Tidak dipungkiri, sektor industri merupakan salah satu roda penggerak perekonomian Indonesia. Sektor Industri juga menjadi salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Karenanya, sektor industri bisa dikatakan sebagai salah satu titik vital bagi kemajuan perekonomian Indonesia.Sebagai salah satu elemen dalam roda perekonomian, sektor industri juga menghadapi ancaman ketidakpastian ekonomi. Apalagi di tengah suasana krisis yang penuh dengan ketidakpastian seperti sekarang ini. Ancaman kemunduran sektor Industri tersebut dikenal sebagai deindustrialisasi.
Definisi Deindustrialisasi
Deindustrialisasi merupakan sebuah fenomena dimana terjadi penurunan produktivitas sektor manufaktur. Lebih lanjut, penurunan tingkat produksi tersebut mengakibatkan menurunnya nilai tambah riil dari sektor manufaktur terhadap pendapatan nasional. Menurut International Monetary Fund, deindustrialisasi juga berdampak pada penurunan persentase jumlah pekerja di sektor manufaktur jika dibandingkan terhadap total pekerja nasional.Deindustrialisasi memberikan permasalahan yang cukup serius pada perekonomian nasional. Penurunan jumlah pekerja di sektor industri sangat berpotensi mengakibatkan melemahnya daya beli masyarakat. Bila dibiarkan, kondisi tersebut akan memperparah kondisi negara yang secara pemasukan berkurang karena produksi industri manufaktur yang rendah.Misalnya, suatu negara dengan nilai rasio produktivitas perekonomian 7% membutuhkan investasi sebesar 7% dari GDP (Gross Domestic Product) untuk menaikan 1% GDP. Karenanya, semakin tinggi nilai rasio produktivitas perekonomian menggambarkan semakin memburuknya perekonomian suatu negara.Selain itu, neraca ekspor-impor produk manufaktur juga bisa menjadi indikator terjadinya deindustrialisasi suatu negara.Jenis-Jenis Deindustrialisasi
Menurut Rowthorn dan Wells, deindustrialisasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu deindustrialisasi positif dan deindustrialisasi negatif. Berikut perbedaan keduanya:- Deindusitrialisasi positif
Deindustrialisasi merupakan kondisi berhenti berkembangnya sektor industri nasional karena pembangunan ekonomi yang sudah mencapai puncak/dewasa. Hal ini berakibat pada berkurangnya ruang sektor industri untuk tumbuh.Karenanya, deindustrialisasi cenderung tidak membahayakan kesehatan ekonomi suatu negara. Bahkan, deindustrialisasi positif mampu meningkatnya pendapatan dan membuka lapangan kerja baru yang luas sehingga mengurangi pengangguran nasional.
- Deindustrialisasi negatif
Berkebalikan dengan deindustrialisasi positif, deindustrialisasi negatif merupakan kondisi yang terjadi karena terjadinya ketidakseimbangan struktural perekonomian sehingga mencegah pertumbuhan full employment pada suatu negara. Hal tersebut sering disebut sebagai fenomena patologis, atau pathological phenomenon.Fenomena patologis terjadi karena kinerja industri manufaktur nasional memburuk, dimana produktivitas industri manufaktur yang berhenti atau bahkan melambat sehingga kontribusi terhadap perekonomian nasional mengalami penurunan akibat kalah dalam kompetisi. Disisi lain, meningkatnya jumlah pengangguran dari sektor manufaktur tidak dapat terserap oleh sektor jasa karena perekonomian yang melambat.
Cara Mencegah Deindustrialisasi Negatif
Deindustrialisasi negatif merupakan sebuah kondisi yang tidak ideal bagi suatu negara. Untuk itu, negara perlu melakukan berbagai tindakan represi untuk mencegah terjadinya deindustrialisasi negatif. Berikut beberapa tindakan represif yang bisa dilakukan:- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang industri
Sumber daya manusia merupakan sebuah unsur penting yang menjalankan gerak perindustrian nasional. Pergerakan roda industri yang bagus pasti ditunjang oleh SDM yang berkualitas. Karenanya, pemerintah harus memperhatikan pembangunan kualitas SDM industri.Berbagai cara yang bisa dilakukan seperti pengadaan pelatihan, meningkatkan kreatifitas dan daya inovasi, menyediakan sumber pembiayaan pelatihan sumber daya manusia.Pembangunan sdm industri berorientasi untuk menciptakan sdm yang kompeten sehingga mampu memberikan peran yang optimal pada kemajuan sektor industri nasional baik pada tingkat pemerintah, pemerintah daerah, pelaku industri, pelajar, maupun masyarakat umum di berbagai daerah.
- Menciptakan wilayah-wilayah pusat pertumbuhan Industri secara merata
Untuk menghindari terjadinya penurunan produktivitas industri dalam negeri, pemerintah dapat menciptakan wilayah-wilayah pusat industri. Hal ini bertujuan untuk mendorong terus tumbuhnya sektor industri sehingga dapat mendongkrak sektor industri nasional.Satu hal yang juga menjadi catatan adalah pemerataan pembangunan kawasan industri yang tidak hanya terpusat di suatu wilayah saja.misalkan saat ini, kemajuan kawasan industri di pulau jawa tidak dibarengi dengan pembangunan kawasan Industri di berbagai wilayah lainya. Hal tersebut membuat pertumbuhan sektor Industri cenderung lebih lambat, dan perekonomian di daerah-daerah tertentu maju, sedangkan lainya terhambat.
- Menciptakan industri skala besar
Pembangunan sumber daya manusia juga harus diiringi dengan pembangunan sektor-sektor Industri skala besar sebagai lapangan SDM industri untuk berkreasi dan berinovasi. Hadirnya industri berskala besar dapat mendorong terjadinya transformasi perekonomian yang berkelanjutan.
- Memperbaiki sistem intensif sektor industri
Perbaikan sistem intensif di sektor industri dapat merangsang motivasi pekerja sektor industri untuk semakin optimal dalam memberikan keahlianya. Perbaikan-perbaikan sistem intensif ini sangat perlu untuk dilakukan, terutama bagi industri berskala kecil yang tingkat penyerapan tenaga kerjanya tinggi dan produk yang komplek.
- Mengoptimalkan Penggunaan Teknologi Industri
Kemajuan teknologi yang sudah sedemikian pesatnya membuat berbagai sektor kehidupan memanfaatkannya sebagai pusat peradaban, tidak kecuali berbagai industri khususnya di negara-negara maju.Penggunaan teknologi dalam dunia Industri terbukti mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri. Karenanya, industri Indonesia juga harus segera mengimplementasikan berbagai teknologi mutakhir sebagai pusat operasional industri.Konsekuensinya, pengimplementasian teknologi Industri juga harus dibarengi dengan peningkatan kemampuan masyarakat untuk mengoperasionalisasikan teknologi modern.
- Mendorong pertumbuhan UMKM
Saat ini, industri UMKM justru menjadi unsur yang mendominasi dunia industri. Mengoptimalkan industri-industri UMKM dapat memberikan dampak yang besar pada kemajuan perekonomian dan sektor industri nasional. Hal ini sudah dibuktikan oleh China yang berhasil menjadi salah satu negara dengan kekuatan ekonomi yang besar karena industri rumahan / UMKM mereka.
- Menciptakan mekanisme perizinan yang efisien dan fleksibel
Birokrasi dan perizinan usaha yang sulit seringkali menjadi halangan tersendiri bagi para pengusaha. Karenanya, pemerintah harus memikirkan untuk menciptakan alur birokrasi yang efisien serta fleksibel sehingga secara tidak langsung mampu mendongkrak kemampuan industri nasional.Pelonggaran berbagai faktor penghambat seperti perpajakan, akses terhadap tenaga kerja maupun tanah, serta berbagai peraturan perizinan lainnya. Hal yang menjadi catatan adalah pelonggaran yang dilakukan harus berfokus pada terciptanya pertumbuhan industri serta mendukung penyerapan tenaga kerja.
- Melakukan diversifikasi manufaktur
Diversifikasi manufaktur harus diiringi dengan peningkatan kualitas industri agar dapat tergabung sebagai bagian dari global value chain (GVC). Hal ini akan sangat mendorong pertumbuhan industri nasional karena selama ini, industri-industri yang berpartisipasi dalam GVC hanya berperan sebagai supplier bahan mentah saja.
- Melakukan perbaikan kebijakan fiskal dan moneter
Perombakan kebijakan fiskal dan moneter yang dilakukan pemerintah harus berfokus pada penguatan posisi keuangan Indonesia khususnya pada sektor swasta. Penguatan tersebut berfungsi sebagai tindakan represif untuk menghadapi defisit CAD tingkat terbatas.