Pandemi COVID-19 masih belum berakhir. Walau new normal telah diterapkan, aktivitas perekonomian tak bisa dikatakan pulih seutuhnya. Di tengah-tengah kondisi yang tak menentu seperti saat ini, sektor usaha diharapkan mampu untuk beradaptasi. Penyesuaian harus dilakukan sehingga bisnis bisa terus berjalan. Apalagi perusahaan manufaktur atau pabrik yang biasanya memproduksi ribuan barang dalam sehari.
Proses penyesuaian tentu harus sesegera mungkin dilakukan utamanya dari sisi perawatan mesin produksi. Selama masa pandemi, menjaga mesin produksi agar tetap optimal tentu sebuah keharusan. Jangan sampai, mesin jadi tidak terawat atau digunakan secara tidak optimal.
Dalam artikel berikut ini, terdapat 6 tips sederhana yang bisa diterapkan untuk tetap menjaga kualitas mesin produksi. Tips ini tentu akan sangat bermanfaat bagi perusahaan baik di tengah pandemi COVID-19 dan kebijakan New Normal. Yuk disimak!
Review Jadwal Perawatan
Tips pertama yang harus dicoba adalah melakukan review terhadap jadwal perawatan. Hal ini dilakukan agar jawal perawatan sebelum masa COVID diubah dan disesuaikan dengan kondisi pasar di masa COVID-19. Pada saat melakukan review, pergantian jadwal sangat mungkin terjadi. Ikutilah arah kebijakan perusahaan dan buat jadwal perawatan baru yang sesuai dengan kondisi pandemi saat ini.
Misalnya, dulu jadwal perawatan dilakukan setiap sabtu dan minggu karena permintaan produksi yang besar sehingga tak bisa dihentikan penggunaannya di hari kerja. Namun ketika pandemi, bisa saja perawatan dilakukan lebih intens untuk menjaga kualitas mesin yang mulai jarang dioperasikan. Adapun pertimbangan lain yang bisa dijadikan dasar dalam mereview jadwal perawatan sebelumnya seperti budget, jumlah permintaan, hingga kualitas mesin selama COVID-19.
Tersediakah Alat Cadangan Mesin?
Menyediakan alat cadangan atau spare part selama masa pandemi COVID-19 dan New Normal sangat penting. Kita semua tak tau bagaimana situasi kedepannya, perputaran barang juga tak bisa diprediksi sehingga menyediakan stock spare parts mesin patut diperhitungkan.
Bila perlu, miliki stock spare parts sebanyak mungkin untuk mesin produksi yang sering mengalami kerusakan. Jangan sampai, perusahaan tak mampu memperbaiki kerusakan pada mesin produksi karena spare parts yang langka atau semakin mahal. Buatlah daftar catatan spare parts untuk setiap mesin dan pikirkan spare part mana yang harus ditambah jumlahnya.
Pikirkan Komponen Praktis
Selama masa pandemi, permintaan pasar cenderung berkurang. Bukan hanya Indonesia, negara-negara lain juga mengalami kontraksi ekonomi secara masif. Tentu, hal ini akibat menurunnya daya beli masyarakat sehingga pabrik dan tempat mesin-mesin produksi mulai jarang digunakan. Maka dari itu, perusahaan harus mampu memilih komponen praktis, aman, dan baik untuk suasana kerja selama COVID-19.
Perusahaan harus memilih alat-alat yang mungkin; lebih hemat energi, lebih mudah untuk dirawat, atau lebih cocok dalam menyambut arah kebijakan perusahaan. Misalnya, perusahaan manufaktur makanan berusaha untuk menggaet pelanggan baru selama pandemi dengan mempercepat jumlah produksi. Mau tak mau, komponen produksi harus dibuat lebih praktis atau canggih agar bisa dikerjakan satu orang saja sehingga karyawan lain bisa fokus pada proses produksi yang lain.
Inspeksi Terencana dan Sistematis
Lakukan inspeksi terencana dan sistematis untuk memastikan kembali kualitas mesin dan mencegah kerusakan secara faktual. Perusahaan harus mendelegasikan tim yang secara periodik datang ke pabrik dan memastikan kondisi mesin produksi yang optimal. Walau harus tetap mengikuti protokol kesehatan, melakukan inspeksi langsung akan selalu lebih baik daripada memonitornya dari komputer saja.
Memeriksa mesin secara terencana dan terukur juga bisa mencegah kerusakan alat di tengah krisis akibat COVID. Umur mesin bisa lebih panjang dan dapat digunakan lebih lama. Tentunya, downtime pun dapat dihindari karena kerusakan mesin telah dimitigasi jauh-jauh hari.
Perbaikan Kecil atau Perbaikan Besar?
Selain tindakan perawatan dan pencegahan, perusahaan juga diharapkan mampu untuk menentukan skala perbaikan, baik perbaikan kecil atau perbaikan besar. Tentu, hal ini tak bisa diputuskan dengan segera, diperlukan pertimbangan matang agar biaya perbaikan tak membebani keuangan perusahaan. Aspek-aspek seperti arus kas di bulan mendatang, tingkat penjualan produk, dan skala kemampuan perusahaan dalam melakukan perbaikan patut dipertimbangkan.
Beberapa kegiatan dalam perbaikan kecil antara lain mengganti komponen mesin yang sudah tua, aus, atau tak bisa beroperasi sedikit. Sedangkan perbaikan besar mencakup pergantian beberapa komponen dengan suku cadang atau spare parts baru sehingga cenderung untuk meng-upgrade mesin produksi.
Namun, ingatlah bahwa perusahaan hanya perlu membuat mesin produksi bekerja secara optimal. Artinya, sesuai dengan apa yang terjadi di pasar. Memperbaiki mesin secara berlebihan di tengah kondisi perekonomian tidak menentu adalah sebuah kesalahan fatal. Biaya perbaikan bisa saja tak kembali karena kurangnya permintaan produk. Tetaplah terukur dan putuskan dengan alasan-alasan logis karena saat ini, hampir semua perusahaan sedang menerapkan pola efektif spending.
Pelatihan Operator
Tips yang terakhir adalah melakukan pelatihan yang lebih intensif pada operator mesin produksi. Sebelum masa pandemi berlangsung, tak jarang kerusakan mesin diakibatkan oleh human error operator mesin. Jangan sampai, hal serupa juga terjadi di saat pandemi berlangsung sehingga mesin produksi tak bekerja dengan maksimal.
Kerugian akibat human error sangat besar yang mana disebabkan oleh minimnya pengetahuan, kurangnya kemampuan adaptasi mesin produksi, hingga tak mengetahui bagian mana dari mesin yang harus diperhatikan. Selain itu, perusahaan juga bisa mulai memikirkan cara untuk meningkatkan kemampuan operator dalam menggunakan berbagai mesin produksi.
Misalnya, satu operator mengerti lebih dari 3 jenis mesin produksi sehingga mereka bisa bertanggung jawab terhadap tiga mesin sekaligus. Dengan begitu, pengaturan karyawan dalam mengurus mesin produksi bisa menjadi lebih efektif dan produktif khususnya selama masa pandemi.
Menjaga mesin produksi adalah langkah yang sangat krusial. Perusahaan harus benar-benar menjaga aset kunci dalam memproduksi barang dagang. Mesin yang tak terawat dan tidak optimal dapat berdampak buruk secara finansial maupun basis pelanggan. Makanya, sektor usaha diharapkan mampu untuk beradaptasi di tengah ketidakpastian.
Perusahaan bisa melakukan berbagai tips di atas untuk beradaptasi dalam aspek perawatan mesin. Mesin jadi mampu bekerja secara optimal dan bisa menghadapi perubahan selama pandemi COVID-19. Adapun beberapa tipsnya, mulai dari review ulang jadwal perawatan, inspeksi terencana, hingga melakukan pelatihan kepada operator agar siap dalam menghadapi situasi pandemik.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda, ya!