Tips Jitu untuk Para Kontraktor Agar Perusahaan Konstruksi Dapat Untung serta Cara Menghitungnya

tips_jitu_untuk_para_kontraktor_agar_perusahaan_konstruksi_dapat_untung_serta_cara_menghitungnya

Berbisnis di bidang konstruksi masih menjadi andalan karena kebutuhan akan pembangunan terasa tak pernah mati. Justru dalam beberapa tahun belakang, pembangunan baik infrastruktur, perumahan, gedung, dan lain sebagainya justru menunjukkan peningkatan. Hal ini tentu saja tidak hanya menarik perhatian kontraktor pemain lama tetapi juga memicu lahirnya kontraktor-kontraktor baru.

Tips Jitu Agar Perusahaan Konstruksi Mendapat Untung

Namun layaknya pebisnis lain, ketika menjalankan peran sebagai kontraktor maka diperlukan langkah-langkah strategis. Hal tersebut tidak lain agar perusahaan konstruksi yang Anda miliki bisa mendapat untung yang setimpal sehingga bisa bertahan. Lantas apakah Anda ingin tahu tips-tips jitu agar perusahaan konstruksi bisa mendapatkan untung tersebut? Jika iya, berikut tips-tipsnya.

  1. Tentukan Supplier Material dan Bahan dengan Harga Terendah

Bagi kontraktor tentu sudah sangat paham bahwa satu sumber pemasukan terbesar adalah dari keuntungan pembelian material dan bahan. Ini artinya, kunci keuntungan tersebut harus dipikirkan dengan matang. Anda harus bisa mencari dan memilih supplier yang memberikan penawaran terbaik terutama harga terendah. Tapi ingat juga bahwa harga terendah ini tidak hanya soal harga material dan bahannya tetapi juga sudah termasuk biaya angkut. Selain itu, harus pula dipastikan bahwa material dan bahan yang ditawarkan sudah sesuai dengan spesifikasi sesuai perjanjian dengan owner. 

  1. Minimalisasi Material Sisa

Perhitungan material sangat krusial dalam kegiatan konstruksi. Oleh karenanya perhitungan material dan bahan ini harus dilakukan oleh orang yang sudah sangat paham. Hal ini menyangkut jumlah material dan bahan yang akan digunakan. Jangan sampai kekurangan karena biaya angkut sangat berpengaruh serta jangan juga berlebihan karena material lebih belum tentu bisa digunakan lagi atau dijual dengan harga sama.

  1. Menjual Kembali Material Sisa 

Jika memang material terlanjur berlebih alias ada yang tersisa, maka satu pilihan yang bisa dilakukan adalah dengan menjualnya kembali. Meskipun secara harga mungkin tidak sama dengan harga beli, tetapi setidaknya perusahaan tidak mengalami kerugian besar. Menjual menjadi pilihan karena biasanya material tersebut tidak bisa dipakai untuk proyek lain lantaran setiap proyek harus ada bukti pembeliannya.

  1. Wajib Menyelesaikan Proyek Tepat Waktu Bahkan Lebih Cepat

Sangat wajib hukumnya kontraktor menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Hal ini tidak hanya soal integritas nama perusahaan, tetapi juga akan sangat berpengaruh pada keuntungan. Satu hari saja molor, maka perusahaan akan menanggung kerugian yang cukup besar. Oleh karenanya, jika bisa menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari tenggat waktu, maka keuntungan yang diperoleh pun akan lebih besar.

  1. Terus Mencari Cara Menerapkan Metode Konstruksi yang Efisien

Seringkali kontraktor terlalu nyaman dengan cara-cara umum yang mereka lakukan. Padahal dalam dunia konstruksi, akan ada terus inovasi yang lahir untuk mengefisienkan pekerjaan. Oleh karena itu, seorang kontraktor harus berani membuka diri dan berani mencoba metode-metode yang dirasa tepat. Jika berhasil, maka keuntungan tidak hanya dari proyek yang sedang dikerjakan tetapi akan dipercaya oleh owner lain.

  1. Bijak Memilih Buruh Tenaga Kerja

Salah satu kendala yang sering dialami kontraktor adalah soal buruh tenaga kerja. Bukan rahasia lagi bahwa tenaga kerja sering melakukan trik-trik curang. Mereka yang diupah harian dengan sengaja mengulur pekerjaan agar hari kerja mereka lebih lama sedangkan yang di upah borongan akan bekerja asal-asalan agar cepat selesai. Hal ini tentu sangat merugikan kontraktor. Oleh karena itu penting bagi kontraktor melakukan pengawasan dan bijak memilih tenaga kerja terbaik.

Cara Menghitung Untung di Perusahaan Konstruksi

Sebelum membahas cara perhitungan untung, ada baiknya diketahui juga bahwa dalam dunia kontraktor dikenal dua sistem untuk menghitung transaksi, yaitu metode kontrak selesai dan metode persentase penyelesaian. Secara sederhana, metode kontrak selesai artinya jika pekerjaan belum selesai pada akhir periode maka tetap dicatat berdasarkan harga pokoknya. Sedangkan laba rugi baru akan diakui pada saat pembangunan selesai. Sedangkan metode persentase penyelesaian artinya di setiap akhir periode akuntansi akan dilakukan perhitungan laba rugi berdasarkan persentase penyelesaian proyek.Lantas adakah standar cara perhitungan untung bagi kontraktor? Berdasarkan standar umum proyek borongan yang disarankan pemerintah, keuntungan yang diberikan kepada kontraktor adalah sebesar 10% dari harga pelaksanaan proyek. Ini adalah standar umum yang biasanya dipakai kontraktor yang bekerja sama dengan pemerintah. Namun sekali lagi ini adalah standar umum namun tidak baku. Ada kalanya kontraktor menentukan keuntungannya sendiri dari hanya 5% sebagai bentuk promosi hingga 20% jika memang punya daya tawar tinggi.

Setelah mengetahui standar umumnya, lalu bagaimana kontraktor bisa memastikan bahwa persentase tertentu adalah nilai yang tepat untuk keuntungannya? Untuk mengatasi hal ini, ada 3 indikator cara menghitung keuntungan perusahaan kontraktor, yaitu profit margin, Return of Investment (ROI), dan playback period.

  1. Profit Margin

Metode pertama yaitu profit margin. Ini merupakan cara menghitung keuntungan yang lumrah dipakai untuk pembangunan skala kecil hingga menengah. Caranya yaitu dengan membandingkan omzet yang diterima dengan seluruh biaya pembangunan. Rumusannya adalah sebagai berikut.Untung = Omzet – Bahan Baku (termasuk biaya kerja) – Biaya administrasiSebagai contoh sederhana, perusahaan kontraktor membangun rumah dengan total omzet mencapai 500 Juta. Biaya bahan baku yang dikeluarkan adalah sebesar 400 juta dan biaya administrasi 50 juta. Maka keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut adalah sebesar 100 juta atau sekitar 12%.

  1. Return of Investment (ROI)

Cara berikutnya bisa dengan metode ROI yang artinya mengacu pada angka investasi. Pada sistem ini, hal yang perlu dihitung oleh kontraktor ialah jumlah investasi yang harus dikeluarkan dibanding dengan pengembalian yang diperolehnya. Nilai tingkat pengembalian investasi sendiri bisa disesuaikan dengan perhitungan masing-masing kontraktor.

  1. Payback Period

Cara ketiga yang juga lumrah dipakai kontraktor adalah payback period. Metode ini akan menghitung semua biaya usaha lalu diperkirakan kapan usaha tersebut balik modal. Setelah masa balik modal itu dilewati, barulah pendapatan yang diperoleh dihitung sebagai keuntungan.Itulah beberapa hal terkait tips mendapat keuntungan bagi para kontraktor dan beberapa cara perhitungan keuntungannya. Mengingat pekerjaan konstruksi memiliki risiko yang cukup besar, maka manajemen perhitungan keuangan harus sangat tepat. Penggunaan teknologi seperti software administrasi menjadi salah satu cara yang sudah sangat lazim dipakai karena terbukti lebih menguntungkan. Ukirama sebagai salah satu penyedia software akuntansi sangat bisa menjadi andalan untuk membantu hal tersebut. Melalui software pengelolaan budget, laporan untung rugi, project task, dan lain sebagainya maka dijamin kegiatan usaha konstruksi Anda menjadi lebih efektif dan efisien.


You Might Also Like