Pengertian dan Contoh Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead Costs)

pengertian_dan_contoh_cara_menghitung_biaya_overhead_pabrik__manufacturing_overhead_costs

Pernahkah Anda berpikir atau berkeinginan untuk menyisihkan uang bulanan sebagai dana antisipasi? Maksudnya, Anda akan menggunakan uang tersebut untuk keperluan yang tidak terduga. Dalam dunia usaha, khususnya dalam pengaturan keuangan di Pabrik, terdapat Biaya Overhead atau biaya atas pengeluaran-pengeluaran tidak terduga di sebuah perusahaan. Manufacturing Overhead Costs atau Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi yang tidak masuk ke dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja. Dalam kegiatan produksi, biaya overhead akan muncul dari biaya-biaya yang memang harus dikeluarkan. Misalnya, biaya ketika pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tidak langsung, pengawas, pajak, sampai fasilitas tambahan yang tidak pernah diperkirakan oleh perusahaan selama proses produksi berlangsung. Biaya overhead pabrik (BOP) juga biasa disebut dengan biaya konversi atau biaya yang dikeluarkan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Selain itu, biaya overhead pabrik juga dapat diartikan sebagai semua biaya yang dikeluarkan perusahaan selama proses produksi terkecuali biaya bahan baku dan pekerja langsung. Dalam penghitungan akuntansi, biaya overhead pabrik termasuk dalam biaya tidak langsung pabrik. Biaya overhead pabrik cukup sulit untuk diidentifikasi dengan unit biaya tertentu sehingga perusahaan tidak dapat mengaitkan langsung dengan barang yang telah diproduksi. Padahal, biaya overhead sangat penting dalam menunjang proses produksi dan secara tidak langsung akan membebani perusahaan. Untuk menggambarkan seperti apa itu biaya overhead pabrik, berikut ini adalah penggolongan BOP berdasarkan sifat, perilakunya, dan hubungan dengan departemennya. 

Penggolongan Overhead

  1. Penggolongan BOP berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya BOP terbagi lagi menjadi beberapa kategori seperti biaya bahan penolong, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya tenaga kerja tak langsung, biaya yang muncul akibat berlalunya waktu. Biaya bahan penolong adalah biaya yang dikeluarkan untuk bahan-bahan yang membantu terciptanya sebuah produk jadi. Walau merupakan bagian dari produk jadi, penggunaan bahan penolong tergolong kecil dibandingkan harga pokok produksi. Sedangkan biaya reparasi dan pemeliharaan dapat berupa biaya suku cadang, biaya habis pakai, perumahan, mesin pabrik, hingga kendaraan. Pada biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya diartikan sebagai pembayaran terhadap tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat dibebankan kepada produk atau pesanan. Yang terakhir adalah biaya yang muncul seiring berjalannya waktu seperti asuransi gedung, kendaraan, hingga amortisasi kerugian. 

  1. Penggolongan BOP berdasarkan Perilakunya

BOP pada golongan ini memiliki perilaku yang berbeda pada setiap perubahan volume produksi. Misalnya adalah BOP Tetap, BOP Variabel, dan BOP Semi Variabel. BOP tetap adalah biaya overhead yang tidak akan berubah sebesar apapun volume produksinya. BOP Variabel adalah biaya overhead pabrik yang sensitif terhadap perubahan volume produksi dan memiliki hubungan yang positif dengan perubahan volume kegiatan. Bila volume produksi bertambah maka BOP Variabel akan meningkat dan sebaliknya. Sedangkan yang terakhir adalah BOP Semi Variabel, BOP jenis ini adalah biaya yang bisa saja berubah atau tetap ketika volume produksi atau kegiatan juga diubah. 

  1. Penggolongan BOP menurut Hubungannya dengan Departemen

Ketika melakukan proses produksi, bukan hanya departemen produksi saja melainkan juga departemen lain yang terlibat dalam proses produksi sebut saja departemen bengkel, air, dan pengadaan. Maka dari itu, biaya overhead akan mencakup segala biaya yang dikeluarkan pada departemen-departemen tersebut. Misalnya, biaya tenaga kerja, depresiasi, reparasi, hingga asuransi. Bila dilihat dari segi hubungan maka pada golongan ini BOP memiliki dua jenis baru yaitu BOP Langsung Departemen dan BOP Tidak Langsung Departemen. BOP Langsung Departemen adalah biaya yang manfaatnya langsung dirasakan oleh departemen tersebut sedangkan BOP Tidak Langsung adalah biaya yang manfaatnya dirasakan oleh departemen lain. 

Langkah-langkah Penentuan Tarif Overhead

Dalam menentukan tarif overhead terdapat langkah-langkah yang harus dilalui. Secara rinci terdapat tiga tahap utama yaitu menyusun anggaran biaya overhead pabrik, memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produksi, lalu masuk ke proses menghitung tarif biaya overhead pabrik. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah ulasan singkat dari ketiga tahap tersebut. 

  1. Menyusun Anggaran Biaya

Ketika hendak menyusun sebuah anggaran biaya maka perusahaan harus memperhatikan kapasitas perusahaan dalam memproduksi sebuah barang. Hal ini akan dijadikan dasar penaksiran BOP yang mana terdapat tiga jenis kapasitas seperti kapasitas praktis, normal, dan yang sesungguhnya diharapkan. Untuk menentukan kapasitas praktis dan kapasitas normal maka kapasitas teoritis harus ditentukan terlebih dahulu. Kapasitas teoritis adalah kapasitas pabrik dalam menghasilkan produk tanpa henti selama periode tertentu. Untuk mengetahui kapasitas praktis maka kapasitas teoritis dikurang dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak bisa dihindari. Mencapai kapasitas teoritis adalah hal mustahil maka dari itu diperhitungkan kelonggaran waktu dalam penentuan kapasitas menjadi kapasitas praktis. Kapasitas normal adalah kemampuan perusahaan dalam memproduksi hingga menjual produknya dalam jangka panjang. Dalam kapasitas normal, bukan hanya kelonggaran waktu, kecenderungan penjualan dalam jangka waktu yang panjang juga diperhitungkan. Sedangkan kapasitas yang sesungguhnya diharapkan adalah kapasitas yang diperkiraan untuk tercapai di periode selanjutnya. Maka dari itu, ramalan penjualan di masa depan akan digunakan sebagai dasar penentuan kapasitas di tahun berjalan. Terdapat beberapa kelemahan menggunakan metode ini salah satunya adalah terdapat perubahan biaya dari tahun ke tahun sehingga penyesuaian cenderung dilakukan terus menerus. 

  1. Memilih Dasar Pembebanan Biaya

Langkah kedua setelah anggaran disusun, maka memilih dasar pembebanan biaya harus dilakukan. Maksudnya adalah, memilih satuan yang akan digunakan dalam membebankan biaya produksi seperti satuan produk, bahan baku, tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, hingga jam mesin. Dalam memilih satuan, terdapat hal-hal yang harus dipertimbangkan, seperti jenis biaya overhead pabrik yang paling banyak jumlahnya di departemen produksi. Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan sifat BOP yang dominan tersebut sehingga erat hubungannya dengan dasar pembebanan yang dipakai. 

  1. Mulai Menghitung!

Untuk menentukan biaya overhead terdapat beberapa jenis satuan yang bisa digunakan tergantung dari pilihan perusahaan. Maka dari itu, berikut ini adalah contoh penghitungan penentuan biaya overhead pabrik dari masing-masing jenis satuan tersebut. 

  1. Satuan Produk 

Metode hitungan ini merupakan salah satu yang paling sederhana karena biaya overhead pabrik langsung masuk pada produk. Rumusnya Tarif Biaya Overhead Pabrik per Satuan adalah =  Taksiran Biaya Overhead PabrikTaksiran Jumlah Produk yang DihasilkanContoh:Perusahaan Jay menaksirkan anggaran biaya overhead sebesar Rp.1.000.000 dengan taksiran jumlah produk sebesar 20.000 unit. Maka untuk satu unit biayanya sebesar:= Rp 1.000.000 : 20.000 = Rp 50 per unit,maka bila di periode berjalan terdapat pesanan sebanyak 500 unit maka biaya overhead pabrik yang akan dibebani adalah sebesar:= Rp 50 x 500 = Rp 25.000

  1. Biaya Bahan Baku

Metode hitungan bahan baku menggunakan biaya bahan baku sebagai persentase dasar penghitungan biaya overhead. Rumus dari metode ini adalah = Taksiran Biaya Overhead PabrikTaksiran Bahan Baku yang Terpakaix100%Contoh:Perusahaan Jay menaksirkan anggaran biaya overhead sebesar Rp.1.000.000 dengan taksiran besaran biaya bahan baku selama satu tahun adalah Rp. 5.000.000. Maka,= (Rp 1.000.000 : Rp.5.000.000) x 100% = 20%,maka bila di masa depan terdapat pesanan yang menggunakan bahan baku sebesar Rp.100.000, overhead pabriknya adalah:= 20% x Rp.100.000 = Rp.20.000 

  1. Biaya Tenaga Kerja

Metode tenaga kerja langsung menggunakan biaya tenaga kerja total sebagai dasar penghitungan biaya overhead. Rumusnya adalah, Taksiran Biaya Overhead PabrikTaksiran Biaya TK Langsungx100%Contoh:Perusahaan Jay menaksirkan anggaran biaya overhead sebesar Rp.1.000.000 dengan taksiran besaran biaya Tenaga Kerja langsung setara Rp.2.500.000. Maka,= (Rp.1.000.000:Rp.2.500.000) x 100% = 60%,maka apabila terdapat pesanan yang memerlukan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.100.000 biaya overhead-nya setara dengan,= Rp.100.000 x 60% = Rp.60.000

  1. Jam Tenaga Kerja 

Ketika biaya overhead memiliki hubungan erat dengan jam kerja tenaga kerja langsung maka, total jam kerja akan digunakan sebagai acuan penentuan biaya overhead. Rumusnya adalah Taksiran Biaya Overhead PabrikTaksiran Jam TKContoh:Bila dalam satu tahun taksiran overhead sebesar Rp 2.000.000 dengan taksiran jam kerja sebesar 5000 jam/tahun, maka:= Rp 2.000.000 : 5000 = Rp 400 per jam,maka bila terdapat pesanan yang memerlukan waktu kerja selama 200 jam penghitungannya adalah sebesar:= Rp 400 x 200 = Rp 80.000

  1. Jam Mesin

Yang terakhir adalah menggunakan waktu penggunaan mesin sebagai dasar menghitung biaya overhead. Tarif biaya overhead dengan metode ini dihitung dengan rumus, Taksiran Biaya Overhead PabrikTaksiran Jam Kerja MesinContoh:Bila dalam satu tahun taksiran overhead sebesar Rp 2.000.000 dengan taksiran penggunaan mesin selama 5000 jam/tahun, maka:= Rp 2.000.000 : 5000 = Rp 400 per jammaka bila terdapat pesanan yang memerlukan mesin untuk bekerja selama 400 jam penghitungannya adalah sebesar:= Rp 400 x 400 = Rp 160.000Nah, gimana? Apa biaya overhead pabrik kini sudah Anda pahami dengan baik? Walau terlihat rumit sebenarnya biaya overhead tak sesulit yang Anda bayangkan. Semoga artikel ini membantu dan bermanfaat untuk Anda, ya!


You Might Also Like