Suatu perusahaan biasanya mempercayakan sebagian besar keuangannya pada pihak bank, baik untuk sekedar menyimpan maupun digunakan untuk transaksi. Tidak mungkin perusahaan menyimpan uang mereka di dalam perusahaan, karena memiliki resiko yang tinggi. Namun, perusahaan sendiri harus memperhatikan bahwa menyimpan uang maupun menggunakan bank sebagai media transaksi jual beli akan dikenakan biaya administrasi. Timbal baliknya adalah perusahaan akan mendapatkan pendapatan bunga sesuai dengan jumlah saldo di rekening dari bank.
Biaya administrasi dan pendapatan bunga tentu akan mempengaruhi laporan keuangan perusahaan, karena “mengganggu” saldo keuangan. Oleh karena itu, kedua hal tersebut wajib untuk di masukan kedalam jurnal akuntansi. Jika tidak, maka laporan keuangan tidak akan kredibel. Lalu bagaimana cara meletakan pendapatan dari bunga bank dan biaya administrasi ke dalam jurnal akuntansi? Berikut penjelasannya!
Pendapatan Bunga Bank
Pendapatan bunga bank adalah pendapatan yang didapat oleh individu atau perusahaan, dikarenakan memiliki sejumlah dana yang tersimpan di bank. Biasanya besaran pendapatan dinyatakan dalam bentuk persen, sehingga pendapatan bunga bank bisa berubah tergantung saldo yang dimiliki.
Karakteristik dalam pendapatan bunga yang mempengaruhi pengendalian dalam arus kas perusahaan adalah sebagai berikut:
Bersifat fluktuatif dan untuk jangka pendek
Memiliki biaya dana yang relatif murah
Hanya dapat digunakan untuk penempatan jangka pendek
Administrasi yang cukup rumit
Perlu diperhatikan bahwa, jika Anda masuk dalam Pengusaha Kena Pajak (PKP), maka pendapatan bunga bank akan dikenakan pajak. Tentunya pajak tersebut juga harus dimasukkan ke dalam jurnal. Berikut contoh kasus, jurnal dan pencatatan lainnya untuk pendapatan bunga bank.
Diketahui pada akhir periode pendapatan bunga dari perusahan X adalah Rp. 10,000,000 dan perusahaan adalah bagian dari PKP.
Jurnal Umum
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit |
31/12/2018 | Kas di bank | Rp. 10,000,000 | |
Pendapatan bunga bank | Rp. 10,000,000 |
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit |
31/12/2018 | Pajak pendapatan bunga bank | Rp. 1,000,000 | |
Kas di bank | Rp. 1,000,000 |
Perlu diingat bahwa pendapatan bunga bank dan pajaknya hanya mempengaruhi kas di bank. Kas pada perusahaan harus dibagi menjadi 2 pada laporan keuangan, yaitu kas dan kas di bank. Jangan menggabungkan kas perusahaan dengan kas di bank.
Jurnal umum diatas dapat pula disederhanakan menjadi seperti berikut:
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit |
31/12/2018 | Pajak pendapatan bunga bank | Rp. 1,000,000 | |
Kas di bank | Rp. 9,000,000 | ||
Pendapatan bunga bank | Rp. 10,000,000 |
Anda dapat memilih mana yang paling mudah untuk pencatatan perusahaan.
Setelah menulis kasus tersebut pada jurnal umum, maka bentuk laporan laba ruginya adalah sebagai berikut:
Perusahaan X
Laporan Laba Rugi
Periode 31 Desember 2018
No | Keterangan | ||
I | Pendapatan | ||
1. | Penjualan | Rp. 50,000,000 | |
2. | Pendapatan lain-lain | ||
2a | Pendapatan bunga bank | Rp. 10,000,000 | |
2b | Pajak pendapatan bunga bank | ( Rp. 1,000,000) | Rp. 9,000,000 |
Total Pendapatan | Tp. 59,000,000 |
Laporan laba rugi diatas hanya sebatas menunjukan hingga ke pendapatan bunga bank dan pajaknya. Masih ada beberapa akun yang harus ditambahkan, misalnya HPP (Harga Pokok Penjualan), biaya operasional, dan lain sebagainya yang mempengaruhi laporan laba rugi perusahaan.
Biaya Administrasi Bank
Setelah mengetahui pendapatan bunga bank beserta pajaknya, yang harus diingat kemudian adalah adanya biaya administrasi bank. Biaya ini bisa berupa biaya untuk mengirim sejumlah uang ke rekening bank sendiri maupun rekening bank lain. Terdapat juga biaya administrasi bulanan. Jumlah biaya tersebut biasanya akan diinformasikan di rekening koran perusahaan. Walaupun tergolong kecil, namun jumlah tersebut tidak boleh disepelekan, karena akan mempengaruhi pencatatan jurnal kas di bank.
Biaya administrasi akan dimasukan kedalam beban. Jika biaya timbul hanya karena adanya transaksi antar bank atau transfer maka tidak akan dikenakan koreksi fiskal. Ini karena perusahaan hanya memanfaatkan pihak bank sebagai tempat untuk bertransaksi kegiatan operasionalnya. Koreksi fiskal diperlukan apabila biaya tersebut timbul berhubungan dengan pendapatan bunga atau jasa yang telah dikenakan pajak final. Ini disebabkan karena perusahaan berarti memiliki akun atau rekening di bank tersebut. Contoh kasusnya adalah seperti berikut:
Pada rekening koran perusahaan X terjumlah beban administrasi sebesar Rp. 500,000.
Jurnal Umum
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit |
31/12/2018 | Beban administrasi bank | Rp. 500,000 | |
Kas di bank | Rp. 500,000 |
Beban administrasi bank boleh dibuatkan akun sendiri, atau kalau mau lebih sederhana bisa di masukan ke dalam beban operasional sekaligus. Beban operasional yakni segala beban yang timbul akibat dari kegiatan operasional perusahaan. Jadi kembali lagi pada akuntan perusahaan, ingin dipisahkan atau di jadikan 1 dengan beban lainnya.
Maka pada laporan laba rugi beban operasional atau beban administrasi bank ini akan mengurangi pendapatan. Contohnya adalah sebagai berikut:
Perusahaan X
Laporan Laba Rugi
Periode 31 Desember 2018
No | Keterangan | ||
I | Pendapatan | ||
1. | Penjualan | Rp. 50,000,000 | |
2. | Pendapatan lain-lain | ||
2a | Pendapatan bunga bank | Rp. 10,000,000 | |
2b | Pajak pendapatan bunga bank | ( Rp. 1,000,000 ) | Rp. 9,000,000 |
Total Pendapatan | Rp. 59,000,000 | ||
3 | Biaya Operasional | ( Rp. 1,000,000 ) | |
Laba sebelum pajak | Rp. 58,000,000 |
Rekonsiliasi Bank
Bukan hanya jurnal saja yang perlu diperhatikan, jika perusahaan mempunyai dana di bank dan melakukan transaksi di bank maka perlu laporan yang bernama rekonsiliasi bank. Prosedur ini harus dilakukan sebagai bentuk pengendalian kas di bank dengan cara membandingkan catatan akuntansi kas menurut versi akuntan perusahaan dengan pencatatan kas versi pihak bank.
Jurnal-jurnal diatas perlu dimasukkan kembali ke dalam laporan rekonsiliasi bank bersamaan dengan akun lainnya. Beberapa akun yang sekiranya dibutuhkan adalah
Beban administrasi bank
Pendapatan bunga bank
Pajak bunga bank
Kesalahan pencatatan
Penerimaan simpanan giro
Biaya gagalnya pencairan cek (biasanya akibat dana tidak ada atau tidak mencukupi)
Biaya koreksi kesalahan pembayaran beban tertentu
Biaya koreksi kesalahan pencatatan cek
Jika saldo akhir kas versi bank sama dengan pencatatan kas pada laporan keuangan perusahaan maka laporan dinyatakan benar dan kredibel. Pada awalnya pencatatan kas akan berbeda karena beberapa alasan berikut:
Adanya uang kas yang masih dalam proses pemindahan dari perusahaan ke bank. Sehingga dari perusahaan mencatat sudah ada kas masuk di bank, namun bank belum mencatat karena merasa belum menerima.
Adanya cek beredar dimana perusahaan sudah menganggap cek telah dicairkan, sedangkan bank belum mencairkan.
Pendapatan dari bank dan biaya bank, otomatis akan memotong saldo rekening, namun pihak akuntan perusahaan belum menyesuaikan karena harus melihat hasil cetak rekening koran.
Itulah cara dalam menyusun jurnal serta laporan laba rugi pendapatan bunga bank dan beban administrasi bank, sekaligus dengan laporan rekonsiliasi bank pada perusahaan. Jika anda memiliki rekening pada bank dan menggunakan nya secara aktif untuk kepentingan perusahaan, maka pencatatan diatas perlu dan wajib dilakukan setiap akhir periode.