Jenis-Jenis Biaya Dalam Proyek yang Perlu Anda Tahu! Biaya Overhead Salah Satunya

Sindhu Partomo
Jenis-Jenis Biaya Dalam Proyek yang Perlu Anda Tahu! Biaya Overhead Salah Satunya

Daftar Isi


Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang biasanya diukur dalam satuan uang, baik yang telah terjadi, sedang terjadi, atau yang mungkin akan terjadi untuk tujuan tertentu. Berbagai hal dalam kegiatan kita juga tak lepas dari biaya, apalagi bagi sebuah proyek di perusahaan. Dalam proyek konstruksi, biaya merupakan salah satu elemen yang sangat krusial dan penting, oleh karena itu seorang pengusaha kontraktor harus fasih dalam membaca dan membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Hal yang terkait dengan biaya proyek harus terlampir dan dicatat dalam laporan untuk dipertanggungjawabkan. Biaya proyek konstruksi sendiri ada jenis-jenisnya. Bagi kamu yang tengah berkecimpung di proyek perusahaan seperti konstruksi, maka perlu mengetahui perbedaan dari jenis-jenis biaya tersebut, karena dengan memahami berbagai biaya, maka kita bisa menguasai cara menghitung keuntungan proyek. Salah satu persoalan yang sangat penting adalah soal biaya overhead. Untuk lebih jelasnya, berikut pembahasan tentang jenis-jenis biaya dalam proyek.

Jenis-Jenis Biaya Proyek

Setidaknya ada dua jenis pengelompokkan biaya dalam perhitungan estimasi biaya proyek, konstruksi yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).

  1. Biaya Langsung (Direct Cost)

    Biaya langsung adalah semua biaya yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi di lapangan. Biaya langsung pada proyek konstruksi dapat diperkirakan jumlahnya dengan cara menghitung volume pekerjaan dan biaya proyek berdasarkan harga satuan pekerjaan. Biaya langsung sendiri bisa dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu :

    • Biaya Material, yaitu semua biaya untuk pembelian bahan dan material yang dihitung dengan analisis harga satuan. Dalam perhitungan biaya material ini harus diperhatikan beberapa hal seperti bahan sisa, harga terbaik, harga loco atau franco, serta cara pembayaran kepada supplier.

    • Biaya Upah Buruh, yaitu biaya untuk membayar upah atas pekerja yang diperhitungkan terhadap satuan item mata pembayaran tertentu dan biasanya sudah memiliki standar harga satuannya. Untuk perhitungan biaya upah buruh ini harus pula diperhatikan beberapa hal seperti perbedaan antara upah harian atau borongan, kapasitas kerja, asal dari mana buruh didatangkan, serta juga mempertimbangkan undang-undang perburuhan yang berlaku.

    • Biaya Peralatan atau Equipments, yaitu biaya terhadap peralatan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Dalam perhitungan biaya ini pula perlu diperhatikan beberapa hal seperti ongkos keluar masuk gudang, ongkos buruh pengopersi, dan biaya operasi jika peralatan merupakan barang sewaan serta investasi, depresiasi, reparasi, pemeliharaan, dan ongkos mobilisasi jika peralatan merupakan barang tidak disewa.

    Berikut adalah tabel contoh dari biaya langsung pada proyek bangunan:
     
     

NoUraianSatuanKoefisienHarga SatuanJumlah Harga
1Upah
PekerjaOH3.000Rp 70.000,00Rp 210.000,00
TukangOH1.000Rp 75.000,00Rp 75.000,00
Kepala TukangOH0.090Rp 80.000,00Rp 7.200,00
MandorOH0.300Rp 90.000,00Rp 27.000,00
2Bahan
SemenSak3.500Rp 70.000,00Rp 245.000,00
Pasir PasangM30.500Rp 100.000,00Rp 50.000,00
Batu KaliM31.200Rp 100.000,00Rp 120.000,00
3Alat
Concrete MixerJam20Rp 6.500,00Rp 130.000,00
Alat BantuLs1.000Rp 500,00Rp 500,00
4Subtotal (A+B+C)Rp 864.700,00
5TotalRp 864.700,00

 
 
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya tidak langsung (Indirect Cost) adalah semua biaya proyek yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi di lapangan. Meskipun begitu, biaya tidak langsung harus ada dan tidak bisa dilepaskan dari proyek yang tengah berjalan. Biaya tidak langsung ini belum secara eksplisit dihitung pada tiap proyek konstruksi tetapi perlu diperkirakan guna alokasi biaya di luar pekerjaan konstruksi. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tidak langsung adalah sebagai berikut.

  • Biaya tak terduga atau unexpected costs, merupakan biaya yang disiapkan untuk kejadian-kejadian yang mungkin terjadi ataupun mungkin tidak terjadi. Sebagai contoh adalah jika terjadi banjir di lokasi proyek, tentu akan ada biaya khusus untuk mengatasinya. Biaya tak terduga sendiri umumnya diperkirakan antara 0,5 sampai 5% dari biaya total proyek.

    Hal-hal yang termasuk dalam biaya tak terduga ini adalah :

    • Akibat Kesalahan, seperti gambar kerja yang tidak lengkap atau kontraktor yang salah dalam melakukan pekerjaan.

    • Ketidakpastian Subjektif, artinya ada interpretasi yang subjektif terhadap sesuatu seperti penggunaan bahan tertentu yang diartikan berbeda oleh pekerja.

    • Ketidakpastian Objektif, artinya ada ketidakpastian akan perlu tidaknya suatu pekerjaan karena ditentukan oleh objek diluar kemampuan manusia. Contohnya adalah pemasangan sheet pile untuk pondasi yang ditentukan oleh tinggi rendahnya muka air tanah.

    • Variasi Efisiensi, yaitu ada tidaknya efisiensi dari sumber daya seperti buruh, material, dan peralatan.

  • Keuntungan atau profit, yaitu semua hasil yang didapat dari pelaksanaan sebuah proyek. Keuntungan ini tidak sama dengan gaji karena dalam keuntungan terkandung usaha, keahlian, ditambah pula dengan adanya faktor risiko.

  • Biaya Overhead, yaitu biaya tambahan yang tidak terkait langsung dengan proses berjalannya proyek tetapi harus tetap dimasukkan ke dalam anggaran layaknya biaya lain agar proyek dapat berjalan dengan baik. Untuk lebih jelas mengenai biaya Overhead ini, akan dijelaskan pada poin berikut.

Biaya Overhead pada Proyek

Biaya overhead masuk dalam salah satu unsur harga pokok produk konstruksi. Biaya ini menjadi elemen biaya konstruksi yang terbilang relatif besar dan juga sulit pengendaliannya serta tidak mudah dibebankan secara langsung kepada suatu hasil produksi tertentu. Persentase untuk biaya overhead ini umumnya memiliki besaran maksimal 15% dari total biaya proyek.Biaya overhead pada proyek dapat dikelompokkan dalam 2 jenis biaya, yaitu:

  1. Overhead di Lapangan, diantaranya adalah biaya personil lapangan, fasilitas sementara seperti gudang, kantor lapangan, pagar, penerangan, transportasi, dan komunikasi, biaya bank, izin bangunan, peralatan habis pakai, biaya untuk rapat lapangan, biaya pengukuran, serta biaya kualitas kontrol.

  2. Overhead Kantor, diantaranya sewa kantor dan fasilitasnya, gaji pegawai, izin usaha, referensi bank, dan iuran anggota asosiasi. Untuk menghitung kedua macam biaya overhead ini, perusahaan kontraktor biasanya dibantu dengan software bisnis, baik yang umum seperti aplikasi akuntansi, hingga Enterprise Resource Planning dengan Project Management.

Perhitungan biaya overhead sendiri bermanfaat untuk:

  • Mengetahui rincian alokasi biaya yang ada dalam proyek,

  • Menentukan harga dengan lebih tepat karena biaya overhead tetap harus dikeluarkan tanpa terpengaruh kondisi produksi tinggi atau tidak,

  • Mengawasi pengeluaran biaya dengan melihat apakah biaya overhead sesuai atau tidak.

Itulah hal-hal yang berkaitan dengan jenis-jenis biaya dalam proyek. Pada hakikatnya, semua jenis biaya harus dikeluarkan sesuai dengan perhitungan yang sudah ditetapkan di awal. Satu-satunya biaya yang bisa ditambah atau dikurang adalah keuntungan. Keuntungan ini berkaitan dengan tender proyek sehingga besarnya bisa disesuaikan agar tetap bisa bersaing harga dengan perusahaan lain. Kesalahan memperhitungkan biaya adalah salah satu dari banyak penyebab kegagalan proyek.

Kalau kamu mau tahu lebih banyak tentang akuntansi, ERP, atau ingin bisa menjalankan pencatatan dan analisis akuntansi secara serba otomatis, pelajari fitur dari Ukirama di sini.

Ukirama ERP memudahkan ratusan perusahaan mengelola bisnis setiap hari

Jadwalkan Demo

Sindhu Partomo
Sindhu Partomo

Seorang penulis dengan fokus pada Branding dan Digital Marketing

You Might Also Like

Hubungi kami via whatsapp