Dalam menjalankan sebuah perusahaan, tidak hanya masalah untung dan rugi yang perlu diperhatikan. Lebih dari itu, anda selaku pemilik atau manajemen perusahaan harus mampu menjalankan, mengawasi dan melakukan evaluasi terhadap setiap kebijakan yang ada di perusahaan. Salah satunya melalui laporan keuangan. Dengan adanya laporan keuangan, pihak manajemen selaku pengambil keputusan dapat menganalisa dan mengambil keputusan dengan tepat.
Nah, laporan keuangan yang dipakai setiap perusahaan tidaklah sama. Karena perbedaan jenis perusahaan juga mempengaruhi jenis laporan keuangan yang dipakai. Kali ini kita akan mengulas mengenai jenis laporan keuangan perusahaan manufaktur.
Apa Itu Laporan Keuangan?
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 1 (2015:1), Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan ini menampilkan sejarah entitas yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.
Laporan keuangan menurut Kasmir (2014:44) adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut Sutrisno (2012:9) adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan.
Secara umum laporan keuangan yang lengkap berisi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Namun untuk manufaktur perbedaannya terdapat pada adanya laporan harga pokok produksi. Untuk lebih jelasnya tentang laporan keuangan perusahaan manufaktur dapat dilihat pada ulasan berikut ini.
Bagaimana Bentuk Laporan Keuangan Untuk Perusahaan Manufaktur?
Nah, kali ini kita akan mengulas mengenai jenis laporan keuangan untuk perusahaan manufaktur beserta contohnya. Pada dasarnya, laporan keuangan perusahaan manufaktur terdiri dari laporan harga pokok produksi, laporan laba rugi, neraca, dan laporan perubahan modal.
1. Laporan Harga Pokok Produksi
Berbeda dengan perusahaan jasa atau dagang, pada laporan keuangan perusahaan manufaktur terdapat satu laporan yang membedakan yaitu Laporan Harga Pokok Produksi. Laporan inilah yang menjadi inti utama dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur. Dengan melihat laporan ini, maka pihak manajemen bisa melihat jumlah persediaan yang digunakan dalam proses produksi, jumlah biaya yang digunakan hingga jumlah biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam proses produksi. Intinya laporan ini berfungsi untuk membantu perusahaan dalam menentukan nilai harga pokok produk yang selesai dibuat. Nilai harga pokok ini akan berpengaruh pada nilai jual sebuah produk.
Berikut ini adalah contoh sederhana Laporan Harga Pokok Produksi:
|
|||||||||||
|
|||||||||||
|
|||||||||||
Persediaan Barang Dalam Proses | Rp. xxx | ||||||||||
Bahan Baku | |||||||||||
Persediaan Bahan Baku Awal | Rp. xxx | ||||||||||
Pembelian Bahan Baku | Rp. xxx | ||||||||||
Retur Pembelian | (Rp. xxx) | ||||||||||
Total Pembelian Bahan Baku | Rp. xxx | ||||||||||
Persediaan Bahan Baku Tersedia untuk Produksi | Rp. xxx | ||||||||||
Persediaan Bahan Baku Akhir | (Rp. xxx) | ||||||||||
Total Biaya Bahan Baku | Rp. xxx | ||||||||||
Biaya Tenaga Kerja Langsung | Rp. xxx | ||||||||||
Biaya Overhead Pabrik | |||||||||||
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung | Rp. xxx | ||||||||||
Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin | Rp. xxx | ||||||||||
Biaya Listrik dan Air | Rp. xxx | ||||||||||
Biaya Rupa-Rupa Overhead | Rp. xxx | ||||||||||
Total Biaya Overhead Pabrik | Rp. xxx | ||||||||||
Total Biaya Produksi | Rp. xxx | ||||||||||
Total Biaya Barang Dalam Proses | Rp. xxx | ||||||||||
Persediaan Barang dalam Proses Akhir | (Rp. xxx) | ||||||||||
Harga Pokok Produksi | Rp. xxx |
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi pada perusahaan manufaktur pada dasarnya sama dengan laporan laba rugi di perusahaan lain, di mana di dalamnya terdapat nilai pendapatan, biaya atau beban, laba atau rugi kotor, laba atau rugi operasi, dan laba atau rugi bersih.
Berikut ini adalah contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur:
Pendapatan | |||||||||||
Penjualan Produk A | Rp. xxx | ||||||||||
Penjualan Produk B | Rp. xxx | ||||||||||
Penjualan Lain | Rp. xxx | ||||||||||
Total Pendapatan | Rp. xxx | ||||||||||
Biaya atas Pendapatan | |||||||||||
Biaya Produksi | |||||||||||
Biaya A | Rp. xxx | ||||||||||
Biaya B | Rp. xxx | ||||||||||
Komisi Penjualan | Rp. xxx | ||||||||||
Gaji Karyawan | Rp. xxx | ||||||||||
Potongan Pembelian | Rp. xxx | ||||||||||
Total Biaya Produksi | Rp. xxx | ||||||||||
Laba/Rugi Kotor | Rp. xxx | ||||||||||
Pengeluaran Operasional | |||||||||||
Biaya Operasional | |||||||||||
Gaji Karyawan | Rp. xxx | ||||||||||
Listrik, Air dan Telepon | Rp. xxx | ||||||||||
Iklan | Rp. xxx | ||||||||||
Total Biaya Operasional | Rp. xxx | ||||||||||
Biaya Non Operasional | |||||||||||
Penyusutan Bangunan | Rp. xxx | ||||||||||
Penyusutan Mesin | Rp. xxx | ||||||||||
Penyusutan Kendaraan | Rp. xxx | ||||||||||
Total Biaya Non Operasional | Rp. xxx | ||||||||||
Total Pengeluaran Operasional | Rp. xxx | ||||||||||
Laba/Rugi Operasi | Rp. xxx |
3. Laporan Neraca
Laporan neraca perusahaan manufaktur juga sama dengan laporan neraca untuk perusahaan dagang atau jasa. Di mana isi dari laporan neraca adalah aktiva (semua aset lancar dan tidak lancar perusahaan) dan pasiva (hutang dan modal perusahaan).
Berikut ini adalah contoh Laporan Neraca Perusahaan Manufaktur:
Aktiva | |||||||||||
Aktiva Lancar | |||||||||||
Kas Kecil | Rp. xxx | ||||||||||
Kas | Rp. xxx | ||||||||||
Piutang Dagang | Rp. xxx | ||||||||||
Persediaan | |||||||||||
Persediaan 1 | Rp. xxx | ||||||||||
Persediaan 2 | Rp. xxx | ||||||||||
Total Persediaan | Rp. xxx | ||||||||||
Biaya Dibayar Dimuka | Rp. xxx | ||||||||||
Total Aktiva Lancar | Rp. xxx | ||||||||||
Aktiva Tetap | |||||||||||
Tanah | Rp. xxx | ||||||||||
Bangunan | Rp. xxx | ||||||||||
Akumulasi Penyusutan Bangunan | (Rp. xxx) | ||||||||||
Mesin | Rp. xxx | ||||||||||
Akumulasi Penyusutan Mesin | (Rp. xxx) | ||||||||||
Total Aktiva Tetap | Rp. xxx | ||||||||||
Total Aktiva | Rp. xxx | ||||||||||
Pasiva | |||||||||||
Kewajiban | |||||||||||
Hutang Usaha | Rp. xxx | ||||||||||
Hutang Bank | Rp. xxx | ||||||||||
Total Kewajiban | Rp. xxx | ||||||||||
Modal | |||||||||||
Modal A | Rp. xxx | ||||||||||
Modal B | Rp. xxx | ||||||||||
Total Modal | Rp. xxx | ||||||||||
Total Pasiva | Rp. xxx |
4. Laporan Perubahan Modal
Pada dasarnya laporan perubahan modal untuk perusahaan manufaktur sama dengan laporan perubahan modal pada perusahaan jasa atau dagang. Laporan yang satu ini berisi nilai modal awal, pengurangan modal karena prive, penambahan atau pengurangan modal karena laba atau rugi dan juga nilai modal akhir.
Berikut ini adalah contoh Laporan Perubahan Modal:
Laba Ditahan Awal | Rp. xxx | ||||||||||
Laba Bersih | Rp. xxx | ||||||||||
Total Laba | Rp. xxx | ||||||||||
Dividen yang Diumumkan | |||||||||||
Saham Preferen | Rp. xxx | ||||||||||
Saham Biasa | Rp. xxx | ||||||||||
Total Dividen yang diumumkan | Rp. xxx | ||||||||||
Laba Ditahan Akhir | Rp. xxx |
Untuk memudahkan anda dalam mengelola dan mengembangkan bisnis, anda dapat menggunakan software yang terintegrasi seperti sistem ERP Ukirama. Software yang satu ini mampu mencatat, menganalisa dan mengatur keuangan dan akuntansi bisnis anda dengan berbagai fitur dan layanan yang ditawarkan. Tidak hanya itu, Ukirama ERP juga dapat membuat dan menampilkan laporan keuangan yang dibutuhkan secara lengkap, terperinci dan terintegrasi dengan bagian akuntansi. Anda bisa mendapat informasi lebih lanjut mengenai Ukirama ERP di sini.
Cr: Berbagai sumber