Cara dan Contoh Membuat Jurnal Penjualan Tunai dan Kredit Untuk Perusahaan Dagang

cara-dan-contoh-membuat-jurnal-penjualan-tunai-dan-kredit-untuk-perusahaan-dagang

Transaksi penjualan dan pembelian tidak terlepas dalam kehidupan sehari-hari. Sejak kita bangun dari tidur hingga tidur kembali, seakan nyaris bersentuhan dengan aktivitas jual beli.Saat kita berperan sebagai penjual, bisa jadi kita sedang menjual skill dan kemampuan kita, menjual barang dan jasa kita, atau menjualkan barang dan jasa orang lain. Namun disisi lain, kita pun berperan sebagai pembeli. Pembeli barang dan jasa kebutuhan kita, keluarga kita, atau membeli barang dan jasa untuk dijual kembali. Demikian juga dengan perusahaan. Mereka tidak terlepas dari 2 aktivitas tersebut.Suatu saat perusahaan berperan sebagai pembeli barang atau jasa untuk memenuhi keperluan sendiri atau sebagai bahan baku, bahan pembantu untuk proses produksinya. Semakin banyak dan rumit transaksi tersebut, sehingga memerlukan sistem pencatatan yang baik.Dan sistem pencatatan tersebut kita kenal sebagai sistem akuntansi. Sistem itu terus bergulir dari waktu ke waktu sehingga membentuk suatu siklus yang disebut siklus akuntansi. Dan pada kesempatan kali ini, kita akan membahas secara tuntas tentang sistem pencatatan penjualan dan pembelian dalam siklus akuntansi perusahaan dagang.Bagaimana Cara dan contoh membuat jurnal penjualan tunai dan kredit untuk perusahaan dagang? Mari kita simak sama sama.

Transaksi dan Jurnal Penjualan

Biasanya Transaksi penjualan dicatat kedalam akun-akun dengan menggunakan aturan debit dan kredit. Transaksi  poin jurnal khusus dapat dimasukkan atau dicatat dan diposting ke akun-akun secara elektronik.

Penjualan Tunai

Perusahaan dapat menjual barang secara tunai maupun kredit. Penjualan dengan cara tunai biasanya memasukkan sejumlah nominal ke mesin kasir dan dicatat dalam akun-akun. Perhatikan contoh sebagai ilustrasi, diasumsikan bahwa pada tanggal 01 Juli 2018, PT Barokah Abadi menjual barang seharga Rp 2.800.000.Transaksi penjualan ini dapat dicatat sebagai berikut:(Debet) Kas  = Rp 2.800.000(Kredit) Penjualan = Rp 2.800.000Jika menggunakan sistem persediaan perpetual, harga pokok penjualan dan pengurangan jumlah persediaan juga wajib untuk dicatat. Dengan begini, akun yang memuat tentang jumlah persediaan akan menunjukkan jumlah persediaan yang ada namun belum terjual.Sebagai ilustrasi, diasumsikan bahwa harga pokok penjualan pada tanggal 5 Juli 2018 adalah Rp 1.200.000.Poin jurnal untuk mencatat harga pokok penjualan dan pengurangan dalam persediaan adalah sebagai berikut:(Debit) Harga Pokok Penjualan = Rp 1.200.000(Kredit) Persediaan = Rp 1.200.000Dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya pemilik kartu kredit di Indonesia, sebagian besar penjualan ritel dilakukan dengan menggunakan kartu kredit, seperti Master Card atau Visa.

Bagaimana peritel mencatat penjualan yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit?

Penjualan seperti ini dicatat sebagai penjualan tunai karena peritel biasanya menerima pembayaran beberapa saat setelah terjadi penjualan. Penjualan atau pembayaran yang menggunakan kartu kredit akan diproses oleh sebuah badan clearing yang menghubungi bank pemilik kartu kredit, misalnya BRI, Bank Danamon, dan lain lain. Bank inilah yang akan mentransfer uang tunai hasil penjualan secara elektronik ke rekening bank peritel.Jadi, jika pelanggan membayar tunai maupun menggunakan kartu kredit untuk membayar pembelanjaannya, penjualan akan dicatat seperti ditunjukkan di atas.Beban pemrosesan yang dikenakan oleh bank penerbit kartu kredit, yang besarnya berkisar antara 2-3% dari angka transaksi penjualan, akan dicatat secara periodik seperti ditunjukkan berikut ini:(Debet) Beban kartu kredit = Rp 40.000(Kredit) Kas = Rp 40.000

Penjualan Kredit

Perusahaan dapat menjual barang secara kredit. Penjual mencatat penjualan sebagai debit pada Piutang Usaha/Piutang Dagang dan kredit pada Penjualan.Contoh poin jurnal untuk penjualan secara kredit senilai Rp 510.000 dan harga pokok penjualan adalah Rp 280.000 untuk PT Barokah Abadi adalah sebagai berikut:(Debit) Piutang Usaha = Rp 510.000(Kredit) Penjualan = Rp 510.000(Debit) Harga Pokok Penjualan = Rp 280.000(Kredit) Persediaan = Rp 280.000

Transaksi dan Jurnal Pembelian

Kebanyakan peritel dan banyak perusahaan dagang kecil banyak menggunakan sistem persediaan perpetual komputerisasi.Perhatikan contoh berikut:Pada tanggal 3 Juni 2018, PT Barokah Abadi membeli barang dari Toko Laris Manis senilai Rp 2.510.000 secara tunai.Dalam sistem ini, pembelian barang secara tunai dicatat sebagai berikut:(Debit) Persediaan = Rp 2.510.000(Kredit) Kas = Rp 2.510.000Sedangkan pembelian barang secara kredit dicatat sebagai berikut:Perhatikan contoh berikut:Pada tanggal 4 Juni 2018, PT Barokah Abadi membeli barang dari Toko Tomas Jaya senilai Rp 9.250.000 secara kredit.Pencatatan atas transaksi tersebut adalah:(Debit) Persediaan = Rp 9.250.000(Kredit) Utang Usaha = Rp 9.250.000Itu tadi bagaimana Cara dan contoh membuat jurnal penjualan tunai dan kredit untuk perusahaan dagang yang bisa Anda terapkan dalam usaha anda. Semoga Bermanfaat.


You Might Also Like