Prinsip Akuntansi dan Prinsip Pelaporan Keuangan yang Perlu Anda Ketahui

prinsip_akuntansi_dan_prinsip_pelaporan_keuangan_yang_perlu_anda_ketahui.png

Apabila Anda adalah seorang pelaku usaha yang sedang belajar atau mencoba untuk memahami tentang akuntansi, salah satu pengetahuan dasar yang perlu dipelajari adalah prinsip akuntansi dan prinsip pelaporan keuangan. Pasalnya, mempelajari tentang prinsip akuntansi serta prinsip pelaporan keuangan memungkin seseorang untuk membuat laporan keuangan yang baik, akurat, dan dapat dipertanggung jawabkan dimana laporan keuangan tersebut harus dibuat dengan struktur yang baik, sesuai dengan prosedur yang berlaku serta menerapkan prinsip akuntansi yang diterima oleh khalayak umum.Penerapan dari prinsip akuntansi pada laporan keuangan sendiri bertujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang sesuai, dapat dibandingkan serta memenuhi kebutuhan para stakeholders.

Apa itu Prinsip Akuntansi?

Yang dimaksud dengan prinsip akuntansi adalah dasar-dasar atau juga acuan yang diimplementasikan pada saat proses pelaksanaan akuntansi. Diterapkannya prinsip akuntansi pada produk akuntansi memberikan penilaian yang objektif sehingga tidak memunculkan permasalahan nantinya.Dikarenakan laporan keuangan merupakan sumber informasi utama bagi para stakeholders untuk mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya, maka laporan yang dibuat pun harus mudah untuk dipahami dan dibaca oleh semua pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan adanya keseragaman dalam membuat laporan keuangan yang kemudian terciptalah prinsip akuntansi yang dikenal dengan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) atau yang dikenal juga dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).Meskipun prinsip akuntansi diciptakan untuk menghasilkan keseragamanan dalam laporna keuangan, namun prinsip akuntansi di setiap negara bisa berbeda-beda karena menyesuaikan dengan kebutuhan informasi serta faktor lainnya tergantung pada negara tersebut. Prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia diatur oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang merupakan badan resmi yang memiliki otoritas dalam mengatur peraturan dan kebijakan perihal akuntansi yang harus diimplementasikan oleh setiap institusi yang ada di Indonesia.

10 Prinsip Akuntansi Berterima Umum

Berikut dibawah ini adalah 10 Prinsip Akuntansi Berterima Umum yang berlaku di Indonesia yang perlu Anda ketahui untuk selanjutnya diimplementasikan pada laporan keuangan Anda.

  1. Prinsip Entitas Ekonomi

Prinsip yang pertama adalah prinsip entitas ekonomi atau yang juga dikenal dengan prinsip kesatuan entitas. Prinsip yang pertama ini mempercayai dan mengakui bahwa perusahaan merupakan kesatuan ekonomi yang terpisah dengan pemilik perusahaan maupun entitas ekonomi lainnya.Maksudnya, akuntansi pada prinsip yang pertama mengharuskan bagi aset perusahaan dan kekayaan pribadi pemilik perusahaan untuk dipisahkan dan tidak diperbolehkan untuk digabungkan pada laporan keuangan. Jadi, laporan keuangan perusahaan hanya diperbolehkan berisi informasi segala transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan, dan begitupun sebaliknya, laporan keuangan pribadi pemilik perusahaan hanya diperbolehkan berisi transaksi keuangan yang dilakukan pribadi yang juga berlaku untuk utang dan kewajiban.

  1. Prinsip Periode Akuntansi

Prinsip yang kedua berfokus pada periode waktu yang berlaku dalam membuat pelaporan keuangan, dimana jangka waktu yang biasanya digunakan adalah periode 1 tahun, dari 1 Januari hingga 31 Desember.

  1. Prinsip Satuan Moneter

Prinsip yang ketiga menitik beratkan pada mata uang yang wajib digunakan dalam setiap pencatatan atas transaksi yang dilakukan oleh entitas atau perusahaan dan tidak mengikut sertakan faktor non kuantitatif ke dalamnya. Contoh dari faktor non kuantitatif adalah prestasi, kinerja,mutu, strategi usaha dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan faktor non kuantitatif tidak dapat dinilai dan diukur oleh satuan moneter. Sehingga, pencatatan atas transaksi yang dilakukan oleh entitas pada laporan keuangan haruslah yang bisa dinilai dan diukur dengan satuan mata uang.

  1. Prinsip Biaya Historis

Pada prinsip biaya historis, transaksi yang dicatat pada laporan keuangan hanyalah harga final yang telah disepakati oleh pihak-pihak yang terlibat. Lebih jelasnya, prinsip yang satu ini mengharuskan sebuah laporan keuangan untuk mencatatkan transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan baik atas barang atau jasa sesuai dengan harga yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan barang atau jasa tersebut.Apabila pada saat proses transaksinya terjadi tawar menawar, maka jumlah biaya yang tercatat pada laporan keuangan harus merupakan jumlah final yang disepakati semua pihak.

  1. Prinsip Kesinambungan Usaha

Prinsip yang kelima, yaitu prinsip kesinambungan usaha dimana suatu perusahaan atau bisnis dianggap akan menjalankan operasionalnya secara terus menerus. Oleh karenanya, suatu perusahaan atau entitas harus membuat laporan keuangannya secara teratur dan periodik mengevaluasi kinerja perusahaannya.

  1. Prinsip Pengungkapan Penuh

Prinsip yang satu ini menekankan pada keharusan untuk mencatatkan segala informasi atas transaksi yang dilakukan oleh entitas selama satu periode dengan lengkap dalam bentuk ringkasan.Apabila terdapat keterangan tambahan yang muat pada laporan keuangan, laporan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk catatan kaki atau lampiran.

  1. Prinsip Pengakuan Pendapatan

Seperti namanya, prinsip pengakuan pendapatan pada prinsip akuntansi menekankan pada pendapatan apa saja yang diakui untuk dimasukkan ke dalam laporan keuangan, yaitu transaksi yang memiliki kepastian nilai nominal mata uang meskipun pendapatan tersebut belum diterima oleh entitas pada saat transaksi keuangan terjadi.Meskipun begitu, tak jarang pelaku bisnis tidak bisa selalu menerapkan prinsip yang satu ini. Oleh karenanya, terdapat beberapa ketentuan lain yang bisa digunakan untuk mengakui pendapatan, di antaranya sebagai berikut:

  • Produksi atas barang yang dijual telah selesai dan siap untuk didistribusikan bisa tercatat sebagai pengakuan pendapatan.
  • Ketika perusahaan menerima pesanan dari pelanggan meskipun barang yang dipesan masih belum tersedia dan dalam proses produksi juga dapat tercatat sebagai pengakuan pendapatan.
  • Ketika kas atau yang setara dengan kas telah diterima oleh perusahaan yang bersangkutan juga bisa dicatat sebagai pengakuan pendapatan.
  1. Prinsip Mempertemukan

Prinsip mempertemukan menekankan keharusan untuk melakukan kecocokan antara biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan pendapatan yang diterima oleh perusahaan tersebut. Tujuannya adalah untuk mengetahui nilai dari penghasilan bersih perusahaan pada tiap periode. Prinsip ini sangat berkaitan erat dengan prinsip pengakuan pendapatan karena penundaan pengakuan pendapatan dapat menyebabkan pembebanan biaya tidak dapat dilakukan.Namun, pada prinsip ini terdapat celah, seperti biaya administrasi contohnya, dimana biaya yang dikeluarkan untuk biaya administrasi tidak berkaitan langsung dengan pendapatan meskipun beban biaya tersebut memungkinkan terjadinya pendapatan bagi perusahaan.

  1. Prinsip Konsistensi

Dari namanya mungkin Anda sudah bisa tahu fokus yang ditekankan oleh prinsip konsistensi. Prinsip yang satu ini mengharuskan perusahaan untuk membuat laporan keuangan dengan konsisten atau menggunakan baik metode, prosedur maupun kebijakan yang diterapkan pada laporan keuangan yang tetap atau tidak berubah-ubah. Tujuannya adalah laporan keuangan pada satu periode dengan periode lainnya dapat dilakukan perbandingan untuk evaluasi kinerja.Meskipun diharuskan untuk menggunakan metode tetap, bukan berarti prinsip ini melarang perusahaan untuk menggunakan metode yang berbeda pada laporan keuangannya. Metode yang digunakan dapat diubah dengan syarat harus menyertakan keterangan perihal alasan penggantian metode tersebut dilakukan.

  1. Prinsip Materialitas

Prinsip yang terakhir adalah prinsip materialitas, dimana prinsip ini mengakui dilakukannya pencatatan dan pengukuran akuntansi secara bernilai atau memiliki nominal dan bisa dijual.


You Might Also Like