Apa Itu Resesi Ekonomi dan Dampaknya Pada Bisnis?

apa_itu_resesi_ekonomi_dan_dampaknya_pada_bisnis

Pandemi COVID19 yang hingga saat ini belum dapat dikendalikan telah memberikan banyak dampak negatif terhadap Indonesia dan dunia secara umum dalam berbagai aspek, yang paling menonjol adalah angka kematian akibat virus COVID19 dan perekonomian yang memburuk. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka pengangguran serta banyaknya bisnis yang terpaksa harus gulung tikar. Memburuknya situasi ekonomi tidak hanya terjadi pada negara-negara berkembang tetapi juga beberapa negara maju yang telah lebih dulu mengalami resesi dari Indonesia.Negara-negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Italia, Korea Selatan, Spanyol, Hong Kong, Singapura, Filipina, Inggris, Malaysia, Polandia, Thailand, dan Jepang telah mengalami resesi setidaknya sejak bulan Agustus dan apabila pertumbuhan ekonomi tetap negatif hingga berlangsung lama, maka negara-negara tersebut akan memasuki fase depresi. Belakangan banyak beredar kabar di media bahwa Menteri Keuangan menyebutkan bahwa Indonesia akan masuk fase resesi mulai bulan Oktober.Istilah resesi memang bukan kata-kata yang sering digunakan oleh kebanyakan orang dan oleh karenanya terdengar sangat asing dan tidak dapat dimengerti. Yang masyarakat tahu hanya kata Resesi memberikan aura menyeramkan seolah Indonesia akan masuk ke jurang yang lebih dalam dan situasi akan lebih buruk daripada saat ini. Sebagai masyarakat, yang tentunya memiliki peranan penting untuk membantu Indonesia bangkit kembali dari situasi tidak menguntungkan seperti ini, kita wajib memahami apa itu resesi dan bagaimana dampaknya pada bisnis apabila Anda memiliki usaha yang juga terdampak oleh pandemi seperti banyaknya bisnis-bisnis yang lain. Diharapkan setelah memahami apa itu resesi serta dampaknya, nantinya kita semua bisa melakukan perannya masing-masing untuk membantu pemerintah dalam membangkitkan perekonomian di Indonesia.

Apa Yang Dimaksud Dengan Resesi?

Melansir dari Forbes pada terbitannya di tanggal 15 Juli 2020, yang dimaksud dengan resesi adalah suatu penurunan yang signifikan dalam kegiatan ekonomi dimana penurunan ini berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.Penurunan kegiatan ekonomi secara signifikan ini dampaknya akan sangat terlihat dengan semakin banyaknya orang-orang yang kehilangan pekerjaan, perusahaan atau para pelaku usaha mendapatkan lebih sedikit penjualan dari sebelumnya, perekonomian negara yang terus berjuang mencoba untuk bangkit serta output perekonomian negara yang secara keseluruhan menurun.Kata resesi juga bisa diartikan sebagai perlambatan atau kontraksi besar dalam kegiatan ekonomi. Menurut Pengamat Ekonomi Piter Abdullah, resesi merupakan bagian dari siklus perekonomian dan sama seperti siklus kehidupan, perekonomian pun ada masa naik dan turunnya. Ia berpendapat bahwa resesi bukan berarti negara telah hancur karena pada kenyataannya masih ada yang diproduksi dari perekonomian. Hanya saja hasil dari produksi ini tidak seperti sebelumnya. 

Bagaimana Ciri-ciri Negara Yang Mengalami Resesi?

Menurut para ahli yang dilansir dari Kompas, negara yang mengalami resesi adalah negara yang mengalami hal-hal berikut dibawah ini:

  • Produk domestik bruto (PDB) negatif
  • Meningkatnya tingkat pengangguran
  • Penurunan penjualan ritel
  • Ukuran pendapatan
  • Manufaktur yang berkontraksi untuk periode yang panjang

Para ahli pun menyatakan bahwa resesi memang sesuatu yang tidak dapat dihindari dari siklus bisnis yang terjadi dalam perekonomian suatu negara.

Penyebab Resesi

Sebagai masyarakat awam yang mungkin tidak akrab dengan istilah resesi kini memiliki pertanyaan setelah membaca pernyataan para ahli bahwa resesi merupakan fenomena ekonomi yang tidak dapat dihindari pada siklus bisnis di suatu negara tersebut. Apa yang menyebabkan resesi terjadi? Apa faktor yang menyebabkan atau ‘menarik pelatuk’ awal sehingga resesi akhirnya dimulai?Resesi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti:1. Guncangan ekonomi yang tiba-tibaYang dimaksud dengan guncangan ekonomi adalah masalah serius dalam perekonomian atau keuangan yang datang secara tiba-tiba tanpa dapat terlihat dalam prediksi ekonomi suatu negara. Contoh yang pernah terjadi ada di tahun 1970-an ketika OPEC memutus pasokan minyak tanpa peringatan apapun sebelumnya.2. Utang yang berlebihanResesi dapat terjadi ketika negara memiliki jumlah utang yang terlalu banyak dimana biaya untuk melunasi utang tersebut dapat meningkat hingga tidak dapat membayar tagihan tersebut.3. Gelembung asetHal positif tidaklah selalu menjadi positif apabila segala sesuatunya dilakukan secara berlebihan. Mungkin kata-kata inilah yang paling tepat untuk menggambarkan faktor penyebab resesi yang satu ini. Pasalnya, pada faktor ini resesi terjadi ketika keputusan untuk melakukan investasi didorong oleh emosi yang biasanya menyebabkan hasil ekonomi yang buruk. Penyebabnya adalah investor yang terlalu optimistis selama perekonomian kuat. Kondisi seperti ini sering disebut juga dengan ‘kegembiraan irasional’.Kegembiraan irasional akan menggembungkan pasar saham atau juga properti seperti real estate dan ketika gelembung tersebut akhirnya pecah, akan timbul penjualan panik yang dapat menghancurkan pasar sehingga menyebabkan resesi.4. Terlalu banyak inflasiBanyak orang yang berpikir bahwa inflasi merupakan sesuatu yang buruk. Sebenarnya inflasi bukanlah hal buruk jika tidak secara berlebihan karena inflasi merupakan tren harga yang stabil dan naik seiring dengan berjalannya waktu. Inflasi yang berlebihan akan menjadi fenomena ekonomi yang membahayakan.Biasanya bank sentral pada setiap negara yang mengendalikan inflasi dengan cara menaikkan suku bunga dimana suku bunga yang lebih tinggi akan menekan kegiatan ekonomi. Contoh nyata dari inflasi tak terkendali terjadi di AS pada tahun 1970-an. Pada saat inflasi terjadi disana, bank sentral mencoba untuk mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga namun hasilnya justru menyebabkan resesi di negara tersebut.5. Terlalu banyak deflasiMeskipun inflasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan resesi seperti yang terjadi pada AS di tahun 1970-an, deflasi bisa menjadi lebih buruk dampaknya jika dibandingkan dengan inflasi.Yang dimaksud dengan deflasi adalah suatu fenomena dimana harga terus turun seiring waktu sehingga menyebabkan upah berkontraksi dan selanjutnya menekan harga. Ketika umpan balik dari deflasi tidak terkendali, masyarakat dan para pelaku usaha akan berhenti melakukan pembelian atau belanja yang akhirnya dapat memberikan dampak buruk pada perekonomian.6. Perubahan teknologiTeknologi diciptakan untuk memudahkan pekerjaan dan menjadikannya untuk menjadi lebih efektif dan efisien. Penciptaan teknologi dapat meningkatkan produktivitas dan membantu perekonomian dalam jangka panjang. Namun, tidak jarang dibutuhkan periode jangka pendek untuk melakukan penyesuaian terhadap terobosan teknologi tersebut.Kekhawatiran dari peningkatan penggunaan teknologi pada dunia kerja adalah kenyataan bahwa nantinya AI dan robot dapat menyebabkan penghematan tenaga kerja dan revolusi industri yang membuat seluruh profesi menjadi usang sehingga menyebabkan resesi dengan menghilangkan seluruh kategori pekerjaan.

Dampak Resesi Pada Bisnis

Dampak dari resesi seperti domino dimana terhubung satu sama lain, seperti dibawah ini:1. Terjadi PHKDampak yang paling terasa dari resesi adalah akan ada banyak pemutusan hubungan kerja dikarenakan perlambatan ekonomi yang terpaksa membuat beberapa perusahaan gulung tikar.2. Menurunnya daya beli masyarakatJika sebelumnya masyarakat bisa membeli kebutuhannya, karena banyaknya PHK dimana sumber pendapatan mereka terhenti akhirnya memaksa mereka untuk mengurangi konsumsi diluar kebutuhan primer. Hal ini menyebabkan permintaan atau konsumsi masyarakat menurun dan menyebabkan para pelaku usaha melakukan efisiensi tenaga kerja karena minimnya pemasukan yang didapat.3. Instrumen investasi terancamMenurunnya daya beli masyarakat dapat memberikan dampak kepada aktivitas di pasar keuangan yang dilakukan oleh masyarakat. Instrumen investasi akan terkena dampak resesi ekonomi karena nilai portfolio atau aset perusahaan seperti saham mengalami penurunan.


You Might Also Like