Cara Analisis CVP (Cost Volume Profit) dalam Akuntansi Manajemen Biaya beserta Contohnya

cara_analisis_cvp__cost_volume_profit_dalam_akuntansi_manajemen_biaya_beserta_contohnya

Laba atau keuntungan biasanya merupakan sesuatu yang paling dikejar oleh perusahaan. Perusahaan sejak awal sudah menetapkan target atau keuntungan yang harus diperoleh dalam satu periode. Lalu, bagaimana pihak perusahaan, khususnya manajer membuat keputusan yang tepat dalam setiap permasalahan yang timbul yang berkaitan dengan pencapaian laba ini? Bagaimana seorang manajer bisa merencanakan dengan matang langkah langkah apa saja yang harus diambil agar keuntungan bisa diraih dalam waktu yang telah ditentukan? Dan bagaimana seorang manajer menyikapi perubahan-perubahan yang ada di dunia bisnis yang dinamis ini supaya kerugian bisa dihindari dan diantisipasi?Semua pertanyaan ini bisa terjawab jika manajer melakukan sebuah analisis yang disebut analisis CVP (Cost Volume Profit) atau pada beberapa literatur dikenal dengan analisis titik impas (Break Even Point). Analisis ini membantu kita mengetahui hubungan antara variabel-variabel seperti harga jual, volume produksi serta keuntungan yang didapatkan serta seberapa besar dampak perubahan variabel-variabel ini berdampak terhadap laba atau keuntungan. Untuk menghitungnya diperlukan biaya variabel dan biaya tetap.Adapun beberapa manfaat yang Anda dapat jika Anda menerapkan analisis ini pada bisnis atau perusahaan Anda, diantaranya adalah:

  1. Analisis CVP bisa membantu Anda dalam hal perencanaan laba.
  2. Anda juga bisa tahu berapa penjualan minimum yang diperlukan jika Anda ingin mencapai target laba tertentu.
  3. Mengetahui baik tidaknya kondisi perusahaan Anda.
  4. Mengetahui dampak perubahan penjualan, biaya dan harga jual terhadap perusahaan Anda.
  5. Menentukan harga jual untuk memperoleh laba tertentu.
  6. Anda bisa menentukan produk mana yang lebih menguntungkan dan mana yang perlu ditingkatkan lagi serta mana yang perlu dihapus.
  7. Membantu menerapkan kombinasi produk yang dihasilkan karena adanya keterbatasan produk dalam menghasilkan laba tertentu.
  8. Membantu Anda untuk merencanakan strategi  perluasan usaha (marketing strategy).
  9. Membantu Anda dalam pengambilan keputusan mengenai usaha Anda apakah dilanjutkan atau tidak.

Dalam menganalisis CVP ada beberapa asumsi dasar yang diperlukan yaitu:

  1. Biaya dikelompokkan menjadi biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost). Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sesuai dengan jumlah barang yang diproduksi, artinya semakin banyak jumlah barang yang diproduksi maka biaya variabel totalnya pun akan meningkat karena jumlah barang dikalikan dengan biaya variabel per barang. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung dengan jumlah produksi barang, jumlahnya akan selalu sama berapapun produksi barang yang dikeluarkan.
  2. Biaya tetap secara total adalah tetap sampai titik kegiatan atau kapasitas tertentu.
  3. Biaya variabel akan berubah secara proporsional dengan peningkatan volume produksi.
  4. Harga jual per unit adalah tetap
  5. Perusahaan hanya menjual satu jenis barang saja. Namun jika perusahaan menjual lebih dari satu jenis barang maka bauran penjualannya (sales mix) adalah tetap.
  6. Kapasitas yang dimiliki perusahaan tidak berubah
  7. Tingkat efisiensi dan produktivitas tidak berubah

Asumsi-asumsi diatas merupakan sebuah kepastian (certainty) karena harga jual dan biaya-biayanya harus diketahui. Sayangnya, dalam prakteknya kepastian-kepastian ini adalah hal yang sulit dicapai, karena kita tahu sendiri bahwa dunia bisnis adalah dunia yang dinamis yang selalu berubah-ubah.Resiko dan ketidakpastian harus masuk dalam pertimbangan Anda jika ingin melakukan sebuah perencanaan yang matang. Ada beberapa cara yang bisa digunakan manajer untuk mengelola resiko dan ketidakpastian yang ditimbulkan ini, yaitu melalui identifikasi risiko, penilaian risiko serta mitigasi risiko.

Contoh Penerapan analisis CVP

Supaya lebih kita lebih paham lagi tentang analisis CVP ini, perhatikanlah contoh berikut:Sebuah perusahaan yang bergerak dibidang souvenir pernikahan melakukan rencana investasi sebesar Rp. 5.000.000,- . Lalu, pihak manajemen perusahaan menginginkan laba yang diperoleh adalah sebesar 15% atau Rp. 750.000,- tiap tahunnya.Jika biaya tetap setiap tahunnya adalah Rp. 750.000,- dan biaya variabelnya adalah Rp.20/ unit barang. Tahun lalu, perusahaan ini bisa memproduksi dan menjual sebanyak 50.000 unit barang dengan harga Rp. 30 setiap unit.Lalu, bagaimana caranya pihak manajemen perusahaan dapat mencapai target laba sebesar 15% dari investasi?Untuk menjawab permasalahan ini, ada 4 cara yang bisa dilakukan, yaitu:

  1. Mengurangi biaya tetap

Persamaan yang digunakan adalah:Laba = (Harga jual x quantity) - Total biaya tetap - ((Biaya variabel / Unit) x Quantity)Dari persamaan tersebut, jika kita terapkan ke kasus sebelumnya, maka:Rp 750.000 = (Rp 1.500 x 2000) - Total biaya tetap - (Rp 800 x 2000)Rp 750.000 = Rp 3.000.000 - Total biaya tetap - Rp 1.600.000Total biaya tetap = Rp 3.000.000 - Rp 1.600.000 - Rp 750.000Total biaya tetap = Rp 650.000Dari perhitungan diatas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa untuk mencapai laba 15%, perusahaan harus mengurangi biaya tetapnya sebesar Rp. 100.000,- dari biaya tetap awal (Rp. 750.000 – Rp. 650.000 = Rp. 100.000).

  1. Mengurangi biaya variabel

Hal kedua yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi biaya variabel, lalu berapa pastinya biaya variabel yang harus dikurangi? Mudah kok, persamaan yang digunakan pun tetap sama dengan persamaan sebelumnya, yaitu:Laba = (Harga jual x Quantity) - Total biaya tetap - ((Biaya variabel / unit) x Quantity)Jika di terapkan ke masalah sebelumnya maka:Rp 750.000 = (Rp 1.500 x 2000) - Rp 750.000 - (Biaya variabel per unit x 2000)Rp 750.000 = Rp 3.000.000 - Rp 750.000 - (Biaya variabel per unit x 2000)Biaya variabel per unit x 2000 = Rp 1.500.000Biaya variabel per unit = Rp 1.500.000 / 2000Biaya variabel per unit = Rp 750Dengan demikian, jika ingin mencapai keuntungan sebesar 15% maka biaya tetap harus berkurang sebanyak Rp. 50 menjadi Rp. 750 / unit.

  1. Meningkatkan harga jual per unit barang

Hal selanjutnya yang bisa menjadi pertimbangan adalah meningkatkan harga jual per unit barang. Persamaan yang digunakan pun masih sama, yaitu:Laba = (Harga jual x Quantity) - Total biaya tetap - ((Biaya variabel / unit) x Quantity)Jika di terapkan ke masalah sebelumnya maka:Rp 750.000 = (Harga jual x 2000) - Rp 750.000 - (Rp 750 x 2000)Rp 750.000 = (Harga jual x 2000) - Rp 750.000 - Rp 150.000Harga jual x 2000 = Rp 750.000 + Rp 750.000 + Rp 150.000Harga jual x 2000 = Rp 1.650.000Harga jual = Rp 1.650.000 / 2000 = Rp 825Dengan demikian, jika ingin mencapai keuntungan sebesar 15% maka harga jual bisa dinaikkan sebanyak Rp. 50 menjadi Rp. 1.550,-.

  1. Meningkatkan volume penjualan produk

Cara selanjutnya juga banyak dipakai oleh para pebisnis, cara ini masih menggunakan persamaan yang sama dengan sebelumnya, yaitu:Laba = (Harga jual x Quantity) - Total biaya tetap - ((Biaya variabel / unit) x Quantity)Jika diterapkan ke masalah sebelumnya maka:Rp 750.000 = (Rp 1.500 x Q) - Rp 750.000 - (Rp 800 x Q)Rp 750.000 = Rp 1.500Q - Rp 750.000 - Rp 800QRp 750.000 = 700Q - Rp 750.000Q = 2143 unitDengan demikian, jika ingin mencapai keuntungan sebesar 15% maka volume penjualan harus dinaikkan sebanyak 143 unit dari volume penjualan sebelumnya menjadi 2.143 unit barang.Demikianlah cara melakukan analisis Cost Volume Profit (CVP) pada perusahaan atau bisnis Anda, jika Anda sudah paham konsepnya, maka akan lebih mudah diterapkan ke berbagai macam kasus dan permasalahan. Angka-angka hasil perhitungan tadi bisa Anda jadikan acuan untuk membuat kebijakan atau untuk mengambil langkah strategis tertentu agar tujuan perusahaan atau bisnis Anda bisa tercapai. Selamat mencoba!


You Might Also Like