Apakah Kebutuhan Sama dengan Keinginan? Ini Penjelasan Selengkapnya!

apakah_kebutuhan_sama_dengan_keinginan

Meskipun sudah jelas berbeda antara kebutuhan dan keinginan, namun pada prakteknya kedua hal ini sungguh sulit diidentifikasi secara jernih. Manakah yang terhitung kebutuhan yang harus dipenuhi dan manakah yang sebetulnya sekadar keinginan sesaat karena dorongan hawa nafsu? Dalam teori mungkin pengertiannya telah jelas demikian, seperti yang selama ini telah kita pelajari di bangku sekolah, namun ketika dibenturkan pada realitas sehari-hari, keduanya memiliki batas yang sangat samar. Apalagi dengan event-event belanja online setiap bulannya yang memberikan sepaket diskon dan gratis ongkir luar biasa. Bukankah pada hari-hari tersebut akan sangat sulit membedakan manakah yang betul-betul kebutuhan dan mana yang hanya keinginan kita? Tidak mampu mengidentifikasi manakah kebutuhan atau keinginan, memberikan banyak dampak negatif untuk kita. Salah satunya yaitu lemah dalam kontrol keuangan, bingung dalam mengendalikan belanja dan yang lebih bahaya adalah salah kaprah dalam membuat skala prioritas pemenuhan kebutuhan. Hal yang seharusnya diprioritaskan untuk dipenuhi justru terpinggirkan dan berakhir tidka bisa memenuhinya karena lebih mengutamakan memuaskan keinginan. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini, mari sekali lagi kita refresh wawasan kita mengenai perbedaan kebutuhan dan keinginan. Keduanya sangat berbeda, namun di waktu bersamaan batas pembeda itu sangatlah tipis. 

Definisi Kebutuhan

Sebelum semakin jauh membahas poin-poin pembedanya, kita akan uraikan lebih dahulu definisi kebutuhan. Kebutuhan adalah sesuai yang tidak bisa ditangguhkan. Ini adalah sesuatu yang muncul secara alamiah dari dalam diri manusia yang mana pemenuhannya tidak bisa ditunda. Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi dapat mempengaruhi kelangsungan hidup orang tersebut. Dari definisi itu dapat kita simpulkan bahwa kebutuhan adalah sesuatu yang sangat mendesak. Di sinilah poin pembeda yang paling krusial dari sebuah keinginan. Sebagai contoh makan. Apa yang akan terjadi pada manusia jika tidak memenuhi kebutuhan makan? Satu kali menunda mungkin efeknya hanya lapar saja, namun jika ditunda lagi dan lagi, seseorang bisa terserang penyakit dan peluang terburuknya adalah kematian. Sehingga makan adalah kebutuhan, karena pemenuhannya tidak bisa ditunda. 

Definisi Keinginan

Setelah memahami definisi kebutuhan, kini saatnya kita menyelam lebih dalam pada pengertian keinginan. Antara kebutuhan dan keinginan ini tipis sekali garis batasnya ketika momen diskon besar tiba. Seakan-akan semua hal yang diskon jadi kita butuhkan dan harus dibeli saat itu juga sebelum diskonnya berakhir. Seakan tidak akan ada lagi kesempatan untuk mendapatkan harga semurah itu. Akhirnya segala dalih dan alasan dibuat serasional mungkin dengan sebuah judul “kebutuhan”. Benarkah itu kebutuhan? Bukankah semua itu sekedar keinginan karena iming-iming diskon terbatas? Keinginan adalah segala sesuatu yang masih bisa kita tunda. Datangnya dari sebuah emosi di dalam diri manusia yang mendambakan sebuah kepuasan atas apa yang diinginkan. Poin pentingnya di sana, bisa ditundakah atau harus dipenuhi sekarang juga. Jika sesuatu tersebut tidak sampai membahayakan kelangsungan hidup kita jika tidak dipenuhi, berati hal tersebut masih dikategorikan keinginan. Sebagai contoh untuk mempertajam pemahaman kita adalah dorongan membeli sepatu bepergian dengan kondisi sudah memiliki dua pasang sepatu dengan fungsi yang sama. Itu jelas sebuah keinginan, sebab jika tidak beli sepatu saat itu, kehidupannya tidak terancam. Selain itu, masih ada sepatu lainnya yang dapat digunakan. 

Variabel Pembeda Kebutuhan dan Keinginan

Sampailah kita pada sub judul penentu, yaitu variabel apa saja yang dapat menjadi pijakan kita untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan. 

  1. Sifat pemenuhan/ urgensitas (mendesak vs bisa ditunda) 

Kebutuhan benar-benar wajib dipenuhi tanpa bisa ditunda. Jika ditunda, dapat mengganggu kelangsungan hidup manusia. Seperti contohnya kebutuhan untuk makan. Jika tidak makan, manusia bisa mati karena kekurangan sumber energi dan nutrisi untuk metabolisme tubuh. Sementara keinginan adalah segala sesuatu yang masih dapat ditunda. Pemenuhannya boleh dilakukan nanti, tidak sekarang, bahkan boleh juga dibatalkan tidak dipenuhi. Karena keinginan yang tidak terpenuhi tidak secara langsung mempengaruhi kelangsungan hidup manusia. Mari kita ambil contoh makan juga. Jika setelah makan, kita masih ingin membeli kudapan, maka ini sudah terhitung keinginan. Karena sesungguhnya kebutuhan akan nutrisi dan sumber energi untuk tubuh sudah terpenuhi oleh makan berat sebelumnya. 

  1. Sumber munculnya (fitrah vs hawa nafsu) 

Sumber kebutuhan datang dari fitrah manusia, sementara keinginan muncul karena hawa nafsu. Karena fitrah, manusia tidak bisa bebas mengatur kapan kebutuhan itu muncul, atau memilih mana yang menjadi kebutuhannya atau tidak. Yang bisa diatur adalah dari sekian kebutuhan mana yang lebih prioritas dipenuhi lebih dulu. 

  1. Cara pemenuhannya (pasti vs tidak terbatas)

Saat lapar dan sudah makan, maka saat itulah kebutuhan sudah terpenuhi. Namun ketika sudah makan tapi masih ingin mengunyah jenis makanan lainnya, di sanalah keinginan bermain. Begitu juga dengan kasus memiliki atau membeli pakaian. Ketika kita tidak memiliki satu pun pakaian dengan fungsi yang sama, misal kemeja kerja, maka kita butuh membelinya untuk dipakai saat bekerja. Berbeda halnya jika sudah memiliki lima setel kemeja kerja dalam kondisi baik dan kita masih membeli lagi, maka saat itulah keinginan mengambil kendali. Jumlahnya tidak terbatas. Keinginan itu akan terus muncul sekalipun sudah dipenuhi. Berbeda dengan kebutuhan yang memiliki takaran yang pasti kapan dikatakan sudah terpenuhi dan kapan belum. 

  1. Ukuran pemenuhan (objektif vs subjektif)

Alat pemenuhan kebutuhan itu objektif, lebih general. Sedangkan keinginan sebaliknya, pemenuhannya sangat subjektif kepada siapa yang menginginkannya. Tolak ukurnya adalah suka atau tidak, bukan benar atau salah, bukan cukup atau kurang. Contohnya dalam hal makan. Manusia membutuhkan asupan nutrisi sehari tiga kali. Ketika sudah makan tiga kali dengan porsi yang cukup dan kenyang, maka kebutuhan dapat dikatakan sudah terpenuhi. Namun berbeda ceritanya dengan keinginan. Benar makan harus tiga kali, namun memiliki banyak standar yang berbeda hingga dikatakan sudah terpenuhi dan puas. Seperti misalnya harus makan di restoran bintang lima dengan menu a,b, dan c. Kebutuhan memiliki takaran yang jelas, sementara keinginan tidak. Kebutuhan harus dipenuhi sebab dapat mengancam eksistensi hidup manusia, sementara keinginan tidak. Kemampuan mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan juga merupakan kebutuhan yang harus kita kuasai, sebab dapat mempengaruhi bagaimana cara kita untuk hidup.


You Might Also Like