banner iklan

Inilah Tahapan Menyusun Laporan Keuangan yang Baik

inilah_tahapan_menyusun_laporan_keuangan_yang_baik

Laporan keuangan adalah proses pencatatan aktivitas keuangan guna menginformasikan posisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu. Periode ini tergantung dari kebijakan perusahaan. Ada yang membuat laporan keuangan dalam periode bulanan, triwulan dan juga satu tahun.  Laporan keuangan yang baik akan menginformasikan hal-hal seperti berikut:

  1. Kegiatan usaha dalam satu periode yang dilaporkan mengalami untung atau justru rugi
  2. Kondisi dan perubahan modal yang dimiliki perusahaan
  3. Aset yang dimiliki perusahaan tersebut bersumber dari milik perusahaan (modal) atau dari pinjaman
  4. Siklus transaksi atau kas perusahaan
  5. Jika ada catatan-catatan khusus dalam pembuatan laporan keuangan

Berikut ini adalah hal-hal penting yang perlu dilakukan sebelum menyusun laporan Keuangan:

  1. Melakukan pengkajian terhadap Buku Besar. Informasi yang tersaji terkait nomor akun, nama akun, saldo akhir, penempatan posisi debit-kredit sudah benar atau perlu koreksi.
  2. Melakukan pengecekan terhadap transaksi-transaksi yang terjadi. Apakah ada yang salah catat atau terlewatkan. Membuat jurnal penyesuaian terhadap akun-akun yang tidak sesuai antara kondisi riil dan catatan, baik karena kekeliruan atau yang terlewatkan.
  3. Untuk alternatif yang lebih mudah, dapat dibuat neraca saldo (neraca lajur) dalam membuat laporan keuangan. Bersifat opsional karena dari informasi di Buku Besar dan juga Jurnal Penyesuaian sebenarnya sudah bisa sebagai pijakan dalam membuat laporan keuangan tanpa membuat neraca saldo, sehingga tahapan ini tidak harus dilakukan.

Jenis Laporan Keuangan

  • Laporan Laba Rugi

Prinsip dari laporan laba-rugi adalah menghitung total pendapatan serta total seluruh pembiayaan atau beban dalam periode tersebut.Hasil laporan dikatakan laba jika dari hasil perhitungan total pendapatan lebih besar dibandingkan dengan total beban yang dikeluarkan.Hasil laporan dikatakan rugi jika dari hasil perhitungan pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan total beban yang dikeluarkanTahapan menyusun Laporan Laba Rugi

  1. Membuat halaman pembuatan laporan dengan format Nama Perusahaan, judul Laporan Laba Rugi, dan periode pembuatan laporan pada bagian atas.
  2. Mencatat semua transaksi pendapatan. Baik yang bersumber dari pendapatan utama usaha, pendapatan bunga bank, dan pendapatan lain-lain.
  3. Setelah semua pendapatan dicatat dan dihitung, selanjutnya mencatat seluruh biaya/beban yang dikeluarkan. Pembiayaan ini berasal dari keluarnya barang dagangan, biaya operasional seperti gaji karyawan, beban ansuransi, beban listrik, beban sewa tempat, dan biaya lain-lain. 
  • Laporan Perubahan Modal

Dengan adanya laporan perubahan modal akan diketahui posisi modal yang dimiliki oleh perusahaan. Setiap periode pelaporan, jumlahnya akan berubah-ubah. Kondisi ini terjadi karena aktivitas usaha terkadang mengalami untung atau malah sebaliknya.Tahapan menyusun laporan perubahan modal

  1. Membuat halaman laporan perubahan modal dengan format Nama Perusahaan, judul Laporan Perubahan Modal/Ekuitas, periode pencatatan pada bagian atas 
  2. Mendaftarkan seluruh modal awal periode sebelum pencatatan. 
  3. Memasukkan hasil akhir dari Laporan Laba Rugi. Jika hasil laporan mengalami laba maka akan ditambah dengan modal awal. Jika hasil laporan rugi maka akan mengurangi modal.
  4. Jika ada pengambilan pribadi oleh pemilik (prive), maka modal yang dimiliki akan dikurangi sejumlah prive. 
  • Laporan Neraca

Laporan Neraca akan memberikan informasi terkait posisi aset dan sumber aset. Apakah aset yang dimiliki bersumber dari modal perusahaan atau dari hasil utang yang dimiliki perusahaan.Tahapan menyusun laporan neraca

  1. Membuat halaman neraca dengan format Nama Perusahaan, judul laporan Neraca dan juga periode laporan. Dalam membuat format neraca bisa membuat secara vertikal yaitu posisi aset di atas, kemudian diikuti dengan pencatatan modal serta utang di bawah. Selain 
  2. Mencatat seluruh aset yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam mencatat seluruh aset dimulai dengan aset lancar seperti Kas, Piutang, Persediaan Barang Dagang, Perlengkapan, dan lain-lain. Kemudian aset tidak lancar seperti Peralatan, Kendaraan, Inventaris Gedung, Tanah yang sudah dikonversikan dalam nominal. Setelah seluruh aset lancar dan tidak lancar dicatat, dilakukan penjumlahan seluruh nilai aset.
  3. Mencatat seluruh utang yang dimiliki oleh perusahaan. Sebagaimana dalam mencatat aset yang dibagi dalam lancar dan tidak, pencatatan utang pun demikian.

Utang lancar adalah utang yang jatuh temponya kurang dari satu periode atau satu tahun. Bentuk dari utang lancar biasanya utang dagang atau utang pada perorangan yang digunakan untuk usaha. Sedangkan utang tidak lancar adalah utang yang jatuh tempo pembayarannya lebih dari satu tahun. Biasanya adalah utang pada pihak bank. 

  1. Mencatat seluruh modal yang dimiliki oleh perusahaan. Modal ini bisa berasal dari setoran awal perusahan, laba ditahan atau saham perusahaan.
  2. Menjumlahkan seluruh total Utang  dan total modal. Hasil dari dari penjumlahan ini nantinya dibandingkan dengan hasil keseluruhan aset. Apabila diperoleh hasil yang sama, maka potensi besarnya laporan neraca yang dibuat telah benar.
  • Laporan Arus Kas

Pada laporan ini akan didapatkan informasi terkait transaksi yang melibatkan kas. Umumnya adalah transaksi-transaksi yang terjadi secara tunai. Kas dibagi menjadi dua, yaitu kas di tangan (yang berada dalam penyimpanan bendahara perusahaan) atau kas pada Bank (selama uang yang disimpan di bank untuk operasional perusahaan).Tahapan dalam penyusunan arus kas

  1. Membuat halaman untuk mencatat arus kas dengan format Nama Perusahaan, judul Arus Kas dan periode pencatatan.
  2. Mencatat selurus transaksi kas karena operasional usaha. Seperti pendapatan dan biaya yang dilakukan secara tunai. Pembayaran utang dan penerimaan piutang usaha. Pembelian barang baku/persediaan barang dagang.
  3. Mencatat seluruh transaksi yang diakibatkan oleh aktivitas investasi. Pencatatan ini akan terjadi jika perusahaan melakukan pembelian atau penjualan yang berkaitan dengan aktiva tetap. Misalnya membeli atau menjual peralatan, kendaraan operasional usaha, lahan untuk usaha.
  4. Mencataan seluruh transaksi untuk aktivitas pendanaan. Pencatatan ini terjadi jika perusahaan menjual surat obligasi atau bisa juga melakukan pelunasan utang jangka panjang pada bank.
  • Catatan atas laporan keuangan

Laporan ini bersifat tambahan dan dibuat karena ada kondisi khusus/kontekstual perusahaan yang hendak disampaikan pada pembaca laporan keuangan.Umumnya informasi yang disampaikan dalam catatan atas laporan keuangan yaitu:

  1. Informasi terkait kondisi utang-piutang usaha, masa berlangsung perusahaan atau keterangan terhadap angka atau nominal yang tertera.
  2. Informasi mengenai kebijakan fiskal, kondisi ekonomi makro, SAK yang digunakan serta alasan yang tidak dapat dibaca dari lapiran keuangan terkait tercapai/tidaknya target perusahaan.

You Might Also Like