Ciri-ciri, Kelebihan, dan Kekurangan Sistem Ekonomi Tradisional

ciri_ciri_kelebihan_dan_kekurangan_sistem_ekonomi_tradisional

Suatu sistem ekonomi merupakan cara yang digunakan suatu negara dalam menyelesaikan masalah ekonomi negaranya. Oleh karena setiap negara mempunyai karakteristik dan kondisi yang berbeda-beda, maka sistem ekonomi yang diterapkan setiap negara tidak sama. Indonesia contohnya, negara kita ini menggunakan sistem ekonomi campuran yang spesifik yaitu dikenal dengan sebutan sistem ekonomi pancasila. Tentunya sistem ekonomi seperti di Indonesia belum tentu cocok jika digunakan oleh negara lain.Berkaitan dengan sistem ekonomi yang berbeda-beda, terdapat satu sistem ekonomi yang khas yaitu berlandaskan kebiasaan atau adat masyarakat setempat. Sistem ekonomi itu disebut sebagai Sistem Ekonomi Tradisional. Sistem ini terbilang sangat akrab dengan kehidupan kita lantaran dilakukan secara turun temurun. Agar lebih jelas, berikut informasi seputar Sistem Ekonomi Tradisional ini.

Apa itu Sistem Ekonomi Tradisional?

Sistem ekonomi tradisional merupakan suatu sistem perekonomian yang berlandaskan pada kebiasaan, tradisi, dan adat istiadat masyarakat yang dilakukan secara turun temurun. Karena merupakan sistem yang berakar dari kebiasaan masyarakat, maka sistem ekonomi ini memiliki faktor ekonomi yang sangat terbatas. Bahkan dalam berkegiatan ekonomi, masyarakat memiliki sifat subsisten yaitu berorientasi untuk bertahan hidup atau memenuhi kebutuhan keseharian saja, bukan untuk mencari profit atau keuntungan. Selain itu, dalam proses sistem ekonomi tradisional ini, pemerintah tidak campur tangan dalam perekonomian seperti menentukan standar harga, melainkan sebagai penjaga ketertiban saja.Berdasarkan sejarahnya, Sistem Ekonomi Tradisional umum dipakai di masyarakat agraris sebelum era industri. Hal tersebut dimungkinkan karena kebanyakan masyarakat hidup dari hasil bumi seperti bertani, berkebun, nelayan, dan berternak. Produk dari mengelola hasil bumi inilah yang mereka pertukaran dengan produk lain. Ya, dalam Sistem Ekonomi Tradisional sistem tukar menukar barang atau barter adalah tipikal dasarnya. Penggunaan uang tidak dipakai atau lebih tepatnya belum dikenal di masa tersebut.Secara umum, sistem ekonomi tradisional ini jelas hampir punah dan hanya digunakan oleh masyarakat pedesaan dan terpencil saja. Itupun hanya di beberapa negara tertentu. Bagaimana dengan Indonesia? Nampaknya sistem ekonomi tradisional ini masih bisa ditemui di beberapa desa adat meskipun sudah sangat jarang.Jika kalian mendatangi beberapa desa adat dan terpencil seperti di kalimantan dan papua, masih ada masyarakat yang mengadakan pasar dengan sistem barter. Mereka biasanya datang ke pasar di hari tertentu setiap minggunya dengan masing-masing orang membawa produk hasil tani atau hasil kebunnya sendiri. Di pasar mereka akan saling bertukar barang sesuai kebutuhannya. Dengan kata lain, masyarakat akan berperan sebagai produsen sekaligus merangkap sebagai konsumen. 

Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Tradisional

Agar bisa lebih memahami bagaimana sistem ekonomi tradisional itu, berikut beberapa ciri pokok yang bisa membedakannya dengan sistem ekonomi lain.

  1. Masyarakat dengan sistem ekonomi tradisional masih menggunakan sistem barter atau tidak menggunakan alat pembayaran berupa uang. Poin inilah yang menjadikan sistem ekonomi tradisional sudah sangat langka.
  2. Pemerintah tidak terlibat langsung dalam aktivitas perekonomiannya melainkan hanya sebatas menjaga ketertiban umum. Untuk itu biasanya sistem ekonomi ini membuat standar harga barter berdasarkan kebiasaan atau kesepakatan masyarakat setempat.
  3. Hasil alam dan tenaga manusia merupakan modal utama yang digunakan masyarakat.
  4. Teknik produksi yang dilakukan masih sangat sederhana dan biasanya dipelajari secara turun temurun dari generasi ke generasi.
  5. Oleh karena umumnya dilakukan di satu daerah, maka hubungan masyarakat bersifat kekeluargaan sehingga sistem ekonomi dilakukan juga dilakukan atas dasar tolong menolong.
  6. Tujuan utama dilakukannya proses perdagangan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, bukan untuk mencari keuntungan yang besar.
  7. Tidak ada pembagian kerja yang jelas karena kegiatan ekonomi seperti bertani, beternak, dan berkebun dilakukan secara mandiri atau bersama-sama oleh warga setempat.
  8. Kegiatan ekonomi erat kaitannya dengan tradisi dan budaya masyarakat setempat.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, jelas terlihat bahwa sistem ekonomi tradisional ini umumnya berlaku di masa lalu. Sekalipun masih ada daerah-daerah yang menerapkannya, mungkin ada perubahan di beberapa elemen. Perubahan ini tidak bisa dihindari karena industrialisasi sudah begitu luas.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Tradisional

Meskipun sudah mulai ditinggalkan, Sistem Ekonomi Tradisional sebenarnya memiliki banyak kelebihan. Berikut beberapa kelebihan dari Sistem Ekonomi Tradisional tersebut.

  • Tidak ada persaingan bisnis yang berarti karena semua berdasar kebutuhan sehari-hari.
  • Tidak ada konflik berarti yang timbul akibat persaingan karena sifat kekeluargaan yang erat.
  • Proses kegiatan ekonomi lebih cenderung jujur karena tidak ada kepentingan.
  • Anggota masyarakat tidak merasa terbebani dengan kuantitas hasil produksi karena semua warga tahu kondisi daerahnya.
  • Tidak ada persepsi untung rugi secara finansial yang menimbulkan kecemasan, stress, atau konflik.
  • Tidak mengenal inflasi atau masalah ekonomi lain seperti yang dialami oleh sistem ekonomi lain.
  • Tidak ada monopoli perdagangan dari pemerintah karena pemerintah hanya berperan mengawasi dan menjaga ketertiban.
  • Tidak ada kesenjangan ekonomi yang berarti antara kaya dan miskin karena pendapatan yang diterima dari perdagangan relatif merata.

Namun, dibalik kelebihan-kelebihan di atas, Sistem Ekonomi Tradisional juga tentu memiliki kekurangan. Berikut beberapa kekurangan dari Sistem Ekonomi Tradisional tersebut.

  • Laju perkembangan perekonomian dalam sistem ini cenderung sangat lambat karena keterbatasan hasil produksi dan orientasi bukan pada kekayaan atau keuntungan.
  • Tidak ada kalkulasi akan efisiensi dalam berkegiatan ekonomi.
  • Tidak semua kebutuhan masyarakat bisa dipenuhi karena masih sangat mengandalkan hasil alam.
  • Kualitas barang biasanya lebih rendah dan sulit berkembang karena tingkat persaingan yang sangat rendah.
  • Perubahan akan beberapa elemen akan terasa tabu karena pola pikir masyarakat yang terpaku dengan kebiasaan.
  • Tidak ada standar nilai yang baku dalam transaksi tukar menukar atau barter.

Demikianlah informasi seputar Sistem Ekonomi Tradisional. Berdasarkan penjabaran sudah sangat jelas mengapa sistem ekonomi dengan ciri-ciri di atas disebut sebagai sistem ekonomi tradisional. Industrialisasi yang berkembang menjadi salah satu faktor yang membuat Sistem Ekonomi Tradisional ini mulai ditinggalkan bahkan di banyak negara sudah tidak ada sama sekali yang menerapkannya.


You Might Also Like