Tidak sedikit pelaku bisnis yang pasti masih asing dengan istilah Line Balancing. Istilah yang satu ini memang tidak terlalu sering di dengar dalam kesempatan umum, namun istilah Line Balancing sudah akrab bagi mereka yang memang menerapkan Line Balancing pada pekerjaan sehari-harinya.
Pada umumnya, Line Balancing digunakan pada proses produksi pada industri manufaktur dimana Line Balancing berperan besar dalam memastikan produksi yang dilakukan sesuai dengan target dan memberikan keuntungan lebih pada perusahaan. Tentunya setiap perusahaan ingin dapat mengurangi biaya produksinya dan mendapatkan keuntungan lebih. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan Line Balancing. Bisa dikatakan bahwa Line Balancing berguna untuk mengoptimalkan kepentingan industri secara signifikan. Oleh karena itu, akan sangat penting bagi perusahaan untuk memahami apa yang dimaksud dengan Line Balancing serta manfaatnya dengan lebih detail.
Line Balancing
Line Balancing atau yang diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti Penyeimbangan Lini merupakan suatu strategi produksi yang meliputi menyeimbangkan operator dan waktu pada mesin produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi yang dilakukan. Fungsi dari strategi Line Balancing ini adalah untuk membuat lini produksi yang cukup fleksibel agar dapat meminimalisir ketidakteraturan eksternal dan internal.
Setidaknya terdapat dua jenis Line Balancing pada proses produksi yang perlu diketahui, yaitu:
Static Balance
Jenis Line Balancing dengan jenis Static Balance mengacu pada perbedaan kapasitas jangka panjang selama beberapa jam atau lebih. Ketidakseimbangan statis akan menyebabkan kurangnya penggunaan mesin, tenaga kerja, dan juga workstation.
Dynamic Balance
Jenis Line Balancing dengan jenis Dynamic Balance ini merupakan kebalikan dari jenis Static Balance dimana jenis penyeimbangan lini dengan metode dinamis ini mengacu pada perbedaan kapasitas jangka pendek, seperti selama beberapa menit, atau paling banyak dalam hitungan jam. Pada umumnya, ketidakseimbangan dinamis muncul akibat adanya perubahan dalam pencampuran antara produk dengan variasi waktu pengerjaannya yang tidak terkait dengan penggabungan produksi atas produk yang berbeda.
Dengan kata lain, strategi Line Balancing biasanya digunakan untuk tujuan mengelompokkan fasilitas maupun tugas yang ada dan tenaga kerja dalam suatu pola yang lebih efisien agar dapat menghasilkan keseimbangan yang optimal atau paling potensial dari kapasitas dan aliran produksi pada proses perakitan. Tugas-tugas tersebut dikelompokkan sehingga total waktu yang digunakan untuk melakukan produksi lebih efisien dan mengurangi waktu kosong yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan lebih banyak lagi atau mengejar target dengan lebih cepat.
Untuk lini produksi tertentu, apabila waktu produksi sama persis dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu produk harus diproduksi untuk memenuhi permintaan pelanggan, disebut juga dengan Takt Time, maka lini produksi dianggap telah seimbang dengan sempurna. Jika tidak, sumber daya yang dimiliki harus dialokasikan kembali atau diatur ulang untuk menghilangkan atau meminimalisir kemacetan maupun kelebihan kapasitas. Dengan kata lain, jumlah pekerja dan mesin yang ditugaskan untuk setiap tugas yang harus diselesaikan pada lini produksi yang telah ditentukan harus diseimbangkan kembali agar perusahaan dapat memenuhi tingkat produksi yang optimal.
Manfaat dari Line Balancing
Setelah memahami apa yang dimaksud dengan Line Balancing serta jenis-jenisnya, Anda juga perlu mengetahui manfaat yang dihasilkan dari menerapkan strategi Line Balancing dalam proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Setidaknya ada empat manfaat yang bisa Anda dapatkan dari mengimplementasikan strategi Line Balancing pada proses produksi, yaitu :
Mengurangi pemborosan waktu
Pemborosan waktu merupakan salah satu dari 8 jenis limbah atau pemborosan yang sering ada pada industri manufaktur. Pemborosan waktu yang dimaksud disini mengacu pada waktu idle yang terjadi ketika operasional tidak disinkronkan sepenuhnya.
Misalnya, pemborosan waktu terjadi ketika operator menunggu bahan baku produksi yang diperlukan atau menunggu orang lain menyelesaikan tugasnya. Contoh lain dari pemborosan waktu juga terjadi ketika peralatan tidak beroperasi.
Penerapan strategi Line Balancing memastikan bahwa semua operator dan alat berat bekerja bersama secara seimbang. Tidak ada operator maupun mesin produksi yang dibebani secara berlebihan atau menganggur. Dengan meminimalisir waktu henti atas penggunaan mesin, Line Balancing dapat mengurangi pemborosan waktu yang seharusnya bisa dioptimalkan agar proses produksi bisa lebih efisien.
Mengurangi limbah persediaan
Limbah persediaan atau limbah inventaris merupakan salah satu dari pemborosan atau limbah yang sering terjadi pada industri manufaktur. Yang dimaksud dengan pemborosan persediaan atau limbah inventaris adalah ketidak efisienan dalam mengalokasikan modal yang dimiliki, seperti kelebihan bahan mentah, pekerjaan dalam proses atau barang yang belum jadi, dan barang jadi.
Strategi Line Balancing menyamakan standar produksi dimana hal ini dilakukan untuk mempermudah perusahaan dalam menghindari penumpukan atau kelebihan persediaan yang dimiliki. Dengan mengurangi waktu idle atau waktu kosong, line balancing memastikan bahwa ada pekerjaan minimum yang sedang berlangsung. Dan yang terakhir, dengan mendekatkan gap antara waktu produksi dengan waktu Takt, line balancing dapat menjamin pengiriman produk tepat waktu kepada pelanggan.
Menyerap penyimpangan internal dan eksternal
Manfaat selanjutnya dari penerapan strategi Line Balancing adalah mengurangi variasi dalam lini produksi yang dilakukan. Line Balancing memungkinkan untuk menghasilkan lini produksi yang seimbang, stabil dan cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan perubahan.
Misalnya, jika permintaan pelanggan berubah dalam hal perubahan waktu yang lebih cepat, maka proses produksi dapat diatur kembali dengan cepat dengan menggunakan line balancing. Penerapan strategi ini juga memungkinkan bagi perusahaan untuk memprediksi konsekuensi dari perubahan yang dibawa ke lini produksi tersebut. Karena dapat melakukan prediksi tersebut, perusahaan akan jauh lebih mudah untuk memodifikasi jalur untuk menyesuaikan laju produksi.
Mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keuntungan
Untuk dapat mengurangi biaya produksi berarti tenaga kerja dan mesin harus bisa bekerja dengan sinkronisasi yang sempurna agar waktu idle dapat berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali. Tentunya hal ini dikarenakan tidak ada operator yang dibayar untuk hanya berdiam diri ketika mereka bisa memproduksi sesuatu. Selain itu juga untuk dapat meningkatkan keuntungan, semua mesin yang dimiliki harus digunakan seoptimal mungkin. Singkat kata, tenaga kerja serta kapasitas mesin dalam memproduksi barang harus dimaksimalkan. Efisiensi proses produksi seperti inilah yang dapat mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan dan meningkatkan keuntungan yang didapat.