Seberapa Penting Rasio Perputaran Utang Usaha (Account Payable Turnover Ratio) Beserta Contohnya

seberapa_penting_rasio_perputaran_utang_usaha__account_payable_turnover_ratio__beserta_contohnya

Bagaimana menurut Anda ketika mengetahui bahwa perusahaan memasok bahan bakunya dari supplier dengan hutang? Perusahaan belum membayar sama sekali atas bahan-bahan yang dibelinya dari supplier langganannya. Ketika ditelusuri, ternyata hal tersebut sudah menjadi hal yang wajar. Perusahaan membeli bahan-bahan baku atau suku cadang lain yang menjadi bahan produksi dengan berhutang dan baru akan dibayar dicicil selama jangka waktu tertentu. Pihak supplier pun memaklumi ini, bahkan terkadang ada supplier yang memberikan diskon harga jika perusahaan melunasi hutangnya dengan cepat sebelum batas akhir waktu pelunasan. Apakah ini buruk? Berhutang kepada supplier untuk bahan baku yang akan diproduksi? Barangkali bagi kita yang baru mengetahui praktek ini, akan sedikit mengurangi penilaian baik kita pada perusahaan tertentu. Mungkin persepsi kita yang selama ini beranggapan perusahaan bebas hutang karena tampaknya besar, akan runtuh seketika mengetahui fakta bahwa perusahaan juga memiliki hutang. Namun, jangan berpersepsi buruk dulu, karena hal seperti ini sebetulnya wajar dan biasa terjadi dalam mekanisme bisnis. Suatu perusahaan baik yang kecil atau sudah besar, terkadang masih butuh berhutang ke suppliernya selama masa produksi. Hutang usaha tersebut akan dicicil berangsur ketika produk sudah dijual. Praktek seperti ini sudah menjadi simbiosis mutualisme baik untuk supplier ataupun perusahaan sebagai konsumen. Karena tidak dipungkiri memang, suatu perusahaan membutuhkan bahan baku yang banyak namun belum ada dana untuk melunasi semuanya. Jika tidak berhutang dulu dan membeli bahan baku menunggu punya dana lunas, kegiatan produksi tidak bisa berjalan. Untuk pihak supplier pun demikian. Mereka memiliki bahan baku melimpah yang harus segera dijual dan dimanfaatkan sebelum bahan baku tersebut habis umurnya. Pihak supplier juga membutuhkan penjualan dan pemasukan untuk usaha mereka. Sehingga utang usaha menjadi jalan tengah yang dianggap saling menguntungkan untuk perusahaan dan pemasok. Namun, untuk memberikan hutang usaha ini, perusahaan pemasok tidak bisa asal mengabulkan setiap permintaan hutang yang diajukan kepada mereka. Pihak pemasok harus benar-benar selektif sebelum memberikan pinjaman. Kenapa? Karena yang pertama, biasanya jumlah hutang yang diminta dalam jumlah besar karena transaksi yang dilakukan adalah bahan baku untuk proses produksi yang besar. Sebagai pemasok tentu juga membutuhkan pemasukan dan memutar keuangan dan modal yang dimiliki agar dapat terus menyediakan bahan baku untuk dijual kembali. Sehingga besaran hutang harus diperhitungkan, termasuk kredibilitas perusahaan yang berhutang. Kedua, adanya kemungkinan kredit macet meskipun peluang ini kecil untuk jenis utang usaha. kalau sampai terjadi gagal bayar oleh perusahaan, sebagai pemasok akan sangat dirugikan. Oleh karenanya, sebelum menyetujui pemberian pinjaman usaha untuk suatu perusahaan, ada yang namanya rasio perputaran utang usaha yang digunakan untuk mengukur potensi pengembalian utang dan secepat apa perusahaan dapat melunasi hutangnya. Perhitungan ini dapat menjadi alat bantu analisis sebelum akad hutang piutang usaha disetujui. 

Pengertian Rasio Perputaran Utang Usaha

Rasio perputaran utang usaha menjadi alat wajib yang mesti dihitung dan menjadi pijakan pertimbangan sebelum kesepakatan utang usaha. Namun, apa itu rasio perputaran utang usaha? Rasio ini dapat memberikan gambaran kepada kita seberapa tinggi tingkat kemampuan perusahaan untuk melunasi hutangnya. Tidak hanya itu, dengan menghitung rasio ini kita juga bisa mengetahui seberapa cepat perusahaan mampu untuk segera melunasi hutang-hutangnya. Perhitungan rasio perputaran utang usaha ini seringkali dimanfaatkan oleh perusahaan dalam meyakinkan pemasoknya agar memberikan utang. Dengan menunjukan hasil rasio yang tinggi, yang mana itu berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar hutangnya, maka daya tawar perusahaan semakin besar. Karena dengan memberikan hutang usaha pun, pihak pemasok sebenarnya juga mendapatkan tambahan berupa bunga pinjaman. Dari sisi perusahaan pemasok, hasil rasio ini dapat menjadi paling tidak jaminan bagi mereka untuk memberikan pinjaman dan memasok bahan-bahan baku sebelum semuanya dilunasi. 

Cara Menghitung Rasio Perputaran Uang Usaha

Bagaimana cara mendapatkan rasio perputaran utang usaha ini? Rasio ini didapatkan dengan membagi pendapatan yang dimiliki perusahaan dengan total utang usaha yang dimiliki. Jadi, seperti mencari tahu berapa kali utang bisa dilunasi. Sekaligus bisa mendapatkan nilai berapa jumlah pembayaran pada setiap periode pelunasan. Rasio perputaran utang usaha = beban pokok pendapatan / utang usahaAgar kita lebih paham mengenai rumus di atas, mari kita masuk ke contoh kasus di bawah ini. Sebagai informasi, akan disajikan data selama tiga tahun, sebagai perbandingan rasio perputaran utang usaha dari tahun ke tahunnya. 

 201820192020
Beban Pokok Pendapatan     4,098,678,987    4,678,987,456    3,457,876,579 
Utang Usaha         256,876,987        376,812,346       247,998,776 
Rasio Perputaran Utang                            16                           12                          14 

Cara mendapatkan rasio perputaran utang yakni dengan membagi beban pokok pendapatan dengan utang usaha selama setahun. Rasio yang didapatkan berarti jumlah berapa kali perusahaan harus mencicil hutangnya sampai lunas dalam kurun waktu satu tahun itu. 

Menginterpretasi Rasio Perputaran Uang Usaha

Dari data rasio perputaran usaha selama tiga tahun berturut-turut tersebut, kita bisa melihat naik turunnya rasio perputaran utang usaha. pada 2018 ke 2019, kemampuan perusahaan melunasi hutangnya meningkat dari 16 kali mencicil di tahun 2018, menjadi hanya 12 kali mencicil untuk lunas pada tahun 2019. Namun pada tahun 2020, rasio kembali turun karena perusahaan membutuhkan 14 kali cicilan untuk melunasi hutang selama setahun. Rasio perputaran utang usaha menunjukan berapa kali perusahaan harus mencicil untuk berhasil melunasi seluruh hutangnya selama setahun. Rasio akan semakin tinggi jika jumlah cicilan semakin sedikit. Itu menunjukan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi untuk melunasi hutangnya dengan cepat. Rasio perputaran utang usaha ini sekaligus menjadi pijakan data jika ingin mengetahui seberapa tinggi kemampuan likuiditas aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai bisnisnya. kalau perusahaan mampu membayar hutangnya dengan cepat lunas, berarti perusahaan punya likuiditas aset lancar yang tinggi. Begitu pun sebaliknya. Selain likuiditas, rasio ini juga bermanfaat untuk mengetahui tingkat pengelolaan keuangan perusahaan. Apakah sudah efektif efisien ataukah belum. Salah satunya, dengan melihat kemampuan pelunasan utang perusahaan.


You Might Also Like