Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sales (COGS) untuk Bisnis Kuliner

cara_menghitung_hpp__cogs__untuk_bisnis_kuliner

Bisnis kuliner menjadi salah satu bisnis yang populer di kalangan masyarakat indonesia. Kepopuleran ini tidak lepas dari pangsa pasar yang luas, keuntungan yang besar hingga mudahnya trend makanan berganti. Jika dulu bisnis kuliner identik dengan restoran atau rumah makan berskala besar, saat ini kita bisa melihat bahwa booth atau gerai makanan dan minuman skala kecil mudah ditemukan di sepanjang jalan. Jadi, sekarang bisa dibilang bahwa modal yang minim pun sudah bisa digunakan untuk membuka bisnis kuliner, tentunya dengan jenis dan skala yang lebih kecil. Terlepas dari skala bisnis kuliner yang Anda kelola, penghitungan HPP atau COGS tetap menjadi rutinitas yang tidak boleh diabaikan. Cost of Goods Sold sendiri merupakan perhitungan semua biaya yang berkaitan dengan penjualan produk. Pada dasarnya, kerumitan proses perhitungan COGS ini tergantung pada jumlah produk dan kompleksitas proses produksi dalam bisnis Anda. Bisnis kuliner menjadi salah satu bisnis dengan tingkat kesulitan di bawah perusahaan manufaktur karena produk yang dijual terlihat dan mudah untuk dihitung.Cost of Goods Sold ini biasanya menjadi bagian dari perhitungan pajak bisnis, jadi Anda harus menghitung dengan benar. Proses penghitungan COGS ini difokuskan pada nilai produk yang Anda jual, dimulai dari persediaan awal periode dan berakhir dengan persediaan akhir periode. Nah, berikut ini adalah cara menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) / Cost of Good Sold (COGS) untuk bisnis kuliner yang tepat:

  1. Komponen Dasar Perhitungan COGS

Dalam hal ini, Anda harus mengumpulkan data tentang persediaan awal produk, pembelian persediaan sepanjang periode berlangsung dan persediaan akhir produk. Perlu Anda ingat bahwa ada dua jenis biaya yang bisa dimasukkan dalam perhitungan COGS yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.

  1. Tetapkan Biaya Langsung

Biaya langsung adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan produksi atau pembelian produk. Dalam bisnis kuliner, biaya langsung bisa dikategorikan sepert biaya pembelian produk untuk penjualan kembali (misalnya soft drink), biaya bahan baku untuk membuat produk yang dijual, biaya pengemasan dan lain sebagainya.

  1. Tetapkan Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung berkaitan dengan sewa atau pembelian tempat usaha dan gudang, fasilitas, peralatan dan tenaga kerja. Untuk bisnis kuliner, beberapa biaya yang termasuk dalam indirect cost ini adalah biaya tenaga kerja (langsung dan tidak langsung), biaya penyimpanan produk, depresiasi peralatan yang digunakan untuk produksi, pengemasan dan penyimpanan, serta perlengkapan kantor (ATK dll.).

  1. Tetapkan Persediaan Awal Produk

Persediaan awal ini termasuk stok produk yang disimpan, bahan baku hingga produk yang siap dijual. Nilai dari saldo persediaan awal ini bisa Anda lihat di laporan neraca saldo atau pada laporan  neraca tahun sebelumnya.

  1. Tambahkan Pembelian Bersih Persediaan

Hampir setiap bisnis yang berjalan akan selalu melakukan pembelian persediaan selama periode berlangsung. Anda harus menyimpan bukti-bukti pembelian untuk setiap bahan yang dibeli karena ini akan ditambahkan dalam laporan. Pembelian bersih ini bisa diperoleh dari jumlah pembelian dikurangi retur pembelian yang terjadi selama periode berjalan.

  1. Tetapkan Persediaan Akhir Produk

Nilai persediaan akhir biasanya ditetapkan dengan melakukan perhitungan manual atau dengan estimasi saja. Anda juga bisa mengambil nilai persediaan akhir ini dari data penyesuaian perusahaan pada akhir periode berjalan. Nilai persediaan akhir berkurang tidak hanya karena persediaan digunakan, tetapi juga karena ada yang rusak, hilang atau tidak layak digunakan.

  1. Lakukan Perhitungan HPP/COGS

Setelah mendapat harga pokok produksi, maka Anda bisa melakukan perhitungan HPP atau COGS. Anda bisa melakukan perhitungan sendiri atau menggunakan bantuan software. Untuk menghitung HPP atau COGS secara manual adalah sebagai berikut:Pembelian Bersih + Persediaan Awal – Persediaan AkhirMetode untuk Menghitung PersediaanPada dasarnya ada beberapa jenis metode yang bisa Anda gunakan untuk menghitung persediaan, namun karena bahan baku untuk bisnis kuliner rata-rata merupakan bahan makanan yang cenderung bisa rusak jika disimpan terlalu lama. Maka sebaiknya, Anda memilih untuk menggunakan metode FIFO (First In First Out) atau masuk pertama keluar pertama. Jadi bahan-bahan yang dibeli dan disimpan lebih dulu adalah yang harus digunakan dalam operasional bisnis ini.Manfaat dan Tujuan Perhitungan Harga Pokok Penjualan atau Cost of Goods SoldSama halnya dengan laporan keuangan atau kegiatan administrasi lain pada perusahaan pada umumnya, perhitungan HPP/COGS ini juga dibuat karena memiliki manfaat dan tujuan tertentu. Perlu Anda ketahui bahwa ada 2 manfaat dan tujuan utama dari perhitungan HPP/COGS ini yaitu sebagai berikut:

  • Untuk Patokan dalam Menentukan Harga Jual Produk

Tentunya dalam menentukan harga jual tidak boleh asal karena harga jual suatu produk akan mempengaruhi volume penjualan dan laba yang akan diperoleh oleh perusahaan. Apalagi saat ini persaingan dalam bidang kuliner cukup ketat, sehingga perusahaan harus menetapkan harga jual yang realistis agar konsumen tetap bertahan dan laba perusahaan tetap stabil.

  • Untuk Mengetahui Laba yang Ditargetkan oleh Perusahaan

Laba menjadi salah satu tujuan pendirian bisnis. HPP atau COGS ini akan membantu perusahaan dalam menetapkan laba yang diinginkan di masa sekarang dan yang akan datang. Dengan mengetahui HPP atau COGS, maka perusahaan bisa menghindari kerugian yang mungkin terjadi karena penetapan harga jual yang lebih rendah dari HPP.


You Might Also Like