Apa itu Multi Level Marketing (MLM)? Bagaimana Ciri & Cara Kerjanya?

Apa_itu_Multi_Level_Marketing

Apa itu multi level marketing? Multi Level Marketing atau biasa disingkat MLM merupakan salah satu strategi pemasaran yang cukup populer di Indonesia. Berbagai perusahaan, baik yang berskala lokal, regional, nasional, maupun internasional banyak yang telah mempraktekkan sistem MLM ini untuk memasarkan produknya. Strategi MLM sering digunakan perusahaan karena dianggap menguntungkan bagi perusahaan. Selain itu bagi sebagian masyarakat, bisnis dengan sistem MLM pun terlihat sangat menggiurkan karena juga menjanjikan keuntungan besar dalam waktu yang relatif singkat untuknya. 

Pengertian Multi Level Marketing (MLM)

Multi Level Marketing (MLM) adalah sebuah pemasaran modern dengan mengusung konsep berjenjang berupa tingkatan level yang berisikan anggota upline (tingkat atas) dan anggota downline (tingkat bawah). Sistem ini pada dasarnya bertujuan untuk memasarkan produk dengan melibatkan konsumen atau pelanggan secara langsung sebagai agen/ mitra sehingga dapat meraih keuntungan bersama. Disini masyarakat konsumen tidak hanya dapat menikmati manfaat produk saja, tetapi juga manfaat finansial dalam bentuk insentif, hadiah, bahkan kepemilikan saham dari perusahaan yang dipromosikannya. Masyarakat konsumen yang mendaftar menjadi mitra atau member/ anggota nantinya berpotensi mendapatkan kompensasi atas penjualan yang dihasilkan.Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan keuntungan dari penjualan yang dihasilkan oleh anggota lain yang direkrutnya. Untuk anggota yang direkrut inilah yang disebut dengan anggota downline. Setiap member yang berhasil diajak dan bergabung dalam kelompoknya (downline), maka ia akan memberikan manfaat dan keuntungan kepada yang mengajaknya (upline). Oleh karena itu, jika ingin berhasil dan mendapatkan insentif berupa bonus dalam keanggotaan MLM ini, setiap anggota harus mengajak pihak lain untuk turut menjadi member juga. 

Ciri-ciri atau karakteristik bisnis MLM

Agar lebih mudah memahami tentang multi level marketing ini, ada baiknya kita mengetahui karakteristiknya berikut ini:

  • Ada produk (barang/ jasa untuk dijual)

Ciri-ciri dari bisnis dengan sistem MLM yang pertama adalah bisnis tersebut harus memiliki produk baik berupa barang maupun jasa untuk dijual. Produk yang biasa dijual pun merupakan produk yang berkualitas bagus atau tidak asal-asalan. Untuk diingat, apabila ada penawaran bisnis multi level marketing yang hanya mengandalkan uang saja tanpa adanya aktivitas penjualan produk maka bisnis tersebut perlu ditelusuri lebih lanjut karena terdapat indikasi sebagai penipuan belaka.

  • Anggota tidak bertindak sebagai pegawai dari perusahaan 

Dalam sistem MLM, anggota bukan merupakan karyawan atau pegawai dari perusahaan terkait. Akan tetapi mereka adalah individu yang mempromosikan dan merekrut individu lain pada jaringan distribusi yang dimilikinya untuk membantu perusahaan menjual produk.

  • Keikutsertaan dimulai dengan proses registrasi 

Untuk menjadi mitra/ member dari bisnis MLM, konsumen diharuskan melakukan registrasi yang mana biasanya biaya pendaftarannya setara dengan nilai barang yang diperoleh. Sehingga bisa dibilang biaya menjadi anggota perusahaan MLM tidaklah terlalu mahal.

  • Aktivitas penjualan produk tidak terikat oleh waktu dan metode tertentu

Setelah tergabung dalam keanggotaan, selanjutnya para member harus melakukan aktivitas penjualan produk perusahaan kepada calon konsumen. Bagaimana cara atau teknik penjualan yang dilakukan oleh para member biasanya tidak dibatasi. Member bisa memanfaatkan pemasaran secara online. Maupun menggunakan pendekatan secara langsung atau face-to-face untuk meyakinkan konsumen akan manfaat dan keuntungan produk. Sehingga calon konsumen bersedia membeli produk tersebut bahkan berkeinginan bergabung ke dalam jaringan kemitraan juga. 

  • Menggunakan konsep tingkatan level

Anggota di level atas (upline) akan menerima komisi dari setiap penjualan yang berhasil dilakukan oleh downline di jaringannya. Ini berarti semakin banyak downline yang dimiliki maka semakin banyak pula insentif/ bonus yang didapatkan oleh anggota upline.

  • Memiliki perhitungan nilai keuntungan yang jelas

Setiap anggota berhak menerima komisi keuntungan yang sama, tanpa dibeda-bedakan siapa orang yang bergabung pada masa-masa awal maupun belakangan. Keuntungan yang diperoleh anggota dihitung dengan sistem perhitungan yang jelas semata-mata berdasarkan usaha dalam menjual produk maupun menggaet anggota lain yang dilakukan secara pribadi maupun downline yang dimiliki.

Contoh multi level marketing

Misalnya PT Maju Jaya sebuah perusahaan yang memasarkan produk kecantikan dengan sistem Multi Level Marketing telah menjaring Anggun sebagai konsumen sekaligus anggota atau mitra agen yang direkrut langsung oleh tim marketing perusahaan. Kemudian Anggun selain sebagai anggota agen yang melakukan pemasaran dan penjualan produk, diharapkan pula dapat menjaring anggota-anggota baru untuk masuk ke dalam kelompok atau jaringannya.Setelah beberapa waktu Anggun berhasil merekrut Tasya dan Nita menjadi anggotanya. Selanjutnya Tasya dan Nita juga berusaha memperluas jaringannya. Dan Nita ternyata mampu merekrut Reni, Monica, dan Veranda. Begitupun juga Reni Monica dan Firanda akan berusaha pula untuk memperluas jaringannya dengan cara mencari anggota baru, begitu pun seterusnya. Dari perluasan dan pengembangan jaringan tersebut, Anggun akan memperoleh keuntungan berupa komisi baik berupa keuntungan langsung,  komisi rabat, komisi pengembangan grup dan bentuk keuntungan lain sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan. Jelasnya semakin banyak dan berkembangnya jaringan grup Anggun,  semakin besar pula komisi yang diperolehnya Anggun karena anggota grup yang berada di bawah Anggun akan memberi keuntungan kepada Anggun. Hal yang sama berlaku kepada anggota lain yang berhasil melakukan perekrutan anggota.

Keunggulan dan kelemahan bisnis dengan sistem MLM

Terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan bisnis dengan sistem MLM ini, antara lain yaitu:

Keunggulan bisnis MLM

  • Bisa mendatangkan pendapatan pasif bagi para anggota. Oleh karena itu, keanggotaan bisnis dengan sistem MLM ini seringkali dipenuhi oleh para ibu rumah tangga, mahasiswa, pensiunan, bahkan karyawan tetap yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan. 
  • Merupakan cara mudah menjalankan bisnis. Bergabung dengan model bisnis MLM memungkinkan kita bisa bekerja dengan kebebasan penuh. Tidak terikat oleh jam kerja yang boleh jadi membuat stress. Kita juga bisa bekerja dari mana saja, di depan komputer maupun mengunjungi orang-orang terdekat untuk melakukan penawaran produk. Selain itu juga dapat dijalankan segera setelah kita membeli produk sebagai pelanggan dengan biaya yang relatif terjangkau sehingga bisa dikatakan hanya membutuhkan sedikit investasi di awal.
  • MLM menawarkan peluang menjadi pengusaha sukses. Bisnis MLM juga sangat bermanfaat untuk melatih diri menjadi seorang pengusaha yang sukses. Bertemu orang baru dan calon anggota potensial setiap hari membantu mengasah keterampilan interpersonal dan komunikasi sehingga akan membentuk jiwa personal selling yang sangat kuat. Pada saat yang sama, ini juga dapat memperluas relasi bisnis yang boleh jadi dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kita sendiri masa yang akan datang.

Kelemahan bisnis MLM

  • Bagaimanapun juga member MLM bukanlah seorang pengusaha. Meskipun bergabung dengan bisnis MLM menawarkan fleksibilitas pekerjaan akan tetapi bagaimanapun juga anggota tetaplah hanya seorang pengikut yang ada pada suatu sistem hirarki perusahaan yang rumit dan kaku. Sehingga mau tidak mau anggota akan dikendalikan oleh suatu sistem yang sedang berlaku saat itu dan mengikuti kemungkinan perubahan sistem baru yang diberlakukan oleh perusahaan.
  • Tingkat kesuksesan yang sulit dicapai. Pada akhirnya MLM adalah tentang pemasaran berbasi network/ jaringan. Tidak dapat dipungkiri sangat sedikit yang akan berhasil dengan pemasaran jaringan. Kita perlu mendedikasikan waktu uang dan berpartisipasi penuh adalah memahami model bisnis jika kita benar-benar baru di MLM. Ditambah model bisnis MLM yang sempat menjadi kontroversi di Indonesia yakni maraknya penipuan MLM dan skema Ponzi. Menjadikan sebagian orang akan berpikir ulang kali jika mendapatkan penawaran tentang bisnis ini.
  • Memberikan efek negatif pada sektor riil. Ketika sudah banyak orang yang tergiur dengan MLM, maka hal ini dapat membuat seluruh kegiatan pada sektor riil akan terganggu. Hal ini dikarenakan uang yang ada pada MLM hanya berputar pada ruang lingkup perusahaan tersebut saja. Lantas, sudah pasti produktivitas masyarakat untuk bekerja keras akan berkurang.

Kesimpulan

Multi level marketing atau MLM bisa dikatakan sebagai strategi bisnis yang menggandeng masyarakat konsumen untuk turut menjadi agen atau mitra pemasar perusahaan dengan komisi yang didapatkan merupakan hasil dari penjualan produk secara individu sekaligus dari perekrutan anggota baru. Anggota yang berhasil merekrut anggota baru disebut sebagai upline sedangkan anggota baru yang direkrut disebut dengan downline. Keuntungan yang besar dapat diraih ketika memiliki downline yang banyak karena setiap hasil penjualan yang dilakukan downline akan berimbas pula pada peningkatan komisi/ bonus uplinenya.Meskipun bisnis ini terbilang cukup menggiurkan, akan tetapi kita perlu memilah dengan cermat mana bisnis MLM yang legal dan mana yang terindikasi sebagai penipuan. Mengingat, dalam beberapa tahun terakhir banyak sekali kasus bisnis MLM bodong di Indonesia. Sekian, semoga bermanfaat!


You Might Also Like