Feel Matcha: Food Waste Berkurang 50% Dengan Manajemen Inventory
Lacak turun-naik harga bahan baku setiap saat, profit jadi jelas.
40%
waktu pembukuan
dihemat
50%
food waste
berkurang
2x
lebih cepat dapatkan
laporan stok
Profil Feel Matcha
Feel Matcha didirikan tahun 2021 dengan model bisnis kafe yang menjual minuman dan makanan berbahan dasar matcha kualitas tinggi, asli dari Jepang. Feel Matcha kini beroperasi dengan 10 cabang di 6 kota di Indonesia, dan berencana untuk ekspansi ke kota-kota besar lain seperti Bali, Medan, dan Makassar.
Lokasi
Indonesia
Fitur Kunci
Industri
Sistem Sebelumnya
Pencatatan Manual
Masalah
Feel Matcha kesulitan melacak harga pokok penjualan/cost of goods sold (COGS), karena harga bahan baku yang naik-turun. Selama ini, Feel Matcha menggunakan aplikasi Point of Sales (POS) yang hanya bisa mencatat penjualan produk saja. Feel Matcha juga tidak bisa melacak berapa dan produk apa saja yang terbuang di setiap outlet.
Strategi
Untuk melacak biaya per unit (COGS), Feel Matcha menggunakan fitur Bill of Material dan Recipe. Biaya pembuatan setiap unit item bisa dilihat pergerakannya, sesuai dengan turun-naik harga bahan baku. Stok bahan baku juga otomatis terpotong sesuai pemakaian dengan fitur Recipe.
Feel Matcha memakai modul Inventory management untuk mencatat bahan baku dan produk jadi yang terbuang atau rusak. Inventory management ini juga mengelola stok di berbagai cabang bersamaan.
Supaya pembukuan lebih efisien, Feel Matcha menghubungkan Ukirama ERP dengan software POS. Feel Matcha memakai fitur Accounting dan Finance untuk mengakses laporan keuangan secara real time.
“Ukirama itu dari segi fitur lengkap, harga bersahabat, dan tim konsultannya sangat bertanggung jawab. Pokoknya mantap dan saya puas banget menggunakan Ukirama untuk Feel Matcha.”
Michael Wibisana
Co-Founder
Hasil
Setelah menghubungkan software POS dengan ERP, Feel Matcha bisa mengakses data penjualan setiap cabang kapan saja dan menghemat waktu pembukuan. Dengan fitur warehouse management, Feel Matcha sekarang bisa mengoptimalkan pendistribusian inventory dari masing-masing central kitchen, mengurangi jumlah produk yang terbuang hingga setengahnya. Perhitungan COGS jadi akurat, profit jadi jelas.