Contoh Cara Membuat Jurnal Penutup Perusahaan Dagang

contoh_cara_membuat_jurnal_penutup_perusahaan_dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan bisnisnya dilakukan dengan melakukan pembelian, penyimpanan, dan menjual kembali barang dagangan dengan tidak melakukan penambahan nilai dari barang tersebut.Perusahaan dagang juga perlu melakukan kegiatan akuntansi, salah satunya jurnal penutup yang dibuat di akhir siklus akuntansi. Dalam perusahaan dagang, jurnal penutup berfungsi sebagai laporan laba ditahan agar saldo yang dilaporkan dalam neraca dan laporan laba sesuai dengan saldo akhir laba yang terdapat pada buku besar.Pembuatan jurnal penutup sangatlah penting dalam sebuah siklus akuntansi perusahaan dagang. Pembuatan jurnal penutup memiliki beberapa tujuan utama, diantaranya:

  1. Menutup saldo yang terdapat pada perkiraan sementara, sehingga menjadi 0 (nol).
  2. Membuat jumlah pada saldo akun modal sesuai dengan keadaan pada akhir periode, sehingga menjadi sama dengan yang dilaporkan di neraca.
  3. Memisahkan transaksi akun pendapatan dan beban periode tersebut dengan transaksi pendapatan dan beban pada periode selanjutnya.
  4. Menyiapkan neraca awal untuk periode berikutnya.
  5. Mempermudah proses audit jika diperlukan.
  6. Memberikan informasi keuangan perusahaan yang setelah dibuatnya jurnal penutup mulai dari harta, kewajiban dan ekuitas.

Metode Pembuatan Jurnal Penutup Perusahaan Dagang

Secara umum ada dua metode yang bisa digunakan untuk membuat jurnal penutup perusahaan dagang, yaitu metode periodik dan metode perpetual.

  1. Metode Periodik

Metode periodik lebih sering digunakan oleh perusahaan dagang yang menjual barang dengan harga murah. Pada metode ini, alur keluar masuk barang dagangan tidak dicatat. Ciri khas lainnya dari metode ini adalah waktu pencatatan yang hanya dilakukan di akhir periode. Karena pencatatan yang hanya dilakukan di akhir periode saja, pencatatan jurnal penutupan perusahaan dagang dengan metode periodik memiliki kekurangan. Admin tidak bisa mengetahui berapa jumlah persediaan barang yang ada sewaktu-waktu karena tidak adanya pencatatan pada debit transaksi pembelian barang, maupun di kredit transaksi penjualan barang. Perhitungan jumlah persediaan hanya bisa dilakukan dengan menyesuaikan jumlah barang yang ada pada proses periode melalui perhitungan fisik. Karenanya, sangat sulit bila metode ini digunakan oleh perusahaan berskala besar dengan arus keluar-masuk barang yang tinggi. Untuk membuat jurnal penutupan menggunakan metode periodik, pencatatan akun pembelian dilakukan pada debit transaksi pembelian barang. Sedangkan akun penjualan dicatat pada kredit transaksi penjualan. Pencatatan akun harga pokok penjualan juga tidak dilakukan dalam metode periodik. 

  1. Metode Perpetual

Metode periodik biasanya digunakan perusahaan dagang yang menjual barang dengan harga cukup mahal. Namun dalam penerapanya, metode ini sangat jarang dilakukan. Pada metode ini, pencatatan dilakukan secara terperinci dan terus menerus pada semua transaksi. Dampaknya, pencatatan menjadi lebih detail dan rumit. Keuntungannya adalah jumlah persediaan barang bisa diketahui sepanjang masa pencatatan dilakukan. selain itu, tingkat keakuratannya juga lebih tinggi ketimbang pencatatan dengan metode periodik. Pada metode perpetual, transaksi pembelian dicatat dengan mendebit akun persediaan barang sesuai harga beli. Sedangkan transaksi penjualan  dicatat dengan mengkredit akun persediaan barang sesuai harga pokoknya. 

Cara Membuat Jurnal Penutup

Terdapat empat akun yang memerlukan jurnal penutup, yaitu akun pendapatan, beban, laba/rugi, dan prive. Namun, jurnal penutupan yang dibuat setiap perusahaan bisa berbeda satu dengan lainnya.Perbedaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh bentuk perusahaannya, apakah bersifat perseorangan, firma, CV, atau PT. Penyebabnya adalah perbedaan struktur modal antara satu bentuk badan usaha dengan badan usaha lainnya. Berikut langkah-langkah rinci membuat jurnal penutup pada perusahaan dagang:

  1. Menutup Akun Pendapatan Dengan Saldo Kredit

Langkah pertama, Anda perlu menutup akun pendapatan  dengan menggunakan saldo kredit dengan cara memindahkan ke rekening laba/rugi. Pendapatan yang dimaksud bisa berupa pendapatan yang berhubungan secara langsung dengan kegiatan usaha maupun tidak langsung. Sebagai contoh, misalkan sebuah perusahaan pada bulan Mei memiliki pendapatan dari penjualan barang sebesar Rp 50.000.000. selain itu, perusahaan juga mendapat pembayaran sewa sebesar Rp 2.500.000. Bila dicatatkan, maka menjadi seperti berikut:

TanggalAkunDebitKredit
31 Mei 2020PendapatanRp 50.000.000
Pendapatan sewaRp   2.500.000
Ikhtisar Laba/RugiRp. 52.500.000

 

  1. Menutup Akun Beban Dengan Saldo Debit

Berikutnya, lakukan penutupan akun beban dengan saldo debit. Saldo beban yang ditutup termasuk saldo beban yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha dan beban lain-lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha. Penutupan dilakukan dengan memindahkan rekening akun beban ke ikhtisar laba/rugi.  Contohnya adalah sebagai berikut:

TanggalAkunDebitKredit
31 Mei 2020Ikhtisar Laba/RugiRp. 12.500.000
 Diskon PenjualanRp 500.000
Beban GajiRp 10.000.000
Beban IklanRp 2.000.000

 

  1. Menutup Saldo Akun Ikhtisar Laba Rugi

Penutupan saldo akun ikhtisar laba/rugi dilakukan dengan cara memindahkan saldo akun ikhtisar laba/rugi ke akun modal. Pada tahap ini, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu mengalami laba atau rugi.Bila perusahaan mengalami laba, maka pencatatan akun ikhtisar laba/rugi didebit, sedangkan pencatatan akun modal di kredit. Contohnya sebagai berikut:

TanggalAkunDebitKredit
31 Mei 2020Ikhtisar Laba/RugiRp 40.000.000
ModalRp. 40.000.000

Kebalikannya, bila perusahaan mengalami kerugian maka pencatatan akun ikhtisar laba/rugi di kredit, sedangkan pencatatan akun modal di debit. Contohnya sebagai berikut:

TanggalAkunDebitKredit
31 Mei 2020Modal Rp 5.000.000
Ikhtisar Laba/RugiRp. 5.000.000
  1. Menutup Akun Penarikan oleh Pemilik

Terakhir, Anda tinggal melakukan penutupan akun prive / penarikan yang dilakukan oleh pemilik pada akun modal pemilik. Biasanya, ini hanya dilakukan pada perusahaan skala kecil saja. pencatatanya adalah dengan memindahkan akun prive ke akun modal. contohnya adalah sebagai berikut:

TanggalAkunDebitKredit
31 Mei 2020ModalRp 10.000.000
PriveRp. 10.000.000

 Setelah 4 langkah tersebut dilakukan, maka akan didapatkan laba bersih ataupun kerugian bersih yang dialami perusahaan pada periode yang sedang berjalan. Apabila contoh-contoh di atas digabungkan, maka secara utuh catatan jurnal penutupan perusahaan dagang akan tercipta seperti  dibawah:

Akun Ikhtisar Laba RugiSaldo
TanggalAkunRef. PostDebitKreditDebitKredit
31 Mei 2020PendapatanRp. 52.500.000Rp. 52.500.000
BebanRp. 12.500.000Rp. 40.000.000
Laba BersihRp 40.000.000

You Might Also Like