Cara Menetapkan Harga Pokok Penjualan dan Harga Perolehan Bisnis Franchise (Waralaba)

cara_menetapkan_harga_pokok_penjualan_dan_harga_perolehan_bisnis_franchise

Bisnis Franchise atau Waralaba menjadi satu bidang usaha yang cukup populer dipilih para pengusaha baik baru atau lama. Jenis bisnis ini menjadi pilihan lantaran dianggap lebih aman karena brand yang diambil sudah memiliki nama atau dikenal masyarakat. Artinya, pebisnis waralaba sudah mengurangi satu pekerjaan besar dalam bisnis yaitu pemasaran atau pengenalan brand kepada masyarakat luas. Selain soal pengenalan brand, ada banyak kemudahan atau keuntungan yang bisa didapat dengan memilih bisnis waralaba,  salah satunya adalah kemudahan manajemen finansial. Bisnis waralaba memudahkan manajemen finansial karena franchisor (pemberi waralaba) sudah menetapkan sistemnya sehingga franchise (penerima waralaba) tinggal meneruskannya saja. Biasanya juga, franchisor menyediakan pelatihan untuk menjalani bisnis tersebut, baik untuk pemasaran, finansial, hingga pelatihan pegawai.Berkaitan dengan bisnis franchise, ada hal yang juga tak kalah penting dan mendapat perhatian lebih, yaitu penentuan harga pokok penjualannya. Hal ini memang diperlukan bagi semua bisnis perdagangan, tetapi perlu penanganan khusus jika menyangkut bisnis franchise. Lantas seperti apa sebenarnya cara menetapkan Harga Pokok Penjualan pada bisnis franchise? Bagaimana pula dengan Harga Perolehannya? Berikut penjelasannya.

Cara Menetapkan Harga Pokok Penjualan Bisnis Franchise

Sebelum membahas lebih jauh tentang cara menetapkan Harga Pokok Penjualan untuk bisnis franchise atau waralaba, sebaiknya kita ulas dahulu apa itu Harga Pokok Penjualan. Harga Pokok Penjualan (HPP) yang dalam bahasa Inggris disebut Cost Of Goods Sold (COGS) merupakan total pengeluaran untuk menghasilkan barang atau jasa yang dijual. Berkaitan dengan bisnis franchise, artinya perhitungan HPP ditujukan untuk mengetahui berapa besaran biaya beli (modal) barang yang akan dijual. Ini artinya, menghitung HPP tidak bisa dilakukan dengan cara menjumlahkan semua nilai pembelian. Hal tersebut lantaran barang-barang yang terjual belum tentu sama jumlahnya dengan barang yang dibeli dalam periode yang sama.Setelah kita pahami bersama tentang Harga Pokok Penjualan pada Bisnis Franchise, maka selanjutnya kita harus mengetahui komponen apa saja yang akan menentukan HPP tersebut. Komponen penentu HPP pada bisnis franchise sendiri terdiri dari empat hal, yaitu harga beli bahan baku, biaya transportasi, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Dari keempat elemen tersebut, maka selanjutnya kita bisa mulai untuk menetapkan HPP yang sesuai.

Berikut cara menetapkan Harga Pokok Penjualan pada bisnis franchise (waralaba):

  1. Menghitung Harga Pembelian Bahan Baku 

Poin pertama yang pasti masuk dalam perhitungan HPP adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan baku baik dari franchisor atau pihak lain yang ditunjuk. Pencatatan harga bahan-bahan ini dilakukan secara rinci dari masing-masing elemennya untuk kemudian di total. Hasil total harga itu kemudian dibagi dengan berapa jumlah produk yang bisa dihasilkan berdasar bahan-bahan yang dibeli. Ini artinya Anda akan mendapat harga bahan produksi per satuan barang.

  1. Menghitung Biaya Transportasi

Tak mungkin diabaikan, biaya transportasi pasti dibutuhkan karena setiap mobilitas harus dicatat sebagai biaya. Biaya transportasi ini menyangkut semua hal dari mulai untuk membeli bahan produksi atau mobilitas lain yang berkaitan dengan operasional usaha.

  1. Menghitung Biaya Tenaga Kerja

Elemen berikutnya yang juga pasti dihitung dalam menentukan HPP bisnis franchise adalah upah tenaga kerja. Pegawai yang bertugas di toko atau tenant hingga kurir pembelian bahan tentu membutuhkan upaya yang semua biayanya masuk dalam penentuan harga produk itu sendiri. Berkaitan dengan franchise yang mungkin sudah mempunyai standar harga, maka jika ada peningkatan biaya maka perhitungannya bisa disesuaikan apakah dengan mengurangi tenaga kerja atau membedakan harga penjualan.

  1. Menghitung Biaya Overhead

Biaya overhead menjadi satu elemen yang terbilang harus mendapat perhatian lebih karena terdiri dari banyak komponen. Biaya overhead yang dimaksud adalah seperti biaya listrik, sewa tempat, biaya air, pemakaian gas, dan komponen lain yang dipakai untuk melakukan penjualan barang.Setelah melakukan perhitungan keempat biaya di atas, maka selanjutnya adalah menentukan berapa komisi yang ingin diambil. Hal ini tentu menjadi kewenangan Anda sebagai franchisee untuk menentukan berapa keuntungan yang ingin didapat per produknya. Biasanya penentuan komisis ini didasarkan pada persentase biaya. Namun, karena yang dibahas adalah bisnis franchise yang artinya berkaitan dengan brand yang sudah dikenal, maka perhitungan harus disesuaikan dengan harga yang sudah dikenal masyarakat. Tetapi semua akan kembali lagi kepada kesepakatan antara franchisor dan franchisee itu sendiri.

Cara Menetapkan Harga Perolehan Bisnis Franchise

Harga Perolehan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap, mulai dari biaya pembelian sampai ke biaya lain yang hadir dari proses pembelian hingga akhirnya aset siap digunakan untuk kegiatan operasional. Secara sederhana, Harga Perolehan merupakan harga beli aset ditambah semua biaya yang timbul di dalamnya sampai aset tersebut bisa digunakan untuk kegiatan operasional.Berkaitan dengan bisnis franchise, Harga Perolehan menyangkut beberapa hal seperti alat kerja, mesin, perabot, atau booth tergantung jenis waralaba itu sendiri. Lantas seperti apa cara menetapkannya? 

  1. Menentukan Harga Alat-Alat Kerja

Dalam suatu usaha dagang tentu membutuhkan alat-alat. Sebagai contoh untuk franchise makanan, maka dibutuhkan peralatan memasak. Biasanya memang alat-alat ini didapat langsung dari franchisor karena harus mempunyai standar tersendiri. Untuk itu, penentuan Harga Perolehannya adalah dengan menghitung fisik alat di setiap akhir periode. Selisih yang didapat harus dicatat sebagai biaya untuk periode tersebut dan sebagai rekening alat kerja.

  1. Menghitung Biaya Mesin

Hal yang termasuk dalam biaya mesin yang menentukan Harga Perolehan adalah seperti harga beli, pajak, biaya angkut, asuransi, biaya pemasangan, hingga biaya uji coba. Semua biaya ini harus dicatat sebagai biaya perhitungan Harga Perolehan.

  1. Menghitung Biaya Perabot

Pada bisnis franchise juga biasanya terdapat perabot yang harus sesuai standar baik bahan, bentuk, atau warna dari brand tersebut. Contoh biaya perabot adalah meja, kursi, lemari, dan sebagainya.

  1. Menghitung Biaya Booth atau Tempat

Tergantung pada jenis franchisenya, biaya booth atau tempat tentu menjadi perhitungan dalam Harga Perolehan. Hal-hal yang termasuk dalam biaya ini tidak hanya biaya belinya tetapi juga biaya pengangkutan hingga perakitan.Demikianlah hal-hal terkait cara menetapkan Harga Pokok Perhitungan dan Harga Perolehan. Bisa disimpulkan bahwa perhitungan HPP akan bermanfaat sebagai patokan harga jual, sedangkan Harga Perolehan bertujuan untuk menghitung semua biaya hingga semua aset bisa digunakan. Semua hal tersebut bisa dengan efektif dan efisien dikelola jika menggunakan software khusus administrasi seperti dari Ukirama ERP .


You Might Also Like