Tips Mencegah Kerugian Usaha Akibat Deplesi

tips_mencegah_kerugian_usaha_akibat_deplesi

Awal mulanya mungkin kita mengira deplesi ini adalah depresi yang salah ketik, ternyata tidak. Depresi dan deplesi adalah dua hal yang berbeda namun memiliki satu kesamaan, yakni penyusutan dan pengurangan nilai. Mengenai persamaan dan perbedaan tersebut akan diulas pada bagian selanjutnya. Pada artikel ini akan kita bahas bersama mengenai deplesi hingga bagaimana tips untuk mencegah kerugian karena deplesi.

Pengertian Deplesi

Pembahasan mengenai deplesi sering dikaitkan dengan pembahasan sumber daya alam, baik yang bisa diperbarui dan tidak bisa diperbarui. Hal itu karena objek yang dikenai deplesi adalah sumber daya alam yang tidak bisa langsung diperbarui atau diganti ketika habis atau rusak. Butuh waktu yang cukup lama untuk kembali memperbaruinya, bahkan mungkin tidak bisa lagi diperbarui. Jadi, deplesi bisa dipahami sebagai pengurangan, penyusutan ataupun penurunan nilai dari aset tetap yang berupa sumber daya alam. Aset tetap itu bisa berupa yang berwujud maupun yang tidak memiliki wujud.Perusahaan yang memiliki aset tetap berupa sumber daya alam, akan dikenai perhitungan deplesi pada asetnya. Beberapa diantaranya, seperti perusahaan pertambahan batu bara, batu mulia dan hasil hutan seperti kayu. Sumber daya alam berupa hasil bumi dan hutan, menjadi aset perusahaan karena hal itu yang mendatangkan keuntungan perusahaan. Nah, masalahnya hasil bumi dan hutan tidak bisa langsung diganti atau diperbarui saat habis, sementara aset tersebut terus dimanfaatkan. Aset yang nilainya terus berkurang ini dihitung dalam deplesi aset.

Perbedaan Deplesi dengan Depresiasi

Untuk menajamkan pemahaman mengenai pengertian deplesi, kita bisa menguraikan apa persamaan dan perbedaannya dengan depresiasi.Satu hal yang menjadi persamaan antara deplesi dan depresiasi adalah keduanya merupakan bentuk pengurangan nilai dari suatu barang atau aset. Perbedaannya ada pada, aset apa yang terkurangi nilainya. Deplesi membahas aset perusahaan yang tidak bisa diperbarui atau diganti secara langsung begitu nilai asetnya habis. Sedangkan depresiasi, berfokus pada pengurangan nilai aset yang bisa segera diperbarui atau diganti ketika nilai asetnya habis.Deplesi digunakan untuk menghitung pengurangan nilai aset-aset sumber daya alam baik itu yang bisa diperbarui atau tidak bisa. Meski sumber daya alam ada yang masih bisa diperbarui, namun pembaharuannya tidak bisa serta merta dalam waktu singkat. Katakan misalnya sumber daya hutan berupa hasil kayu. Butuh puluhan tahun untuk kemudian menunggu pohon baru tumbuh sebelum ditebang dan diambil batangnya.Apalagi jika sumber daya alam yang dijadikan aset adalah minyak bumi atau batuan mulia. Waktu yang dibutuhkan untuk proses perbaruan akan lebih lama, bisa sampai jutaan tahun. Oleh karena itu, penghitungan penyusutan nilai aset-aset tersebut tidak bisa disamakan dengan aset biasa seperti gedung misalnya. Sehingga penghitungannya dikhususkan dengan metode penyusutan deplesi.Sementara untuk aset perusahaan yang bisa diganti dan diperbarui dengan cepat, dihitungnya dengan metode depresiasi. Aset perusahaan yang dimaksud seperti contohnya: tanah, bangunan, kendaraan, perangkat teknologi. Aset-aset tersebut ketersediaannya cukup banyak. Apalagi kendaraan dan teknologi yang setiap tahun selalu ditingkatkan kualitasnya. Untuk aset-aset berjenis ini, dikategorikan dalam depresiasi.

Cara Menghitung Deplesi

Cara menghitung deplesi, bisa langsung masuk ke contoh kasus berikut:PT S menginvestasikan lahan yang diduga mengandung emas sebesar 100 M rupiah. Kandungan emas diprediksi sebanyak 10 juta ton tanpa residu. Tahun pertama, berhasil menambang 10.000 ton emas. Maka deplesinya tahun pertama :Biaya per ton = Rp 100.000.000.000 : 10.000.000 = Rp 10.000/tonPenyusutan tahun pertama = Rp 10.000/ton x 10.000 = Rp 100.000.000

Tujuan dan Manfaat Menghitung Deplesi

Berbicara mengenai tujuan, otomatis membahas juga mengenai latar belakang dan alasan. Deplesi berfokus pada perhitungan aset yang tidak bisa diperbarui dalam waktu singkat. Aset tersebut sangat penting, namun ketersediaannya di alam terbatas. Katakanlah sebagai contoh aset tetap suatu perusahaan adalah hasil kayu hutan. Ketika perusahaan terus menerus mengeksploitasi kayu hutan dengan penebangan, nilai aset kayu di hutan akan turun. Jika tidak dikontrol dalam penghitungan, perusahaan tidak bisa mengendalikan kapan harus menebang kapan harus berhenti. Kayu hutan tiba-tiba habis dan sulit memperbarui dalam waktu singkat. Tidak diketahui berapa nilai penyusutannya (deplesi) sehingga perusahaan tidak ada persiapan. Bukannya untung karena eksploitasi masif, justru kerugian yang dirasakan lebih berat. Oleh karena itu, penyusutan sumber daya alam (aset) harus dihitung. Karena penghitungan itu akan sekaligus berfungsi sebagai kontrol ketersediaan dan sisa aset yang ada di alam. Jadi, tujuan menghitung deplesi adalah mengetahui kondisi dan nilai aset teraktual yang ada di alam.Lalu apa manfaatnya memiliki penghitungan deplesi aset sumber daya alam? Manfaatnya, perusahaan bisa mengetahui sisa aset yang dimiliki. Dengan data tersebut, perusahaan dapat membuat perencanaan kedepannya bagaimana mengoptimalkan aset yang tersisa.

Bagaimana Mencegah Kerugian Karena Deplesi?

Kerugian yang dimaksudkan disini bisa di konkretnya menjadi dua pihak: kerugian yang dialami alam dan umat manusia secara luas; kerugian yang dialami perusahaan. Metode penghitungan deplesi hadir sebagai data kontrol perusahaan kapan bisa mengeksploitasi alam, dan kapan waktunya berhenti dan memberi waktu pada alam untuk meregenerasi diri. Dalam metode deplesi, ada istilahnya stok ketersediaan dan flow. Stok adalah jumlah ketersediaan aset yang dikuasai, sedangkan flow bisa diartikan sebagai kemampuan alam meregenerasi diri untuk memperbarui aset. Pemanfaatan aset yang berlebihan dan sembarangan, akan merusak mekanisme stock dan flow. Besaran deplesi akan sangat tinggi dan kemampuan alam meregenerasi diri bisa habis. Namun jika eksploitasi aset dilakukan dengan cara yang benar, yakni berhenti sebelum stok aset kritis, maka kemampuan regenerasi diri alam, justru meningkat. Kuncinya, jumlah stok aset yang dibiarkan (tidak dihabiskan untuk dieksploitasi) masih lebih banyak dari aset yang sudah diambil. Penghitungan deplesi secara rutin tiap tahunnya, menjadi data kontrol yang berharga untuk mengetahui keadaan aset di alam. Data tersebut hendaknya dijadikan dasar untuk membuat kebijakan perusahaan yang bijaksana dalam memanfaatkan aset yang dimiliki. Tips untuk mencegah kerugian akibat deplesi, tidak lain terletak pada kedisiplinan menghitung nilai deplesi secara jujur dan merumuskan kebijakan yang bijaksana kapan harus berhenti dan lanjut dalam pemanfaatan asetnya.


You Might Also Like