Bagaimana Cara Mengatur Rantai Suplai / Pasok pada Perusahaan Konstruksi

bagaimana_cara_mengatur_rantai_suplai_pasok_pada_perusahaan_konstruksi

Mengelola Supply Chain Management bisa dikatakan relatif sulit jika belum tahu informasi-informasi awal mengenai SCM ini. Perusahaan-perusahaan besar yang sudah memiliki langganan dan rantai suplai yang terorganisir tentu sudah lebih berpengalaman. Selain itu, jenis bisnis yang dijalankan juga menuntut strategy SCM yang berbeda. Pada artikel ini, jenis bisnis yang dibahas berfokus pada perusahaan konstruksi. Perusahaan jasa konstruksi sendiri memiliki karakteristik yang relatif berbeda dengan jenis bisnis lainnya. Berikut uraiannya.

Pengertian Manajemen Rantai Suplai atau Supply Chain Management

Manajemen rantai suplai atau yang lebih dikenal dengan SCM (Supply Chain Management) merupakan serangkaian tahapan untuk menjalankan siklus produk. Proses dari SCM (Supply Chain Management) ini meliputi penyediaan bahan baku, produksi barang hingga pendistribusian ke konsumen. Tentunya, seluruh rangkaian tersebut harus diperoleh dengan biaya yang efisien. Proses dalam SCM ini biasanya membutuhkan instrumen-instrumen terbaik, mulai dari mitra hingga perangkat yang digunakan agar rantai pasok tetap berjalan dengan optimal. 

Kenapa Perusahaan Konstruksi Lebih Spesial?

Setelah Anda mengetahui pengertian dari Rantai Pasok, kenapa perusahaan konstruksi memiliki rantai pasoknya sendiri? Setiap jenis bisnis memiliki keunikannya sendiri, tidak terkecuali perusahaan konstruksi. Apalagi perusahaan konstruksi memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan jenis perusahaan lain. Beberapa hal yang membuat jasa konstruksi menjadi jenis bisnis yang unik dalam rantai pasok adalah:

  • Risiko yang sangat tinggi dan berpotensi memperoleh laba yang rendah
  • Perusahaan bisa jadi hanya berperan sebagai price taker. Karena konsumen sangat terproteksi oleh asuransi, bank garansi, konsultan dan pengawas ada juga sanksi kontraktor yang mengakibatkan penalti-penalti terhadap perusahaan konstruksi itu sendiri. Sehingga proteksi yang dimiliki perusahaan jasa konstruksi dan konsumen jasa konstruksi sangat jauh berbeda.
  • Biaya produksi sangat fluktuatif dengan nilai kontrak yang bersifat konservatif
  • Pembeli berhak memutuskan periode pelaksanaan dan jaminan mutu
  • Proses konstruksi yang bisa berubah-ubah disebabkan oleh hasil perencana dan lokasi yang berbeda karakteristiknya
  • Reputasi kontraktor sangat mempengaruhi keputusan-keputusan konsumen

Dengan risiko-risiko tersebut dapat tergambar bagaimana sulitnya menjalankan jenis perusahaan ini. Tetapi ketika perusahaan Anda sudah memiliki reputasi yang baik, tentu keuntungan yang diperoleh akan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kepercayaan konsumen. 

 3 Tahapan Supply Chain Management (SCM) Perusahaan Konstruksi

Untuk mengelola bisnis Anda terdapat 6 tahapan yang perlu dilakukan dalam mengelola SCM. Enam tahapan tersebut meliputi perencanaan, pengadaan, pengerjaan atau produksi dan seterusnya. Berikut penjelasan lengkapnya.

  1. Planning 

Tahapan ini bisa jadi adalah tahapan terpenting. Karena dalam tahap perencanaan,  Anda akan banyak melakukan forecasting tentang perkiraan permintaan, rencana pengadaan sampai ke tahap perekrutan tenaga kerja. Proses tersebut berfungsi untuk melakukan prediksi terhadap permintaan. Bagaimana kebutuhan pasar dan apa-apa saja yang harus disediakan dalam periode pengerjaan hingga proses pengerjaan selesai. Ketika melakukan planning Anda harus memperhatikan tren pasar, inventaris sebagai hal-hal yang menjadi pertimbangan untuk mendapatkan pengelolaan dan paling efisien. 

  1. Pengadaan atau Pembelian

Jika dalam jasa konstruksi, proses ini adalah proses untuk memastikan jumlah dan jenis barang ataupun alat apa saja yang harus disediakan. Kembali kepada demand forecasting, Anda harus mendapatkan procurement atau proses pengadaan dengan masa, harga dan jumlah yang paling sesuai dengan permintaan pasar. Pada proses ini instrumen seluruh instrumen akan bekerja, mulai dari finansial, material dan informasi. Karena proses pengadaan akan melibatkan kredit dengan serangkaian persyaratannya sehingga Anda harus menerima informasi yang paling rinci dan paling jelas. Kemudian, material yang digunakan juga akan mulai disediakan pada tahap ini, sehingga keputusan pembelian dengan harga terbaik sangat penting untuk dipertimbangkan. 

  1. Produksi atau Pengerjaan 

Dalam SCM industri barang proses ini adalah proses mengubah input menjadi suatu produk. Tetapi pada industri jasa proses ini adalah proses pengerjaan. Pada proses ini seluruh modal baik modal mesin dan manusia dikerahkan untuk menyelesaikan pesanan konsumen tepat waktu. Tetapi pada proses inilah yang seringkali muncul berbagai problem, sehingga proses pengerjaan tertunda atau periode pengerjaan yang jauh lebih lama. Periode yang lebih panjang atau melebihi target akan menurunkan kepuasan konsumen, sehingga bukan hal yang mustahil reputasi perusahaan konstruksi Anda akan menurun. Sehingga selama masa pengerjaan ini, sebaiknya sudah menyiapkan berbagai opsi pengerjaan yang paling efektif dan efisien. 

Jangan Samakan Supply Chain Management (SCM) dan Logistik 

Istilah SCM dan logistik seringkali digunakan bergantian, sehingga akan membingungkan dan muncul persepsi bahwa kedua hal ini merupakan hal yang sama. Padahal, logistik dan SCM merupakan dua hal yang berbeda. Logistik merupakan bagian dari Supply Chain Management (SCM), fokus dari logistik adalah transfer produk dan material dengan menggunakan metode yang paling efisien, waktu tercepat dan lokasi paling tepat. Sementara SCM lebih kepada rangkaian yang meliputi proses logistik didalamnya dan mengelola secara lebih menyeluruh. 

3 Jenis Supply Chain Management 

Dalam proses supply chain bukan hanya barang saja yang perlu dikelola, tetapi variabel-variabel lain seperti finansial dan informasi juga merupakan dua hal yang penting untuk dikelola selama proses SCM berlangsung. 

  1. Material 

Aliran material merupakan inti dari proses ini. Karena seluruh proses dalam SCM yang paling utama adalah proses pengerjaan yang melibatkan pengelolaan terbaik. Arus material merupakan jenis SCM yang sangat mudah dilihat dan diawasi.

  1. Finansial

Selain material, SCM yang paling penting adalah arus finansial. Arus finansial ini bisa jadi sangat rigid atau ketat karena akan berhubungan dengan persyaratan kredit, tenor, status kepemilikan juga jadwal pembayaran. Ketika unsur-unsur dalam finansial tersebut tidak dikelola dengan baik, tentu dampaknya bisa membuat target profit Anda tidak tercapai. 

  1. Informasi

Kedua, adalah informasi. Arus ini merupakan yang paling sulit terlihat tetapi memiliki fungsi yang sangat kuat dalam mengelola supply chain. Dalam informasi ini harus memungkinkan seluruh proses dapat terkoordinasi dengan baik. Sehingga proses berjalan baik dan selesai tepat waktu. Itu dia beberapa informasi yang dapat Ukirama bagikan kepada Anda, semoga dengan mengenal SCM bisnis pada perusahaan konstruksi Anda dapat berjalan lebih efisien dan efektif sehingga memaksimal profit Anda. 


You Might Also Like