Bisnis Anda Rugi Besar Karena Mati Listrik? Coba Jalani Bisnis Ini, Tidak Butuh Listrik Besar atau Bahkan Tidak Butuh Listrik Sama Sekali

bisnis_anda_rugi_besar_karena_mati_listrik__coba_jalani_bisnis_ini_tidak_butuh_listrik_besar_atau_bahkan_tidak_butuh_listrik_sama_sekali

Baru-baru ini Indonesia dihebohkan dengan adanya pemadaman listrik yang terjadi di beberapa daerah. Selama ini mati listrik sudah menjadi kasus yang cukup jarang karena sistem pengelolaan listrik yang sudah baik. Kemudian distribusi listrik ke daerah-daerah diluar pusat perekonomian Indonesia pun sudah semakin luas. Sehingga kejadian mati listrik yang menimpa Indonesia belakangan ini cukup mengejutkan banyak pihak. Walaupun risiko kerusakan selalu ada, tetapi dengan anggapan pengelolaan listrik yang sudah baik dan frekuensi mati listrik yang kini sudah jarang terjadi membuat banyak orang tidak mempersiapkan diri. Jika Anda sebagai ibu rumah tangga misalnya, tentu dapat mengandalkan lampu cadangan, atau lilin yang mana memang lebih mudah ditemukan dan digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan kegiatan sehari-hari jika terjadi keadaan mati listrik. Tetapi bagaimana dengan perusahaan besar? 

Durasi Mati Listrik Dan Daerah Mana Saja? 

Menurut tirto.id pemadaman listrik yang terjadi beberapa hari lalu dinilai sebagai kejadian pemadaman yang terparah. Pemadaman listrik atau blackout yang terjadi kemarin memiliki durasi yang berbeda-beda setiap daerahnya. Tetapi rata-rata blackout terjadi selama tiga jam, tapi rupanya ada beberapa daerah yang mengalami mati listrik lebih dari 10 jam. Bagaimana dengan wilayah yang mengalami pemadaman? Setidaknya ada 2209 daerah yang mengalami dampak blackout ini. 

Nilai Kerugian Akibat Blackout

Disampaikan langsung oleh Menteri Ekonomi bapak Darmin Nasution kerugian sebesar Rp 90 miliar yang disampaikan oleh Direktur Pengadaan Strategis PLN tidaklah sebanding dengan kerugian ekonomi yang berdampak pada Indonesia. Karena akibat dari blackout yang terjadi mengakibatkan mati listrik pada pusat-pusat perekonomian seperti pusat perbelanjaan. Gedung perkantoran, ruang-ruang usaha seperti Alfamart atau Indomaret. Tidak hanya itu, kereta api listrik dan MRT yang menjadi transportasi umum yang murah untuk melakukan perjalanan antar kota juga ikut terganggu. 

Jenis-jenis Bisnis 

Mengutip dari pernyataan bapak presiden bagaimana industri cukup terganggu akibat kejadian ini Anda perlu untuk mengetahui jenis-jenis bisnis. Terdengar aneh tapi hal ini akan membuat Anda lebih waspada. Selain itu membantu Anda untuk tidak “menyimpan telur dalam satu keranjang”. Dalam prinsip ekonomi ada istilah dimana seseorang dilarang untuk menaruh telur dalam satu keranjang, karena jika satu telur pecah dalam satu keranjang ada kemungkinan telur-telur lainnya juga ikut pecah. Sehingga, dengan memahami jenis-jenis bisnis Anda dapat menaruh telur di beberapa keranjang dan terhindar dari risiko-risiko tidak terduga seperti blackout atau mati listrik.  Jadi, apa saja jenis-jenis bisnis? Sebenarnya jenis bisnis bisa dilihat dari motifnya, nilai gunanya juga jenis kegiatannya. Jika ingin menentukan bisnis mana yang memiliki risiko kecil terhadap kejadian blackout akan lebih relevan jika mengetahui jenis-jenis bisnis berdasarkan jenis kegiatannya. 

Bisnis Agraris

Jika membayangkan jenis bisnis pertama yang diyakini tidak memerlukan aliran listrik pasti agraris. Bisnis agraris sendiri memang bisnis yang bergerak mengolah, memanfaatkan dan mengelola lahan atau ladang pada bidang-bidang seperti pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan sampai kehutanan hingga dapat menghasilkan hasil alam yang bermanfaat. Jenis bisnis pada bidang-bidang tersebut memang terlihat minim akan kebutuhan listrik. Kebutuhan listrik sendiri masih bisa disubstitusi oleh tenaga manual. Sehingga ketika kejadian blackout, bisnis dalam bidang ini akan mengalami guncangan yang lebih sedikit dibandingkan dengan jenis bisnis lainnya. Anda bisa memilih investasi atau jenis bisnis ini sebagai alternatif dari bisnis-bisnis yang dikelola. Jika dilihat dari keuntungan mungkin Anda akan melihat perkembangan yang lebih lambat dibandingkan dengan bisnis lain seperti industri misalnya. Tetapi, memilih lini bisnis agraria akan membuat distribusi bisnis yang dikerjakan menjadi saling menopang. 

Bisnis Ekstraktif

Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan di Indonesia salah satunya oleh bisnis ekstraktif. Bisnis ekstraktif merupakan tangan pertama yang mengambil dan menggali serta memanfaatkan sumber daya alam untuk menyediakan kebutuhan energi dalam negeri. Lalu apa perbedaannya dengan bisnis agraris? Bisnis agraris lebih kepada mengelola hasil tanah untuk mendapatkan sumber daya alam dan dapat terus diperbaharui sehingga dapat terus dihasilkan.Sedangkan bisnis ekstraktif mengambil dan memanfaatkan sumber daya alam tetapi tanpa ada usaha atau bahkan kemungkinan untuk mengembalikan sumber daya yang telah diambil dari alam. Bisnis ekstraktif contohnya seperti pertambangan, pembuatan garam, perikanan laut, dan penebangan pohon. Bisnis ekstraktif yang bergelut pada bidang pertambangan mengambil secara langsung sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti timah, minyak bumi, batu bara, batu kapur untuk semen, dan nikel. Sumber daya tersebut dapat habis dalam kurun waktu tertentu dan dapat berdampak besar. Pada pembuatan garam pun para petani garam mengambil garam langsung dari air laut yang dikelola untuk menjadi garam.Begitu pula pada perikanan laut, ikan yang didapat langsung diambil dari laut tanpa ada pembuatan kolam atau tambak. Jika perburuan ikan laut dilakukan terus menerus tanpa dibatasi, lambat laun ikan laut yang merupakan sumber daya alam tersebut dapat habis pula. Demikian pula dengan penebangan pohon, walaupun pohon dapat di tanam kembali dengan dilakukan reboisasi, tetapi kegiatan reboisasi tersebut membutuhkan waktu puluhan tahun yang tidak sebanding dengan waktu penebangan pohon yang singkat.

Bisnis Industri

Banyak bisnis industri yang dapat ditemukan, terutama di Indonesia. Dengan pesatnya kemajuan zaman dapat ditemukan berbagai jenis bisnis industri di Indonesia, dari mulai industri yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar hingga industri rumahan yang dapat dengan mudah dijumpai dengan kemajuan teknologi seperti saat ini. Bisnis industri sendiri bisnis yang bergerak mengolah bahan yang masih mentah menjadi bahan setengah jadi atau dari bahkan mengubah bahan setengah jadi menjadi barang yang sudah jadi siap pakai atau siap untuk dikonsumsi masyarakat. Salah satu jenis bisnis industri adalah perusahaan yang mengubah gandum sebagai bahan mentah menjadi tepung terigu sebagai bahan baku yang nanti dapat diolah lagi menjadi produk yang sudah jadi siap dikonsumsi seperti roti. Ada Pula bisnis industri tekstil yang mengubah kain sebagai bahan baku menjadi barang jadi siap pakai seperti pakaian. Atau perusahaan industri yang mengolah kayu menjadi barang siap pakai seperti perabotan berkualitas sedang hingga tinggi.

Bisnis Perdagangan 

Bisnis perdagangan adalah bisnis yang kegiatan utamanya bergerak pada jual beli, mengumpulkan lalu menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen dengan berbagai macam cara dengan tujuan menghasilkan keuntungan. Distributor dari skala kecil hingga skala besar termasuk dalam bisnis perdagangan. salah satu contoh bisnis perdagangan adalah swalayan, supermarket, toko grosir, hingga merambah pada bisnis perdagangan ekspor dan impor. Bisnis perdagangan ini sekarang cukup populer dengan meningkatnya jumlah startup pada bidang ini di beberapa sektor. Jadi Anda dapat termasuk melakukan kegiatan bisnis perdagangan walau hanya melakukan kegiatan jual beli dalam jumlah kecil, tapi Anda yang ingin terjun ke bisnis jenis ini sebaiknya berhati-hati. Karena biasanya bisnis perdagangan membutuhkan energi salah satunya listrik. Tetapi jangan takut untuk berinvestasi atau memulai bisnis di bidang perdagangan, karena dengan prinsip tidak menaruh telur dalam satu keranjang bisnis ini bisa menjadi alternatif.  

Bisnis Jasa

Sama seperti namanya, bisnis jasa adalah bisnis yang kegiatan utamanya mengandalkan pelayanan atau memberikan jasa kepada konsumen, atau dapat pula dikatakan suatu model bisnis yang menjual jasa sebagai komoditas. Bisnis yang menawarkan jasa ini sangat menjamur di Indonesia belakangan ini. Hampir 350 lebih jenis startup yang ada di Indonesia menawarkan jenis bisnis dalam jasa. Tetapi bisnis ini membutuhkan energi listrik yang cukup besar. Karena bisnis jasa memerlukan verifikasi data dari kedua pihak.Dari beberapa jenis bisnis yang telah dijabarkan di atas, kini Anda lebih mengenal bisnis-bisnis yang membutuhkan energi listrik yang tinggi. Sehingga jika Anda ingin memulai salah satu bisnis di atas Anda dapat mempersiapkan segala modal bisnis yang dibutuhkan terutama listrik. Apalagi mengingat kejadian pemadaman listrik baru-baru ini di Indonesia. Tetapi jika Anda ingin memulai bisnis yang tidak membutuhkan begitu banyak energi listrik, berikut beberapa alternatif bisnis yang dapat Anda coba.

Alternatif Bisnis Yang Tidak Memakai Listrik 

Pertanian 

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa model bisnis pertanian termasuk bisnis agraria. Sehingga kebutuhan akan energi listrik dipastikan cenderung sedikit. Kecuali pada kegiatan tertentu yang membutuhkan alat-alat seperti ketika melakukan penggilingan padi misalnya. Tetapi sektor pertanian bukan hanya terbatas pada pada saja, ada banyak komoditas tani yang bisa dikembangkan. Kalau boleh memberi saran, komoditas yang saat ini harganya masih cukup tinggi dan cukup mudah dikembangkan di Indonesia adalah bisnis pertanian vanila. Di Indonesia sendiri dikenal dengan vanili, komoditas dari bunga anggrek ini masih ditawar dengan harga yang cukup tinggi. Selain itu, ada beberapa daerah di Indonesia yang cocok untuk mengembangan kompleks perkebunan vanila ini. 

Peternakan 

Kebutuhan akan daging di Indonesia rupanya masih cukup tinggi. Contohnya pada sebuah riset yang dilakukan di Bandung kebutuhan daging sapi di daerah Bandung merupakan yang tertinggi di Jawa Barat. Kenapa? Karena berbagai menu makanan khas dari Bandung seringkali berbahan dasar daging seperti Bakso, bistik dan makanan lainnya. Itulah mengapa tingkat konsumsi daging sapi di Bandung merupakan yang tertinggi di Jawa Barat. Tidak berhenti sampai disana, secara nasional Indonesia masih menjadi negara pengimpor daging sapi. Hal ini menunjukan permintaan yang tinggi dan peluang bisnis yang menarik bukan. Selain itu, jika masih menggunakan sistem tradisional untuk merawat hewan ternak tidak membutuhkan tenaga listrik yang besar. 

Perkebunan 

Kalau berbicara perkebunan pasti ingat dengan perkebunan Rancabali di Bandung. Komplek perkebunan teh terbesar di Jawa Barat ini bukan hanya memberikan produk berupa teh saja. Tetapi perkebunan tehnya bahkan digunakan sebagai area wisata yang asri untuk dikunjungi. Anda bisa mencoba untuk memulai bisnis perkebunan ini. Jenis bisnis ini masih termasuk jenis bisnis padat karya. Sehingga lebih banyak menggunakan tenaga manusia untuk mengerjakan pemetikan teh nya. Sementara pengolahan sudah menggunakan mesin. Karena masih termasuk jenis bisnis yang banyak menggunakan faktor produksi berupa pekerja, kejadian mati listrik tentu bisa ditanggulangi dengan mengatur waktu proses dari hasil perkebunan. Jadi bisnis apa saja yang tidak memerlukan listrik? Tentunya banyak bukan. Prinsipnya adalah tidak mendistribusikan investasi pada satu bidang saja. Tetapi jika masih bermain di kelas startup dan ukm mulailah mendistribusikan bisnis yang lebih luas lagi ya Anda. Itu dia beberapa jenis bisnis yang bisa Anda coba. Sehingga resiko dari satu jenis bisnis bisa ditanggulangi oleh bisnis lainnya. Sehingga bisnis Anda tetap terus berjalan walaupun ada kendala teknis seperti listrik sekalipun.


You Might Also Like