Mitos dan Fakta tentang Usaha Franchise: Apa yang Harus Dipahami Pemula?

Sindhu Partomo

Daftar Isi


Usaha franchise telah menjadi salah satu opsi populer bagi pengusaha pemula yang ingin memulai bisnis dengan risiko yang lebih rendah. Model bisnis ini menawarkan keuntungan besar karena franchisee dapat memanfaatkan sistem yang sudah teruji, merek yang sudah dikenal, serta dukungan dari franchisor. Namun, tidak sedikit yang masih memiliki pemahaman yang keliru atau mitos tentang bisnis franchise. Pemahaman yang salah ini bisa menimbulkan ekspektasi yang tidak realistis dan berisiko menyebabkan kegagalan di kemudian hari.

Artikel ini akan mengulas beberapa mitos dan fakta yang sering beredar mengenai usaha franchise, serta memberikan wawasan bagi pemula yang ingin terjun ke dalam dunia bisnis franchise. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan calon franchisee dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan sukses dalam menjalankan bisnis.

Mitos 1: Memiliki Usaha Franchise Berarti Sukses Otomatis

Fakta: Memiliki franchise tidak menjamin sukses tanpa usaha.

Salah satu mitos terbesar yang sering dipegang oleh para pemula adalah bahwa membeli franchise berarti otomatis sukses, tanpa memerlukan usaha keras. Pemikiran ini salah besar. Meskipun franchise menawarkan sistem bisnis yang sudah terbukti berhasil, franchisee tetap harus bekerja keras, mengelola operasional dengan baik, dan memahami dinamika pasar lokal agar bisnisnya berkembang. Kegagalan tetap bisa terjadi jika franchisee tidak terlibat secara aktif dalam operasional atau tidak melakukan inovasi yang diperlukan.

Realitas Bisnis yang Harus Dihadapi

Franchise memberikan panduan operasional yang jelas, tetapi franchisee harus memahami bahwa faktor-faktor seperti persaingan lokal, kondisi ekonomi, dan kinerja tim juga akan sangat memengaruhi keberhasilan bisnis. Franchisor mungkin menawarkan dukungan, tetapi tanggung jawab utama untuk menjalankan bisnis ada di tangan franchisee.

Mitos 2: Franchise Itu Murah dan Mudah Dijalankan

Fakta: Franchise membutuhkan modal yang signifikan dan komitmen waktu yang besar.

Banyak orang berpikir bahwa memiliki franchise berarti modal yang kecil dan mudah dikelola karena semua sudah diatur oleh franchisor. Pada kenyataannya, banyak franchise, terutama yang memiliki merek terkenal, membutuhkan investasi awal yang besar. Selain biaya lisensi, franchisee juga perlu membayar biaya operasional, royalti, dan biaya pemasaran yang harus dihitung secara cermat.

Biaya Awal dan Biaya Berkelanjutan

Untuk franchise yang lebih besar seperti restoran cepat saji, biaya awal bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah. Selain itu, franchisee juga harus mempertimbangkan biaya sewa, gaji karyawan, peralatan, dan pasokan barang. Selain biaya tersebut, royalti yang dibayarkan kepada franchisor biasanya berkisar antara 5% hingga 10% dari pendapatan.

Keterlibatan Waktu dan Tenaga

Franchisee harus siap menginvestasikan waktu yang cukup banyak dalam mengelola bisnis, terutama di awal pembukaan. Meskipun ada dukungan dari franchisor, banyak aspek operasional yang harus dijalankan secara mandiri, termasuk pengelolaan staf, pengawasan kualitas, serta pelayanan kepada pelanggan.

Mitos 3: Franchisor Akan Menyelesaikan Semua Masalah

Fakta: Franchisor hanya memberikan panduan dan dukungan, tetapi tanggung jawab operasional tetap ada pada franchisee.

Ada anggapan bahwa franchisor akan selalu turun tangan setiap kali ada masalah, namun ini adalah salah satu mitos besar dalam dunia franchise. Memang benar bahwa franchisor akan memberikan pelatihan awal, dukungan teknis, dan panduan untuk menjalankan bisnis, tetapi franchisee tetap harus mandiri dalam menangani masalah sehari-hari. Dukungan franchisor lebih bersifat konsultatif dan strategis, bukan operasional langsung.

Kapan Franchisor Akan Terlibat?

Franchisor biasanya terlibat dalam pengembangan merek, inovasi produk, serta pelatihan karyawan di awal usaha. Namun, dalam operasional sehari-hari seperti manajemen inventaris, pengelolaan karyawan, atau menangani keluhan pelanggan, franchisee harus bertanggung jawab penuh. Oleh karena itu, franchisee harus memiliki keterampilan manajerial yang baik.

Mitos 4: Franchisee Tidak Perlu Inovasi

Fakta: Meskipun sistem franchise telah terbukti, inovasi tetap diperlukan untuk menyesuaikan dengan pasar lokal.

Mitos lain yang sering didengar adalah bahwa franchisee hanya perlu mengikuti panduan yang diberikan oleh franchisor tanpa harus berpikir kreatif. Faktanya, meskipun franchisor menyediakan model bisnis yang sudah teruji, setiap pasar memiliki karakteristik yang berbeda. Franchisee yang sukses adalah mereka yang mampu melakukan penyesuaian dan inovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Inovasi dalam Bisnis Franchise

Misalnya, franchise restoran di suatu kota mungkin harus menyesuaikan menu dengan preferensi rasa lokal atau memperkenalkan layanan baru seperti pengiriman online untuk menarik lebih banyak pelanggan. Inovasi dalam cara pemasaran, layanan pelanggan, atau efisiensi operasional juga penting untuk menjaga bisnis tetap kompetitif di tengah persaingan.

Mitos 5: Semua Franchise Sama Saja

Fakta: Setiap franchise memiliki struktur biaya, model bisnis, dan tingkat dukungan yang berbeda.

Tidak semua franchise diciptakan sama. Setiap franchise memiliki perbedaan dalam hal biaya, dukungan yang diberikan, serta ekspektasi dari franchisor. Beberapa franchise menawarkan model bisnis yang sangat ketat dengan sedikit ruang untuk penyesuaian, sementara yang lain memberikan fleksibilitas lebih kepada franchisee. Penting bagi pemula untuk melakukan riset yang mendalam sebelum memilih franchise yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan mereka.

Evaluasi Sebelum Memilih Franchise

Calon franchisee perlu mengevaluasi beberapa aspek sebelum bergabung, seperti reputasi franchisor, sistem dukungan, profitabilitas bisnis, serta persyaratan kontrak. Perhatikan juga track record dari franchisee lain dalam jaringan franchise tersebut untuk mendapatkan gambaran tentang potensi kesuksesan.

Mitos 6: Tidak Ada Risiko dalam Usaha Franchise

Fakta: Usaha franchise tetap memiliki risiko, seperti bisnis lainnya.

Pemahaman bahwa franchise adalah model bisnis tanpa risiko adalah salah. Seperti semua jenis usaha, franchise juga menghadapi risiko seperti penurunan permintaan pasar, persaingan ketat, perubahan regulasi, atau bahkan kegagalan operasional. Franchisee harus menyadari bahwa risiko tetap ada dan harus siap menghadapi tantangan ini.

Risiko Bisnis yang Harus Diwaspadai

Franchisee perlu waspada terhadap perubahan tren pasar yang bisa mempengaruhi penjualan, terutama jika franchise tersebut bergantung pada produk yang bersifat musiman atau tren. Selain itu, franchisee harus mengelola risiko operasional seperti kesalahan manajemen, ketidakpuasan pelanggan, atau masalah karyawan yang bisa berdampak negatif pada bisnis.

Tips Memulai Usaha Franchise untuk Pemula

Meskipun ada banyak mitos yang mengelilingi dunia franchise, calon pengusaha yang cermat dan terinformasi dapat memulai usaha franchise dengan lebih percaya diri. Berikut adalah beberapa tips bagi pemula:

1. Lakukan Riset Mendalam

Sebelum memilih franchise, lakukan riset mendalam tentang franchisor, model bisnis, dan pasar lokal. Cek track record franchisor dan franchisee lain untuk memastikan bisnis ini sesuai dengan ekspektasi dan kapasitas finansial kamu.

2. Pahami Struktur Biaya

Pastikan kamu memahami setiap aspek dari struktur biaya yang dikenakan oleh franchisor, termasuk biaya franchise, royalti, dan biaya tambahan lainnya. Buat proyeksi keuangan untuk melihat seberapa cepat modal bisa kembali.

3. Keterlibatan Pribadi dalam Operasional

Jangan hanya mengandalkan sistem dari franchisor. Franchisee yang sukses adalah mereka yang terlibat langsung dalam operasional sehari-hari, memahami dinamika pasar, dan berusaha terus meningkatkan kualitas bisnis.

4. Bangun Jaringan dengan Franchisee Lain

Jangan ragu untuk menjalin hubungan dengan franchisee lain dalam jaringan yang sama. Mereka bisa memberikan saran dan dukungan yang berharga berdasarkan pengalaman mereka sendiri.

Kesimpulan

Memulai usaha franchise bisa menjadi langkah cerdas bagi pengusaha pemula, tetapi ada banyak mitos yang perlu dipecahkan agar calon franchisee memiliki ekspektasi yang realistis. Usaha franchise tidak menjamin kesuksesan otomatis, dan seperti bisnis lainnya, tetap memerlukan usaha keras, manajemen yang baik, serta inovasi. Dengan pemahaman yang benar dan riset yang matang, franchisee dapat meminimalkan risiko dan meraih kesuksesan dalam bisnis mereka.

Sumber:

Portal Informasi Indonesia - Memahami Bisnis Waralaba

Ukirama ERP memudahkan ratusan perusahaan mengelola bisnis setiap hari

Jadwalkan Demo

Sindhu Partomo
Sindhu Partomo

Seorang penulis dengan fokus pada Branding dan Digital Marketing

You Might Also Like

Hubungi kami via whatsapp