari definisi dari laba kotor dan laba bersih.

Laba Kotor

Pada dunia usaha, laba kotor adalah jumlah penjualan bersih dikurangi Harga Pokok Penjualan(HPP). Maka dapat dikatakan bahwa laba kotor adalah pendapatan yang tersisa setelah semua biaya dalam proses pembuatan produk dipertanggungjawabkan. Beberapa komponen biaya seperti biaya penjualan, administrasi, dan pajak tidak termasuk di dalam penghitungan laba kotor. Mengapa? Karena suatu usaha akan menggunakan laba kotor untuk menghitung berapa banyak pendapatan yang tersisa yang dapat digunakan untuk membayar komponen biaya tersebut.Untuk mempermudah kita dalam memahami definisi laba kotor, mari kita melihat contoh laporan rugi laba PT Agus Sejahtera berikut ini:

KomponenNominal
Penjualan bersih95.000.000
HPP30.000.000
Biaya administrasi15.000.000
Biaya penjualan atau pemasaran20.000.000
Pajak5.000.000

Berdasarkan data tersebut, nominal laba kotor adalah penjualan bersih dikurangi dengan HPP, yaitu Rp 65.000.000. Seperti yang sudah disebutkan pada penjelasan di atas, biaya administrasi, biaya penjualan atau pemasaran, serta pajak tidak diperhitungkan di dalam kalkulasi laba kotor. Ketiga komponen tersebut akan dimasukkan ke dalam penghitungan laba bersih.Laba kotor tentunya memiliki manfaat dalam pelaksanaan suatu usaha. Dari laba kotor, para pelaku usaha dapat menilai apakah usaha yang dijalankannya sudah efisien dalam hal pemanfaatan tenaga kerja. Jika laba kotor menunjukkan kondisi defisit, hal ini berarti tenaga kerja tidak melakukan tanggung jawabnya secara efisien. Dengan demikian, laba kotor dapat digunakan sebagai dasar untuk evaluasi kinerja tenaga kerja.Sesuai dengan penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa kondisi laba kotor tidak selalu sama dari periode ke periode. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:

  1. Harga jual barang dan jasa

Jika antar periode terdapat perbedaan harga jual barang dan jasa, maka laba yang dimiliki oleh perusahaan pun akan mengalami fluktuasi. Pada saat harga jual tinggi, pendapatan akan tinggi, dan sebaliknya, pada saat harga jual rendah, pendapatan akan rendah. Tinggi-rendah pendapatan akan mempengaruhi tinggi-rendahnya laba kotor.

  1. Jumlah barang dan jasa yang dijual

Semakin tinggi volume barang dan jasa yang dijual, semakin tinggi laba kotor suatu usaha.

  1. Harga pokok penjualan dan jasa

Harga pokok penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan kenaikan harga. Kenaikan harga pada ketiga hal tersebut akan menyebabkan penurunan pendapatan. Kondisi ini akan berpengaruh langsung terhadap laba kotor.  

Laba Bersih

Pada dunia usaha, laba bersih diperoleh dari jumlah pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya (selain HPP). Maka dapat dikatakan bahwa laba bersih adalah jumlah laba yang tersisa setelah pembayaran semua biaya dalam suatu periode. Setelah mengetahui jumlah laba bersih, ada dua hal yang dapat dilakukan. Pertama, laba bersih dapat disimpan di dalam akun Laba Ditahan milik perusahaan. Kedua, laba bersih dapat didistribusikan kepada para pemegang saham. Pendistribusian tersebut dilakukan dalam bentuk dividen.Pada definisi di atas sudah dijelaskan bahwa ada biaya-biaya yang harus dikurangi dari pendapatan untuk mendapatkan laba bersih.  Para pelaku usaha dapat melakukan efisiensi dalam biaya-biaya tersebut, seperti biaya penjualan dan biaya administrasi, untuk meningkatkan laba bersih. Yang perlu diperhatikan adalah biaya-biaya yang terkait dengan tenaga kerja, seperti upah lembur, harus tetap diperhatikan.  Ada beberapa istilah yang biasanya digunakan oleh suatu usaha dalam kaitannya dengan laba bersih. Beberapa istilah tersebut misalnya Laba Sebelum Pajak, Laba Sebelum Bunga dan Pajak, atau Laba Setelah Dipotong Pajak.  Salah satu contohnya adalah Laba Sebelum Bunga dan Pajak. Istilah ini berarti laba bersih sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak.Lalu, apa yang dimaksud dengan Laba Sebelum Pajak? Penghitungan laba ini diperoleh dari jumlah seluruh pendapatan yang dimiliki suatu usaha sebelum dikurangi dengan nominal pajak yang harus dibayarkan. Dapat juga dikatakan bahwa Laba Sebelum Pajak adalah pendapatan operasional yang bisa dikurangi atau ditambah dengan baik selisih pendapatan maupun komponen-komponen biaya yang dikeluarkan dalam keberlangsungan usaha.Istilah berikutnya adalah Laba Setelah Dipotong Pajak. Laba ini sangat penting untuk diketahui karena, sesuai dengan namanya, merupakan jumlah laba yang dimiliki perusahaan setelah pembayaran pajak penghasilan.

Untuk mempermudah kita dalam memahami definisi laba bersih, mari kita melihat kembali contoh laporan rugi laba PT Agus Sejahtera berikut ini:

KomponenNominal
Penjualan bersih95.000.000
HPP30.000.000
Biaya administrasi15.000.000
Biaya penjualan atau pemasaran20.000.000
Pajak5.000.000

Berdasarkan data tersebut, nominal laba bersih adalah laba kotor dikurangi dengan penjumlahan biaya administrasi, biaya penjualan dan pemasaran, serta pajak. Dengan demikian akan diperoleh angka Rp 25.000.000.

Perbedaan Laba Kotor dan Laba Bersih

Sekarang kita sudah mengetahui definisi dari laba kotor dan laba bersih. Kita juga sudah mengetahui cara menghitung keduanya. Jadi, apa yang menjadi perbedaan di antara laba kotor dengan laba bersih? Dalam dunia usaha, istilah laba kotor digunakan untuk menunjukkan jumlah pendapatan yang dimiliki oleh usaha tersebut di akhir periode. Pendapatan inilah yang nantinya akan digunakan untuk membayar biaya-biaya operasional yang timbul, seperti biaya administrasi dan biaya penjualan atau pemasaran. Setelah HPP dibayarkan, diperolehlah sisa pendapatan di akhir periode/laba kotor. Selain untuk mengetahui sisa pendapatan, laba kotor juga digunakan dalam formulasi beberapa rasio keuangan yang salah satunya adalah Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin).Jika laba kotor dihitung pada suatu periode, penghitungan laba bersih biasanya dilakukan di akhir tahun. Jumlah laba bersih dapat diperoleh dengan mengurangi semua biaya operasi dari laba kotor. Pada Laporan Laba Rugi, kita dapat menemukan nominal  laba bersih di bagian bawah (bottom line). Serupa dengan laba kotor, laba bersih juga digunakan dalam dalam formulasi beberapa rasio keuangan. Contohnya adalah Rasio Laba per Saham (Earning per Share) dan Margin Laba Bersih (Net Profit Margin).


You Might Also Like