Contoh Cara Membuat Laporan Biaya Produksi Bisnis Manufaktur

contoh_cara_membuat_laporan_biaya_produksi_bisnis_manufaktur

Banyak orang yang menganggap bahwa terlalu banyak dokumen maupun laporan yang dibuat terlalu merepotkan dan dianggap membuang-buang waktu. Padahal meskipun membuat laporan terkadang memang menyita waktu yang sedikit karena harus mengumpulkan semua informasi dan data yang diperlukan secara akurat dan tepat, tetapi sebenarnya laporan dapat membantu operasional sebuah bisnis.Dengan adanya laporan, seseorang bisa mempelajari kembali kinerja bisnis atau suatu perusahaan di masa sebelumnya dan apa yang harus ditingkatkan serta dijaga untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Selain itu juga dengan adanya laporan, Anda bisa mengetahui kemajuan suatu proyek atau aktivitas yang sedang dilakukan oleh tim. Menjaga setiap laporan yang dimiliki dengan baik juga merupakan sebuah keharusan agar ketika dibutuhkan di masa depan, Anda tidak akan kesulitan untuk mencarinya.Berdasarkan fungsi umum dari laporan sendiri telah memberikan Anda informasi betapa pentingnya membuat sebuah laporan bisnis. Pembuatan laporan ini juga sangat penting untuk dilakukan secara berkala dan dengan tepat oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri manufaktur, seperti membuat laporan biaya produksi salah satu contohnya. Sebelum mempelajari bagaimana cara membuat laporan biaya produksi bagi perusahaan manufaktur, kita akan memahami lebih dalam mengenai apa itu laporan biaya produksi dan mengapa laporan biaya produksi penting untuk dibuat.

Mengenal Laporan Biaya Produksi

Pada umumnya, laporan biaya produksi mencakup rincian total biaya, termasuk bahan baku serta biaya operasional yang digunakan, untuk melakukan produksi suatu barang atau produk. Laporan biaya produksi atau juga yang dikenal dengan Production Cost Report (PCR) memiliki beberapa sebutan selain sebagai laporan biaya produksi, yaitu laporan biaya produk atau ringkasan biaya proses. Di Indonesia sendiri, Production Cost Report (PCR) lebih dikenal dengan istilah Laporan Harga Pokok Produksi.Mengenai cakupan dari konten atau informasi dan data yang dilampirkan pada laporan ini terbilang bervariasi, akan tetapi biasanya laporan biaya produksi menyediakan informasi dan data yang lengkap perihal seluruh biaya yang berkaitan dengan aktivitas produksi suatu barang atau produk. Selain itu, di akhir laporan biaya produksi akan ada perhitungan mengenai biaya ekuivalen per unitnya.

Sejarah Penggunaan Laporan Biaya Produksi

Meskipun ide untuk dapat melacak dan melihat kembali berapa besaran biaya yang diperlukan oleh bisnis dalam memproduksi produk yang dijualnya sudah dilakukan oleh pengusaha di seluruh dunia selama berabad-abad silam, namun membuat laporan biaya produksi menjadi sebuah keharusan dan dibuat dalam bentuk yang lebih komprehensif baru dilakukan pada tahun 1970-an. Sejak saat itu model serta varian bentuk laporan biaya produksi yang lebih formal lebih dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.Di tahun 2011, metode laporan biaya produksi yang dikenal dengan weighted-average method dan metode first in, first out (FIFO) pertama kali diluncurkan dan menjadi metode pembuatan laporan biaya produksi pertama yang diajarkan pada sebagian besar sekolah bisnis.

Fungsi Laporan Biaya Produksi

Dengan adanya laporan biaya produksi, perusahaan dapat lebih mudah untuk membuat sebuah keputusan yang tepat yang berkaitan dengan produk yang sedang dipasarkan dan juga dalam mengembangkan produknya. Hal ini dikarenakan laporan biaya produksi memungkinkan para pemangku kepentingan pada suatu perusahaan untuk menggunakan data dan informasi yang ada untuk membuat keputusan strategis jangka panjang yang mencakup supplier, produk, pengembangan produk yang akan dipasarkan di masa mendatang, dan lain sebagainya. Selain itu juga, laporan biaya produksi ini memungkinkan perusahaan untuk mengetahui biaya sebenarnya yang dihabiskan untuk membuat setiap unit produknya serta adanya kemungkinan biaya tersebut akan berubah. Dengan mengetahui informasi tersebut, perusahaan dapat menentukan strategi pengalokasian sumber daya penjualan dan pemasaran yang lebih efektif.Dengan adanya laporan biaya produksi juga memberikan informasi yang akurat kepada pelaku bisnis untuk menyesuaikan harga produk yang dijualnya serta menyesuaikannya dengan harga yang ada di pasar agar mendapatkan titik harga yang ideal. Perhitungan komisi untuk memberikan insentif kepada tim penjualan pun juga bisa didapatkan berkat adanya laporan ini. Pelaku bisnis pun dapat memutuskan apakah akan mengalokasikan modalnya lebih banyak untuk mengiklankan produk tertentu karena mungkin pada saat itu profit yang didapat oleh perusahaan sedang tinggi.

Cara Membuat Laporan Biaya Produksi

Untuk dapat membuat laporan biaya produksi yang komprehensif dan memenuhi fungsinya dengan baik, dibutuhkan informasi serta data dari berbagai aspek operasional bisnis. Hal ini mencakup segala hal mulai dari bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi produk, energi hingga tenaga kerja yang dikerahkan untuk memastikan proses produksi berjalan dengan baik, lalu ada juga biaya penyimpanan serta mencakup biaya-biaya lainnya baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan produksi maupun tidak langsung.Berikut di bawah ini merupakan salah satu contoh laporan biaya produksi pada perusahaan manufaktur yang dapat dijadikan referensi dan disesuaikan dengan data serta informasi yang dimiliki oleh bisnis Anda.PT KARYA BULAN NUSANTARALAPORAN BIAYA PRODUKSI31 Desember 2020Persediaan barang dalam proses (BDP awal) Rp 500.000.000BAHAN BAKU  Persediaan bahan baku (awal) Rp 50.000.000  Pembelian bahan baku Rp 25.000.000  Ongkos angkut Rp 2.500.000  Retur pembelian (Rp 8.000.000) + Total pembelian bahan baku Rp 19.500.000 +Persediaan bahan baku yang tersedia diproduksi Rp 69.500.000  Persediaan bahan baku (akhir) Rp 5.000.000 - Total biaya bahan baku Rp 64.500.000BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG Rp 30.000.000BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)   Upah tidak langsung Rp 3.500.000   Biaya perbaikan & pemeliharaan pabrik Rp 5.000.000   Biaya penyusutan bangunan pabrik Rp 10.000.000   Biaya penyusutan mesin Rp 6.500.000   Biaya air & listrik di pabrik Rp 14.000.000   Biaya asuransi bagian produksi Rp 35.000.000   Biaya overhead pabrik lainnya Rp 8.000.000   TOTAL BIAYA OVERHEAD PABRIK Rp 82.000.000 + Total biaya produksi tahun ini Rp 176.500.000 +Total Biaya BDP Rp 676.500.000Persediaan barang dalam proses (BDP akhir) Rp 150.000.000 -Harga Pokok Produksi Rp 526.500.000


You Might Also Like