Cara Memilih Software Purchasing yang Tepat untuk Bisnis Kamu

Sindhu Partomo
Cara Memilih Software Purchasing yang Tepat untuk Bisnis Kamu

Daftar Isi


Memilih software purchasing yang tepat bukan sekadar menambah satu alat baru dalam proses bisnis kamu. Software purchasing dapat memudahkan pengelolaan permintaan pembelian, negosiasi harga, hingga penerimaan barang. Karena proses purchasing memiliki dampak langsung terhadap efisiensi biaya dan kelancaran operasional, kesalahan dalam memilih sistem dapat menyebabkan gangguan arus kas serta menyulitkan proses analisis pengeluaran. Di artikel ini, kamu akan menemukan panduan lengkap untuk memilih software purchasing yang sesuai dengan kebutuhan bisnis kamu.

Pentingnya Memilih Software Purchasing yang Tepat

Software purchasing adalah alat bantu yang dirancang untuk mempermudah pengelolaan proses pengadaan barang dan jasa. Ketika bisnis berkembang, jumlah permintaan pembelian meningkat. Tanpa software yang tepat, pengelolaan dokumen, negosiasi dengan vendor, dan pemantauan pesanan menjadi lebih kompleks.

Selain itu, software purchasing membantu meminimalkan kesalahan pencatatan, meningkatkan transparansi, dan memberikan data real-time yang bisa dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan strategis. Dengan kata lain, pemilihan software purchasing yang tepat akan mendukung efisiensi proses procurement, menekan biaya operasional, dan membangun hubungan yang lebih baik dengan vendor.

Evaluasi Kebutuhan Bisnis Kamu

Sebelum mulai mencari software, tentukan terlebih dahulu kebutuhan spesifik bisnismu. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan:

  • Berapa volume pengadaan yang ditangani setiap bulan?
  • Apa saja jenis barang atau jasa yang sering dibeli?
  • Seberapa kompleks proses persetujuan di internal organisasi?
  • Apakah perlu integrasi dengan sistem akuntansi, inventory, atau ERP?

Jawaban dari pertanyaan tersebut akan membantumu memahami fitur-fitur apa saja yang paling dibutuhkan. Misalnya, jika sering melakukan pembelian dalam jumlah besar ke banyak vendor, kamu mungkin memerlukan fitur e-bidding atau tender online. Jika proses approval di perusahaan memiliki banyak tahapan, carilah software yang mendukung workflow dan otorisasi multi-level.

Periksa Fitur Utama yang Ditawarkan

Setelah mengidentifikasi kebutuhan, langkah berikutnya adalah memeriksa fitur utama yang umumnya ditawarkan oleh software purchasing. Beberapa fitur penting antara lain:

  • E-purchase requisition: memungkinkan karyawan mengajukan permintaan pembelian secara online.
  • Approval workflow: memfasilitasi proses persetujuan dengan beragam level dan otorisasi.
  • Vendor management: menyimpan informasi vendor, memantau kinerja vendor, dan mempermudah proses negosiasi.
  • Purchase order management: membuat, mengelola, dan memantau pesanan secara real-time.
  • Reporting & analytics: menyediakan laporan pengeluaran, analisis harga, dan kinerja vendor.

Fitur-fitur tersebut dapat disesuaikan dengan skala serta jenis bisnis kamu. Periksa apakah software tersebut menyediakan fleksibilitas untuk menambahkan fitur tambahan atau kustomisasi sesuai kebutuhan pertumbuhan perusahaan di masa depan.

Pertimbangkan Kemudahan Penggunaan

Kemudahan penggunaan adalah faktor krusial. Meskipun software memiliki fitur canggih, jika karyawan kesulitan mengoperasikannya, produktivitas justru akan menurun. Dalam menilai kemudahan penggunaan, pertimbangkan hal-hal berikut:

  • Antarmuka: pastikan desain tampilannya intuitif sehingga memudahkan navigasi.
  • Pelatihan: periksa apakah vendor menyediakan pelatihan dan dukungan teknis yang memadai.
  • Dokumentasi & panduan: ketersediaan dokumen pendukung, FAQ, dan tutorial sangat membantu saat ada masalah teknis.

Kemudahan penggunaan akan menentukan seberapa cepat tim beradaptasi, sehingga proses implementasi bisa berjalan lancar tanpa mengganggu workflow harian.

Pastikan Integrasi dengan Sistem Bisnis Lainnya

Proses purchasing tidak berdiri sendiri, tetapi terkait erat dengan departemen lain seperti keuangan, gudang, dan produksi. Oleh karena itu, integrasi software purchasing dengan sistem bisnis lainnya (misalnya akuntansi, ERP, atau sistem manajemen persediaan) sangatlah penting.

Integrasi yang baik memastikan data mengalir secara real-time antara berbagai sistem, mengurangi risiko kesalahan input manual, dan mempercepat proses rekonsiliasi. Dengan begitu, tim keuangan bisa langsung mencatat transaksi pembelian tanpa harus menunggu dokumen dari tim purchasing, dan tim gudang dapat memantau ketersediaan stok secara akurat.

Bandingkan Harga Dan Nilai yang Ditawarkan

Setiap software purchasing memiliki model pembiayaan yang berbeda, mulai dari biaya lisensi satu kali hingga biaya bulanan berbasis langganan (SaaS). Beberapa vendor mungkin menawarkan harga paket dengan fitur tertentu, sementara yang lain menyediakan paket kustom.

Jangan hanya terpaku pada harga awal. Pertimbangkan juga biaya jangka panjang, seperti biaya implementasi, upgrade, dan dukungan pasca-penjualan. Bandingkan apakah fitur yang ditawarkan sepadan dengan biaya yang dikeluarkan. Apakah ada diskon atau penawaran khusus untuk paket tertentu? Dengan melakukan analisis komprehensif, kamu bisa menemukan solusi yang paling menguntungkan dan sesuai dengan kebutuhan operasional bisnis.

Kesimpulan

Memilih software purchasing yang tepat memerlukan pemahaman mendalam tentang kebutuhan spesifik bisnis, fitur-fitur kunci yang ditawarkan, kemudahan penggunaan, kemampuan integrasi, serta pertimbangan biaya. Dengan langkah-langkah yang tepat mulai dari evaluasi kebutuhan hingga membandingkan berbagai opsi vendor, kamu akan memiliki pondasi kuat untuk mengoptimalkan proses procurement. Hasilnya adalah efisiensi waktu, efisiensi biaya, dan peningkatan produktivitas tim, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.

FAQ

1. Apa perbedaan antara software purchasing dan ERP?
ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sistem yang mencakup banyak aspek bisnis seperti keuangan, produksi, hingga manajemen sumber daya manusia. Software purchasing fokus pada proses pembelian dan pengadaan barang/jasa secara spesifik. Meskipun beberapa ERP memiliki modul purchasing, software purchasing yang berdiri sendiri biasanya lebih kaya fitur di bidang procurement.

2. Apakah bisnis skala kecil membutuhkan software purchasing?
Tergantung pada volume dan kompleksitas transaksi. Jika bisnis kamu memiliki proses pembelian yang sudah rumit atau frekuensi pengadaan tinggi, software purchasing dapat menghemat waktu dan biaya, meskipun skala bisnis masih tergolong kecil.

3. Bagaimana cara memastikan software purchasing aman dan terpercaya?
Periksa sertifikasi keamanan yang dimiliki penyedia software (misalnya ISO 27001), kebijakan enkripsi data, serta praktik best practice lain seperti penyimpanan cloud yang terjamin. Kamu juga bisa memeriksa ulasan pengguna dan referensi dari industri terkait.

4. Berapa lama proses implementasi software purchasing biasanya?
Waktu implementasi bervariasi tergantung pada skala bisnis, kompleksitas alur kerja, dan kesiapan data. Pada umumnya, proses bisa memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan, termasuk fase training pengguna dan penyesuaian fitur.

5. Apakah software purchasing dapat menyesuaikan aturan approval yang berlapis-lapis?
Ya, kebanyakan software purchasing modern menyediakan workflow yang fleksibel. Kamu bisa mengatur level persetujuan, otorisasi, dan bahkan pengecualian tertentu sesuai dengan struktur organisasi.

6. Apakah tersedia versi mobile untuk software purchasing?
Beberapa vendor menyediakan aplikasi mobile atau versi web responsif. Hal ini memudahkan tim purchasing dan manajemen untuk memantau dan menyetujui pengadaan kapanpun dan di manapun.

7. Bagaimana cara menangani multi-currency dan pembelian lintas negara?
Banyak software purchasing yang mendukung pengaturan mata uang ganda (multi-currency). Fitur ini membantu mencatat transaksi lintas negara, menampilkan nilai tukar, dan menghitung total biaya secara otomatis.

8. Apakah software purchasing dapat diintegrasikan dengan sistem keuangan atau akuntansi yang sudah ada?
Sebagian besar software purchasing memiliki API dan modul integrasi yang memungkinkan sinkronisasi data dengan sistem keuangan, akuntansi, atau ERP. Pastikan untuk menanyakan kompatibilitas sistem sebelum memutuskan vendor.

9. Bagaimana cara menghitung ROI setelah menggunakan software purchasing?
Beberapa metrik yang bisa dipertimbangkan adalah penghematan biaya (cost saving) dari proses negosiasi yang lebih efektif, efisiensi waktu dalam proses approval, pengurangan kesalahan input data, dan peningkatan kepuasan vendor. Data sebelum dan sesudah implementasi bisa dibandingkan untuk menilai ROI.

10. Apa yang perlu dipersiapkan sebelum migrasi ke software purchasing baru?
Siapkan data vendor, data produk atau jasa yang biasa dibeli, alur kerja persetujuan, serta dokumen standar seperti kontrak atau purchase order template. Pastikan juga tim internal siap menjalani training dan memahami perubahan alur kerja yang terjadi.

Ukirama ERP memudahkan ratusan perusahaan mengelola bisnis setiap hari

Jadwalkan Demo

Sindhu Partomo
Sindhu Partomolinked_in_sindhu-partomo

Seorang penulis dengan fokus pada Branding dan Digital Marketing

You Might Also Like

Hubungi kami via whatsapp