banner iklan

Prinsip Rasionalisasi SKU (Stock Keeping Unit) dan Cara Pemanfaatannya yang Baik

prinsip_rasionalisasi_sku__stock_keeping_unit__dan_cara_pemanfaatannya_yang_baik.png

Di saat permintaan pelanggan harus dipenuhi dengan segera, perusahaan ritel diharapkan mampu menyediakan sistem SKU (Stock Keeping Unit) yang baik dan sistematis. Perusahaan harus bisa menyediakan stok barang yang siap untuk dikirim saat itu juga. Persaingan antar perusahaan menjadi sangat kompetitif dimana penjualan baik saat ini dan masa depan harus diperhitungkan.Perusahaan akan mulai men-stok barang dalam jumlah banyak dengan variasi produk yang beragam. Tentu, hal tersebut bisa membuat SKU menjadi tidak efisien bahkan overload dengan penjualan yang tidak menentu. Maka dari itu, perusahaan harus mampu mengoptimasi SKU-nya dengan baik melalui Rasionalisasi SKU.Dalam artikel ini, pengertian seputar prinsip rasionalisasi SKU sekaligus cara memanfaatkannya akan dibahas dengan rinci. Prinsip rasionalisasi SKU tentu bisa mengefisienkan inventory, mengurangi biaya gudang, dan hebatnya, juga bisa mencegah stok habis. Yuk, disimak!

Pengertian Rasionalisasi SKU (Stock Keeping Unit)

Rasionalisasi SKU (SKU Rationalization) atau yang juga dikenal dengan istilah Optimasi SKU adalah sebuah pengambilan keputusan dalam mempertimbangkan apakah sebuah produk harus tetap disimpan, dijual, atau diberhentikan saja. Selain itu, rasionalisasi SKU juga bisa membantu perusahaan dalam memilih produk mana yang harus mereka pesan lebih banyak atau lebih sedikit dalam menghadapi permintaan pelanggan.Dengan menggunakan prinsip rasionalisasi SKU, perusahaan bisa memiliki inventori yang sangat efisien karena barang-barang mulai diseleksi dengan baik. Rasionalisasi SKU bisa membantu perusahaan retail untuk mengurangi inventory cost, mengurangi kompleksitas dalam pengadaan, produksi, hingga distribusi barang.Dalam konteks yang lebih luas lagi, rasionalisasi SKU bisa membebaskan perusahaan terhadap beban-beban yang seharusnya tak perlu dianggarkan terutama dalam ongkos pergudangan. Perusahaan bisa lebih fokus dalam memilih produk yang memang diminati konsumen. Hal ini sangat krusial karena jangan sampai produk yang diminati pelanggan berjumlah sedikit sedangkan produk yang kurang laku mendominasi di rak toko.Rasionalisasi SKU atau Optimisasi SKU ini sangat mudah dilakukan. Tentunya, bisa memberikan dampak sangat signifikan pada proses bisnis. Unilever contohnya, perusahaan produksi rumah tangga ini membuktikan bagaimana SKU Rationalization memudahkan mereka dalam memenuhi permintaan pelanggan dengan inventory cost yang minim. Selain Unilever, Amazon dan P&G juga menerapkan SKU model serupa dalam mengelola bisnisnya.

Bagaimana Rasionalisasi SKU Bekerja? 

Mengingat dampaknya yang sangat besar terhadap perusahaan, prinsip rasionalisasi SKU menjadi begitu populer. Alasan perusahaan menerapkan rasionalisasi SKU tentu karena munculnya kesadaran bahwa banyak SKU bisa berarti biaya yang tidak perlu. Berikut ini adalah contoh sederhana bagaimana rasionalisasi SKU benar-benar bermanfaat untuk perusahaan.Anggap saja, Anda adalah seorang pemilik toko bahan makanan. Anda menjual berbagai kebutuhan dari bahan membuat kue, memasak, dan lain-lain. Salah satu produk yang Anda jual adalah Yogurt dengan varian rasa baru. Setelah satu bulan melihat bagaimana produk tersebut terhadap pelanggan, Anda menyimpulkan bahwa Yogurt dengan rasa baru jauh lebih disukai daripada Yogurt rasa lama.Setelah bulan kedua dan ketiga, Anda memutuskan untuk tidak memesan Yogurt rasa lama karena pengadaan produk terasa lebih mahal ketika penjualannya menurun. Misalnya, biaya inventaris produk tersebut 40%, dengan tidak membelinya lagi, Anda bisa menambah kapasitas Yogurt baru sebesar 40% dengan penjualan yang lebih baik.

Bagaimana Cara Memanfaatkan SKU (Stock Keeping Unit)?

Penerapan rasionalisasi SKU memang terlihat mudah. Namun, ada beberapa aspek yang harus Anda perhatikan agar optimasi SKU bisa dirasakan manfaatnya. Terdapat lima cara agar rasionalisasi SKU diterapkan secara baik dan memberikan manfaat yang signifikan pada perusahaan, 

  1. Pilih dan Tentukan Kategori Produk

Pahamilah bahwa rasionalisasi SKU bukan keputusan seorang diri atau orang-orang inventori saja. Keputusan ini harus dipikirkan dengan baik agar produk yang akan dioptimasi tepat sasaran. Perusahaan memerlukan cross-functional tim yang bisa memberikan berbagai bentuk pertimbangan serta data yang valid.Dalam tahap ini, pilihlah satu kategori produk yang hendak direview. Fokus pada satu kategori produk akan membuat pengambilan keputusan menjadi lebih matang. Walau tidak efektif, hal ini bisa diatasi dengan membentuk beberapa tim dengan komposisi cross-functional untuk mereview kategori produk lain di waktu bersamaan.

  1. Identifikasi Pasar

Dalam satu produk kategori, biasanya terdapat beberapa segmentasi konsumen yang dilayani. Maka dari itu, sangat penting untuk mendeteksi terlebih dahulu segmentasi pasar mana atau saluran penjualan mana yang harus difokuskan terlebih dahulu.Mengetahui hal ini penting untuk mendeteksi produk potensial di masa depan dengan saluran penjualan yang lebih mudah. Bisa saja, produk terlihat tak diminati, namun beberapa bulan kedepan, akan lebih diminati karena segmentasi pasarnya menguat atau bertambah.

  1. Buatlah Prioritas Produk

Tahap ini adalah tahap di mana kita mulai menentukan produk mana yang harus disimpan. Tentu perusahaan harus memiliki beberapa informasi lanjutan seperti jumlah permintaannya, keuntungan, sekaligus kapasitas penjualan. Produk-produk tersebut akan menjadi prioritas di mana perusahaan harus menjaga kuantitas serta kualitasnya baik di gudang maupun rak toko.

  1. Cek Kembali SKU

Setelah menemukan satu produk yang harus dijaga dalam sebuah kategori, saatnya untuk menentukan produk mana yang harus dihentikan. Dalam menentukan produk ini, ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan, yaitu permintaan, produksi, dan supply. Dalam aspek permintaan, Anda bisa mempertimbangkan dari tingginya pengembalian produk, permintaan yang menurun sejak 1-2 tahun, hingga permintaan yang tidak sebanding dengan ukuran rak yang diperlukan.Dari segi produksi, perusahaan bisa mempertimbangkan faktor waktu persiapan, proses tenaga kerja, hingga kemungkinan kerusakan yang tinggi. Sedangkan yang terakhir adalah faktor supply apakah produk memerlukan waktu pengiriman yang lama, aturan yang terlalu ketat, hingga risiko yang tinggi dengan supplier.

  1. Eliminasi SKU

Langkah terakhir adalah dengan mengeliminasi produk dan memberhentikan pengadaannya untuk beberapa periode penjualan. Bisa dilihat bahwa Anda tidak hanya bisa mengurangi produk, namun juga menyederhanakan supplier, mesin, hingga penyimpanan. Bahkan, dengan rasionalisasi SKU, Anda bisa membuat pekerja lebih fokus pada produk yang lebih menguntungkan.Nah, itu dia ulasan mengenai rasionalisasi SKU sekaligus cara memanfaatkannya. Di tengah-tengah pandemi seperti saat ini, permintaan terhadap produk memang sedang menurun dibanding periode-periode sebelumnya. Yang mana perusahaan harus lebih peka dan segera beradaptasi dengan menerapkan prinsip rasionalisasi SKU.Dengan rasionalisasi SKU, perusahaan bisa lebih efektif dalam memilih sebuah produk yang hendak dijual hingga dihentikan pengadaannya. Gudang serta biaya inventori lainnya bisa dihindari sehingga perusahaan akan lebih efisien dalam mengelola bisnisnya.Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda, ya!


You Might Also Like