Perbedaan dan Contoh Metode LIFO, FIFO, Average, dan FEFO dalam Akuntansi Persediaan

perbedaan_dan_contoh_metode_lifo_fifo_average_dan_fefo_dalam_akuntansi_persediaan

Di dalam mengelola sebuah bisnis baik itu dalam perusahaan maupun dalam bentuk toko/ritel dibutuhkan strategi yang sistematis. Terlebih strategi dalam hal mengelola stok/persediaan barang. Dalam mengelola stok dibutuhkan ketelitian untuk mengetahui masa expired/ketahanan pada suatu produk. Masa expired ini sangat penting karena jika suatu produk disimpan terlalu lama dan melewati masa expired maka produk akan rusak dan tidak dapat lagi dipakai kemudian hal itu menimbulkan kerugian pada suatu perusahaan atau toko.

Pencatatan stok/persediaan terdiri atas dua sistem pencatatan yaitu sistem periodik dan sistem perpetual. Pemakaian kedua sistem tersebut dalam suatu perusahaan tidaklah selalu sama karena penggunaan kedua sistem tersebut disesuaikan dengan jenis usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan.

Di dalam pencatatan persediaan pada suatu perusahaan kita juga harus menentukan biaya masuk dan keluar dari persediaan tersebut atau disebut juga biaya persediaan. Cara untuk menentukan biaya persediaan adalah dengan menggunakan metode LIFO, FIFO, Average, dan FEFO. Metode-metode tersebut merupakan metode yang sering digunakan oleh sebuah perusahaan. Berikut pembahasan mengenai keempat metode tersebut.

  1. Metode LIFO

Metode LIFO (last in first out) merupakan metode dimana barang yang terakhir masuk akan dikeluarkan atau dijual terlebih dahulu sedangkan untuk barang yang pertama kali masuk akan dikeluarkan atau dijual di kemudian hari. Jadi pencatatan persediaan yang dilakukan pertama kali adalah mencatat barang/persediaan yang terakhir kali masuk. Penggunaan metode LIFO bertujuan untuk memudahkan proses penataan barang baik itu pemasukan maupun pengambilan barang persediaan.

Dengan menggunakan metode LIFO, suatu perusahaan dapat menghemat pajak saat berlangsungnya inflasi. Hal itu dikarenakan laba yang dihasilkan kecil. Selain itu, laba operasi pada perusahaan tidak akan berpengaruh terhadap laba/rugi fluktuasi harga yang terjadi. Meskipun demikian, penggunaan metode ini terbilang lebih rumit dibanding metode lainnya dan biaya pembukuannya lebih mahal serta laba/rugi yang dihasilkan lebih rendah. Contoh penerapan metode LIFO dapat dilihat pada toko baju. Toko baju akan mengeluarkan terlebih dahulu baju dengan tren model terbaru. Baju dengan model terbaru merupakan baju yang terakhir masuk. Jika toko baju mengeluarkan baju yang pertama kali masuk maka di kemudian hari baju yang terakhir kali masuk akan kehilangan tren modelnya karena pasti akan muncul tren model baju terbaru lagi.

  1. Metode FIFO

Metode FIFO (first in first out) merupakan metode dimana barang yang pertama kali masuk akan dijual/dikeluarkan terlebih dahulu sedangkan untuk barang yang terakhir kali masuk akan dijual/dikeluarkan di kemudian hari. Jadi pencatatan persediaan yang dilakukan pertama kali adalah mencatat barang/persediaan yang pertama kali masuk. Nilai persediaan yang disajikan dalam laporan dengan metode FIFO adalah berdasarkan nilai harga yang paling baru.

Penggunaan metode FIFO dapat mengantisipasi masing-masing dari produk agar tidak tersimpan terlalu lama sehingga produk-produk tersebut terhindar dari masa kadaluwarsa/expired. Kelebihan metode FIFO sendiri adalah dapat menghasilkan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang rendah, menghasilkan laba kotor yang tinggi, serta menghasilkan persediaan akhir yang tinggi. Namun disamping itu semua, penggunaan metode FIFO dapat menghasilkan pajak yang besar dan laba yang dihasilkan tidak terlalu akurat.

Contoh penerapan metode FIFO adalah seperti warung, minimarket, ataupun supermarket. Mereka menjual atau mengeluarkan terlebih dahulu produk-produk baik itu makanan kemasan, kemasan kemasan, peralatan mandi, maupun kosmetik yang pertama kali masuk dan untuk produk-produk yang terakhir kali masuk akan disimpan di dalam gudang untuk dikeluarkan di kemudian hari.

  1. Metode Average

Metode Average (rata-rata tertimbang) merupakan metode dimana barang yang akan keluar dicatat berdasarkan harga rata-rata barangnya. Dalam metode Average, untuk mendapatkan harga pokok average (rata-rata tertimbang) dapat dihitung dengan cara berikut: jumlah saldo awal barang yang akan dijual atau barang dagangan ditambah dengan keseluruhan total pembelian barang dagangan kemudian dibagi dengan total kuantitas barang dagangan yang dibeli lalu ditambah dengan kuantitas saldo awal barang dagangan.

  1. Metode FEFO

Metode FEFO (first expired first out) merupakan metode dimana barang dengan masa kadaluwarsa/expired yang terdekat harus dijual atau dikeluarkan terlebih dahulu, terlepas dari barang yang masuk tersebut datang terlebih dahulu atau belakangan. Contoh penerapan metode FEFO adalah toko ritel (toko yang menjual makanan dan minuman kemasan yang memiliki masa expired) dan apotek. Biasanya produk dengan masa expired terpendek akan ditempatkan di posisi paling depan agar dapat diambil terlebih dahulu oleh konsumen. Untuk produk yang memiliki masa expired yang masih lama, produk tersebut akan disimpan di dalam gudang terlebih dahulu.

Demikian pembahasan mengenai perbedaan LIFO, FIFO, Average, dan FEFO beserta contoh penerapannya. Semoga pembahasan yang disampaikan dapat membuat Anda mengetahui metode apa yang sesuai dengan perusahaan yang Anda dirikan.

Untuk memudahkan Anda melakukan pencatatan akuntansi persediaan, ada baiknya diterapkan suatu sistem yang dapat mengintegrasikan seluruh proses bisnis di perusahaan seperti Ukirama ERP. Sistem ini dapat menghasilkan pencatatan akuntansi dan laporan keuangan yang akurat. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Ukirama ERP dapat dilihat di sini .

Cr: Berbagai sumber


You Might Also Like