Aset perusahaan adalah salah satu elemen dalam neraca yang mana memberikan informasi keuangan seputar perusahaan. Aset perusahaan bisa dalam bentuk kas, barang, atau bangunan. Aset dapat mempresentasikan bagaimana perusahaan kedepannya, potensi apa yang dimiliki baik fisik dan non-fisik, sekaligus menilai ketahanan perusahaan di masa depan.Dalam bentuk kas, aset perusahaan bisa berupa deposito hingga saham. Dalam bentuk barang, perusahaan bisa memiliki berbagai perlengkapan, peralatan, hingga inventori. Sedangkan dalam bangunan, perusahaan bisa memiliki aset berupa gedung, tanah, gudang, pabrik, dan lain-lainnya. Kepemilikan aset menjadi sangat penting dan sumbernya tidaklah terbatas.Menurut Financial Accounting Standards Board (FASB), aset diartikan sebagai segala kepemilikan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi saat ini dan di masa depan yang mana dikuasai oleh perusahaan itu sendiri. Aset dikuasai atau dimiliki karena terjadinya transaksi atau kejadian sah seperti penyerahan harta di masa lalu.Maka dari itu, dapat disimpulkan bawah sebuah aset haruslah memiliki tiga karakteristik utama yaitu bermanfaat secara ekonomi, dikuasai oleh sebuah perusahaan atau entitas secara resmi dan sah, serta dimiliki karena transaksi di masa lalu. Selain karakteristik utama, sebuah aset juga memiliki beberapa karakteristik lain yaitu melibatkan biaya, berwujud, bisa ditukarkan, bisa dipisahkan, serta berkekuatan hukum.Dari karakteristik tersebut, ternyata, barang jual atau selling item yang dimiliki perusahaan juga bisa dipindahkan menjadi aset. Walau jarang dilakukan, beberapa perusahaan mengubah barang jualnya menjadi aset dengan alasan-alasan tertentu. Dalam artikel berikut ini, terdapat 6 cara mengatur barang jual menjadi aset perusahaan serta contoh sederhananya. Yuk, disimak!
6 Cara Mengatur Aset dari Barang Jual
Identifikasi Barang Jualan
Dalam mengatur barang jual menjadi aset perusahaan, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengidentifikasi barang jualan. Ketahuilah nilai mereka dan kategorikan secara rapi. Kategori yang dimaksud adalah apakah barang jual masuk dalam produk teknologi, kendaraan, furniture, peralatan, atau masuk ke lahan bangunan. Dengan mengkategorikan barang jual yang hendak dijadikan aset, Anda bisa mengetahui lebih dalam bagaimana barang jual tersebut akan dimanfaatkan nantinya.
Ketahui Nilainya
Setelah mengkategorikan barang jual, hal selanjutnya adalah membuat penilaian dari masing-masing barang. Bukan hanya dari harga pembelian, tapi dari nilai yang ditawarkan oleh barang tersebut terhadap perusahaan serta seberapa signifikan barang tersebut bila bisa diakui sebagai aset.Selain itu, Anda juga bisa menilainya dari harga di pasar dengan jenis produk yang sama sehingga tidak membandingkannya dengan harga saat pembelian. Tak jarang perusahaan yang awalnya menjual laptop, kini menjadikan laptop-laptop tersebut sebagai aset kantor.Bukan hanya manfaat, laptop tersebut dianggap lebih bermanfaat bila digunakan oleh perusahaan itu sendiri. Ada banyak hal, bisa saja karena over-order atau memang kebutuhan yang mendesak.
Catat Barang Jual yang Potensial
Setelah mengetahui nilai dari masing-masing barang jual, saatnya untuk membuat skala prioritas. Ini adalah cara yang tepat untuk mengatur barang jual menjadi aset perusahaan secara lebih efektif.Buatlah skala prioritas berdasarkan beberapa skala pertimbangan, seperti yang paling potensial di masa depan, yang paling berharga, hingga yang paling berpengaruh terhadap balance sheet perusahaan. Dengan membuat daftar tersebut, Anda bisa melihat barang jual mana yang paling cocok untuk dijadikan aset daripada tetap menjualnya.
Insure Mereka!
Setelah mendapatkan calon aset yang potensial, asuransikanlah mereka. Hal ini karena aset menjadi kunci penting dalam kelancaran usaha. Contohnya adalah asuransi aset properti yang bisa melindungi segala kerusakan sekaligus ganti rugi bila terjadi sesuatu di masa depan.Bahkan, aset kendaraan juga harus Anda asuransikan lho! Walau akan muncul biaya baru, mempertimbangkan asuransi adalah salah satu keputusan yang tepat untuk mengalihkan risiko ke pihak ketiga.
Kalkulasikan Penyusutannya
Cara selanjutnya adalah dengan menghitung penyusutan. Hitunglah penyusutan bulanannya agar ketika aset tersebut hendak dijual kembali, Anda bisa memperkirakan harga jual serta margin keuntungan yang diinginkan. Memilih metode penyusutan juga sangat menentukan, tergantung dari jenis barangnya.Maka dari itu memperhitungkan besaran penyusutan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Salah satu contoh caranya adalah dengan membuat jadwal penyusutan. Misalnya, peralatan atau perlengkapan ditentukan masa manfaatnya selama 5 tahun, lalu properti 10 tahun, dan gedung hingga 20 tahun.
Tetap Jual atau Jadikan Aset?
Mengatur barang jual menjadi aset perusahaan memanglah keputusan yang jarang dilakukan. Akan tetapi, agar pengaturan menjadi lebih efektif, Anda harus tahu kapan aset tersebut hendak dijual kembali. Hal ini sangat bergantung dari pemilihan barang jual yang hendak dijadikan aset.Mengetahui nilai potensialnya di masa depan akan sangat bermanfaat sebagai dasar pertimbangan tahap ini. Setiap perusahaan harus siap untuk menjual asetnya baik saat penggantian aset baru atau karena likuidasi perusahaan.