Tiga Jenis Hutang dalam Akuntansi

Terdapat banyak istilah dalam dunia akuntansi. Beberapa diantaranya memang bersifat khusus atau hanya dimengerti oleh para akuntan saja sedangkan sisanya adalah istilah yang mungkin biasa kita dengar sehari-hari. Salah satu istilah tersebut adalah hutang. Dalam dunia akuntansi, hutang adalah instrumen yang hampir selalu dibahas. Hampir semua perusahaan di dunia pasti pernah berhutang dan pencatatannya dilakukan oleh para akuntan. Perusahaan-perusahaan besar maupun kecil lebih baik berhutang dalam berekspansi dan memanfaatkan modal yang mereka punya untuk keberlanjutan bisnis. Walaupun tidak dalam keadaan kritis, berhutang lebih diminati perusahaan untuk terus berkembang dan memanfaatkan kas mereka untuk hal lain. Itulah mengapa, hutang menjadi sesuatu yang wajar bagi setiap perusahaan. Walau terkesan kurang baik, hutang yang bila dimaksimalkan akan mampu membuat perusahaan mencapai produktivitas dengan kelengkapan kebutuhan usaha. Pengelolaan dana yang efektif juga mampu membuat perusahaan mengalami keuntungan dan membayar hutang-hutangnya saat jatuh tempo. Bahkan, tak sedikit perusahaan yang menjadi jauh lebih progresif saat berhutang demi memenuhi kebutuhan dana internal dan eksternal. Perlu diingat bahwa besarnya hutang pada setiap perusahaan berbeda-beda. Dalam hutang, terdapat pula masa jatuh tempo dan beban bunga yang mesti ditanggung. Maka dari itu, perusahaan harus memperhitungkan secara matang sebelum memutuskan berhutang dengan nominal, masa jatuh tempo, dan besar bunga tertentu. Prediksi keuangan di masa depan benar-benar harus diestimasi sehingga hutang bisa berdampak positif bukan malah berdampak negatif bagi perekonomian perusahaan. Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia tentang Pasar Modal atau Bursa Efek, hutang merupakan salah satu jenis dari efek. Efek dalam undang-undang dijelaskan sebagai surat berharga seperti Surat Berharga Komersial, Unit penyertaan kontrak investasi kolektif, unit penyertaan kontrak berjangka atas efek, surat pengakuan utang, saham, obligasi, tanda bukti utang, dan lain-lain. Secara sederhana, pengertian utang adalah kewajiban yang harus dibayar perusahaan kepada pemberi pinjaman atau pihak ketiga atau kreditor. Umumnya, terdapat tiga jenis hutang dalam akuntansi yaitu hutang jangka waktu pendek, hutang jangka waktu menengah, dan hutang jangka waktu panjang. Berikut ini adalah ulasan singkatnya. 

  1. Hutang jangka Pendek

Sesuai namanya, utang jangka pendek adalah hutang dengan masa tempo yang cepat. Maksudnya, hutang ini harus dilunasi segera mungkin oleh perusahaan kepada pihak kreditor. Akan tetapi, jangka pendek yang dimaksud bukanlah satu hari, minggu, atau bulan melainkan satu tahun. Satu tahun dianggap sebagai siklus normal akuntansi setiap perusahaan. Untuk pelunasan, biasanya akan menggunakan aktiva lancar perusahaan baik dalam bentuk kas atau konversi saham dan obligasi. Hutang jangka pendek juga dikenal sebagai hutang lancar dengan masa tenor satu tahun. Karena bersifat jangka pendek, maka nominal hutang tidak terlalu besar sehingga perusahaan cenderung menggunakan sumber-sumber yang bisa menimbulkan hutang baru untuk pelunasannya. Beberapa contoh hutang jangka pendek adalah seperti taksiran hutang pajak, hutang biaya, hutang dagang, dan hutang wessel. Taksiran hutang pajak adalah tunggakan pajak pada proses penjualan sehingga perusahaan harus segera membayarnya dalam waktu yang singkat. Hutang biaya adalah hutang yang dilunasi sejak awal seperti gaji atau upah yang dibayar pada periode tertentu seperti bulanan dan harian. Hutang dagang adalah hutang yang terjadi pada saat proses pembelian bahan-bahan dagangan atau inventori perusahaan. Sedangkan yang terakhir adalah hutang wessel yang sudah disepakati oleh perusahaan dan peminjam. 

  1. Hutang Jangka Menengah

Pada umumnya, hutang hanya dibedakan menjadi dua yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Namun dalam beberapa kesepakatan, beberapa hutang tak dapat diklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Maka dari itulah dibuat jenis hutang baru bernama hutang jangka menengah dengan tenggat waktu kurang dari sepuluh tahun namun lebih dari satu tahun. Dengan kata lain, hutang jangka menengah adalah hutang yang berada di antara hutang jangka pendek dan panjang. Nominal yang dipinjam perusahaan memang besar terutama untuk rencana ekspansi dan peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hutang jangka menengah juga biasanya digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi dan restrukturisasi keuangan perusahaan. 

  1. Hutang Jangka Panjang

Sesuai namanya, hutang jenis ini adalah dengan masa pelunasan terpanjang. Bisa disimpulkan pula bahwa nominal yang dipinjam perusahaan juga sangat besar sehingga masa pelunasan ditentukan lebih dari sepuluh tahun. Proses pembayaran pun dilakukan secara periodik dengan suku bunga dan utang pokok yang telah ditentukan. Cicilan hutang bisa dibayarkan setahun sekali, dua tahun sekali atau tiga tahun sekali. Perusahaan yang meminjam hutang jangka panjang biasanya sedang berupaya untuk membesarkan perusahaan dan yakin bahwa pertumbuhan mereka di masa depan akan sangat pesat. Namun, tak sedikit pula perusahaan yang gagal bayar dan mengalami kebangkrutan karena jenis hutang yang satu ini. Itulah mengapa, perusahaan harus dengan matang berspekulasi dan memperkirakan pendapatan mereka sehingga hutang jangka panjang bisa dilunasi tanpa harus menyita aset-aset perusahaan. Itulah tiga jenis hutang secara umum yang harus kamu ketahui. Bagaimana? Bila kamu menjadi perusahaan, kira-kira utang jenis apa yang akan kamu pilih? Untuk menjawab hal tersebut tentunya harus berdasarkan pertimbangan matang dan kondisi perekonomian perusahaan baik yang saat ini maupun di masa depan. Terlebih untuk perusahaan yang baru akan berkembang atau sedang menguji coba produk di pasar sudah pasti memerlukan suntikan dana baik berupa hutang maupun investor. Hutang pada dasarnya harus dimengerti oleh semua elemen masyarakat. Bukan hanya organisasi, individu pun juga bisa berhutang. Yang harus digarisbawahi adalah bagaimana agar hutang tersebut bermanfaat kepada peminjam bukan memberikan dampak negatif. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita semua ya!


You Might Also Like