Contoh Cara Pencatatan Jurnal Penjualan yang Dipotong Uang Muka

contoh_cara_pencatatan_jurnal_penjualan_yang_dipotong_uang_muka.png

Setiap perusahaan dagang pasti tidak bisa terlepas dari aktivitas jual-beli. Aktivitas menjual dan membeli barang merupakan inti dari operasional sebuah perusahaan dagang. Tanpa ada proses penjualan dan pembelian, perusahaan dagang tidak bisa mendapatkan keuntungan.Karena aktivitas jual-beli sangat rekat dengan perusahaan dagang, pencatatan jurnal penjualan dan jurnal pembelian merupakan hal yang sangat penting dan krusial. Kesalahan pencatatan, atau bahkan tidak melakukan pencatatan sama sekali terhadap aktivitas penjualan ataupun aktifitas pembelian dapat memberikan dampak yang sangat fatal bagi perusahaan.

Perbedaan Jurnal Pembelian dan Jurnal Penjualan

Jika jurnal pembelian merupakan jurnal yang dibuat khusus untuk mencatat semua transaksi pembelian barang, baik barang dagang maupun barang lain-lain yang dilakukan secara kredit, maka jurnal penjualan berfungsi sebagai jurnal untuk mencatat semua transaksi penjualan barang, namun hanya sebatas yang dilakukan secara kredit.Pencatatan jurnal penjualan memiliki perlakuan khusus. Bagian keuangan tidak bisa menuliskan penjualan barang begitu saja karena pembayaran belum dibayar secara penuh. Pada dasarnya, uang muka penjualan, atau prepaid income merupakan pendapatan yang pada dasarnya belum menjadi hak perusahaan pada periode tersebut. Hanya saja pembayaran tersebut sudah terlebih dahulu diterima oleh perusahaan.Penulisan jurnal penjualan yang disertai dengan uang muka juga berbeda setiap jenis transaksinya. Secara umum, transaksi penjualan dengan uang muka dilakukan dengan pelanggan membayarkan uang muka, penjual mengirimkan barang, dan kemudian pembeli melunasi pembayaran. Biasanya, transaksi penjualan barang dengan uang muka disertai pembuatan faktur penjualan.

Pengertian Faktur Penjualan

Faktur penjualan barang merupakan formulir yang berfungsi sebagai bukti pembayaran uang muka sekaligus catatan tagihan atas barang yang telah dikirim oleh penjual kepada pembeli. Selain faktur penjualan, ada juga faktur pembelian. Untuk membedakanya bisa dilihat dengan melihat bagian kepala faktur. Pada faktur penjualan, bagian kepala faktur akan tertulis nama perusahaan tersebut. Sedangkan bila kepala faktur tertulis nama perusahaan pemasok, maka itu merupakan faktur pembelian. Biasanya, faktur penjualan dibuat berdasarkan barang yang sudah dikirim kepada pelanggan. Namun, beberapa perusahaan dagang membuatkan faktur penjualan setelah barang diterima oleh pembeli untuk menghindari adanya retur/pengembalian barang yang ditolak oleh pelanggan. Untuk memudahkan dalam proses sistem kontrol internal, pembuatan faktur penjualan disarankan dilakukan dengan metode manual. Penjual disarankan untuk membuat invoice di atas formulir dengan nomor urut yang tercetak. Tujuanya adalah untuk menjamin agar tidak terjadi nomor ganda ketika pembuatan invoice. Pada umumnya, faktur penjualan dibuat rangkap tiga, dimana masing-masing rangkap memiliki fungsi yang berbeda. Rangkap satu (biasanya berwarna putih) pada umumnya diserahkan kepada pembeli sebagai bukti pembelian dan pembayaran awal. Untuk rangkap dua disimpan oleh penjual (setelah ditandatangani oleh pembeli). Fungsi dari rangkap 2 yang dipegang penjual adalah sebagai lampiran ketika melakukan penagihan kekurangan pembayaran. Sedangkan rangkap 3 faktur penjualan disimpan di dalam buku faktur. 

Pencatatan Jurnal Penjualan Kredit Dengan Uang Muka

Dalam transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit yang disertai uang muka, penulisan jurnal penjualan akan berbeda di masing-masing terjadinya transaksi. Secara garis besar, pencatatan jurnal bisa dilakukan dalam 3 tahap yaitu pada saat penerimaan uang muka, pada saat pengiriman barang kepada pelanggan, dan terakhir pada saat pelunasan pembayaran dilakukan.Untuk pencatatanya sendiri harus mengikuti aturan berikut:

  1. Pada Saat Penerimaan Uang Muka

Penerimaan pembayaran uang muka dalam aktivitas jual beli secara kredit belum bisa diakui sebagai pendapatan perusahaan. Karena itu, terlebih dahulu harus dimasukan kedalam Kategori kewajiban jangka pendek (Current Liabilities). Cara untuk mencatat transaksi pendapatan yang diterima dimuka pada jurnal penjualan adalah sebagai berikut:

AkunDebit/Kredit
Kas/BankDebit
    Uang muka pelanggan     Kredit
  1. Pada Saat Pengiriman Barang

Apabila setelah uang muka diterima, penjual mengirim barang kepada pelanggan, maka penulisan jurnal penjualan adalah sebagai berikut:

AkunDebit/Kredit
Harga Pokok ProdukDebit
    Persediaan Barang Dagangan     Kredit

Namun apabila dalam transaksi pembayaran uang muka disertai dengan pengiriman barang kepada pelanggan sebagai bentuk kesepakatan kredit, maka pencatatan pada jurnal penjualan adalah sebagai berikut:

AkunDebit/Kredit
Uang muka pelangganDebit
Piutang usahaDebit
    Penjualan     Kredit
    PPN keluaran     Kredit
  1. Pada Saat Pelanggan Melakukan Pelunasan

Jika pada saat jatuh tempo pembayaran pembeli melakukan pelunasan kekurangan pembayaran, maka jurnal penjualan ditulis sebagai berikut:

AkunDebit/Kredit
Kas/BankDebit
    Piutang     Kredit

Contoh Pencatatan Jurnal Penjualan Kredit Dengan Uang Muka

Untuk lebih memahami bagaimana pencatatan jurnal pada transaksi penjualan dengan uang muka, berikut contoh kasus penulisan jurnalnya:

  1. Pada Saat Penerimaan Uang Muka

Pada tanggal 10 Juli 2020, Dealer Maju Jaya properti menjual sebuah Mobil senilai Rp. 330 juta kepada seorang pelanggan (sudah termasuk PPN). Sebagai bentuk kesepakatan penjualan, pembeli membayar uang muka terlebih dahulu sebesar Rp. 230 juta, dan sisanya akan dibayar pada 10 Agustus 2021. Cara menulis jurnal keuangan:Karena perusahaan yang menerima pembayaran merupakan pengusaha kena pajak, maka  uang muka penjualan yang diterima sudah diakui sebagai Objek Pajak PPN. Karena itu, transaksi tersebut harus dibuatkan faktur pajak dan dilaporkan dalam SPT Masa PPN pada saat terjadinya transaksi. Karena besar dari PPN adalah 10%, apabila pembayaran uang muka dilakukan secara cash maka penulisan jurnal uang mukanya adalah sebagai berikut:

10 Juli 2020KasRp. 230,000,000
    Uang muka pelangganRp. 200,000,000
    PPN penjualanRp.   30,000,000

 Sedangkan bila transaksi dilakukan melalui transfer, maka pencatatanya menjadi sebagai berikut:

10 Juli 2020BankRp. 230,000,000
    Uang muka pelangganRp. 200,000,000
    PPN penjualanRp.   30,000,000

 Namun apabila dalam transaksi pembayaran uang muka, mobil dikirimkan kepada pelanggan secara langsung sebagai bukti kesepakatan pembelian, maka pencatatanya menjadi sebagai berikut:

10 Juli 2020Uang muka pelangganRp. 230,000,000
Piutang usahaRp. 100,000,000
    PenjualanRp. 300,000,000
    PPN keluaranRp.   30,000,000

 

  1. Pada Saat Pelunasan Pembayaran

Pada tanggal 10 Agustus 2021, pelanggan kemudian melakukan pembayaran sebesar Rp. 100 juta melalui transfer. Karena ada pelunasan piutang, maka pada jurnal penjualan harus dicatatkan kas sebesar piutang yang dilunasi pada debet, sedangkan piutang dikreditkan. Penulisan jurnalnya adalah sebagai berikut:

10 Agustus 2020KasRp. 100,000,000
    PiutangRp. 100,000,000

You Might Also Like