Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang menjalankan aktivitas bisnisnya dengan melakukan penyimpanan, pembelian, serta menjual kembali produk atau barang dagangannya tersebut tanpa melakukan penambahan pada nilai barang.

Perusahaan dagang juga memerlukan kegiatan akuntansi. Misalnya jurnal penutup yang biasanya dibuat pada akhir siklus akuntansi. Dalam membuat jurnal tersebut tentu saja ada banyak hal  yang mesti diperhatikan seperti yang akan dijelaskan seperti berikut.

Pengertian Jurnal Penutup

Closing entries atau jurnal penutup merupakan sebuah jurnal yang dibuat di akhir periode akuntansi. Jurnal tersebut nantinya digunakan untuk menutup sementara akun-akun nominal. Melalui penutupan ini, saldo dari akun tersebut akan berada di posisi 0 (nol) di awal periode akuntansi tersebut.

Adapun untuk akun yang ditutup yaitu akun pembantu modal dan akun nominal. Sementara itu, komponen yang merupakan akun nominal yaitu pendapatan serta beban. Kemudian untuk akun pembantu modal yaitu prive serta ikhtisar laba/rugi. Ketika jurnal penutup telah diposting pada setiap akun, nanti yang tersisa yaitu perkiraan rill (liabilites, assets, equity/capital)

Seberapa Penting Jurnal Penutup Perusahaan dagang

Pembuatan jurnal penutup perusahaan dagang ini sangat penting. Mengapa demikian? Karena ada beberapa tujuan seperti berikut:

  • Menutup saldo yang ada di perkiraan sementara dan nantinya akan berubah menjadi 0.

  • Memisahkan antara transaksi akun pendapatan serta beban pada periode tersebut dengan transaksi pendapatan serta beban yang berlaku di periode selanjutnya.

  • Memudahkan proses audit.

  • Membuat jurnal ke saldo akun modal yang sesuai kondisi di akhir periode. Dengan begitu, nantinya saldonya pun akan sama sesuai dengan yang akan dituangkan di neraca.

  • Mempersiapkan neraca awal yang dipakai pada periode berikutnya.

  • Memberikan informasi terkait keuangan perusahaan yang nanti setelah proses pembuatan jurnal tersebut mulai dari harta, ekuitas, dan kewajiban.

Metode dalam Membuat Jurnal Penutup Perusahaan Dagang

Secara umum, terdapat dua metode yang bisa dipakai untuk membuat sebuah jurnal penutup perusahaan dagang. Kedua metode tersebut adalah metode perpetual serta metode periodik.

  1. Metode Periodik

Sebuah metode yang lebih sering dipakai perusahaan yang menjual barang di harga murah. Untuk metode ini nanti alur keluar masuknya barang dagangan tidak akan dicacat. Salah satu karakteristiknya yaitu waktu pencatatan yang dilakukan pada akhir periode.

Dikarenakan pencatatan tersebut yang hanya ada di akhir periode, maka pencatatan dari jurnal yang memakai metode periodik mempunyai kekurangan. Misalnya Anda tidak bisa mengetahui total persediaan barang yang sewaktu-waktu diperlukan karena sebelumnya memang tidak terapat pencatatan di bagian debit transaksi dari pembelian barang maupun kredit penjualan barang.

Terkait perhitungan jumlah persediaan barang hanya dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan total barang yang ada untuk proses periode dengan melalui perhitungan secara fisik. Hal ini karena sangat sulit ketika metode periodik tersebut dipakai perusahaan yang tergolong berskala besar di mana arus keluar-masuknya barang cenderung tinggi.

Untuk bisa membuat jurnal penutup perusahaan dagang melalui metode periodik, maka perlu adanya pencatatan aku pembelian. Pencatatan ini biasanya dilakukan di debit transaksi. Kemudian akun penjualan akan dicatat di bagian kredit transaksi penjualan. Sebagai tambahan, metode ini juga tidak melakukan pencatatan terhadap akun harga pokok penjualan.

  1. Metode Perpetual

Kebalikan dari metode periodik, untuk metode perpetual memang cenderung jarang digunakan. Untuk metode yang satu ini, pencatatan akan dilakukan secara detail serta terus-menerus sesuai transaksi yang dilakukan. Akibatnya, pencatatan cenderung menjadi rumit namun bagusnya informasi yang muncul menjadi lebih detail.

Keunggulan metode perpetual yaitu jumlah persediaan barang bisa Anda ketahui selama pencatatan tersebut dilakukan. Bukan hanya itu, tingkat akurasi menggunakan metode ini juga lebih tinggi dari pada ketika Anda memakai metode periodik.

Metode perpetual mengharuskan transaksi harus dicatat dengan cara mendebit pada akun persediaan barang yang sesuai harga beli. Kemudian untuk transaksi penjualannya juga akan dicatat dengan cara mengkredit akun persediaan barang yang sesuai dengan harga pokoknya.


Bagaimana Cara Membuat Jurnal Penutup Perusahaan Dagang?

Ada empat akun yang membutuhkan jurnal penutup. Keempat akun tersebut adalah akun beban, pendapatan, prive, serta laba/rugi. Akan tetap untuk jurnal penutupan yang biasanya dibuat perusahaan dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Adanya perbedaan ini biasanya terjadi karena bentuk perusahaannya apakah termasuk PT, CV, perseroan, atau firma. Penyebabnya berasal dari perbedaan terkait struktur modal di antara bentuk badan usaha yang satu dengan yang lain. 

Langkah-langkah menyusun jurnal penutup perusahaan dagang yaitu:

  1. Menutup Akun Pendapatan Menggunakan Saldo Kredit

Langkah awal, Anda harus menutup aku pendapatan menggunakan saldo kredit. Caranya dengan memindahkan menuju rekening laba/rugi. Adapun pendapatan yang dimaksud dapat berupa pendapatan yang berkaitan secara langsung dengan aktivitas usaha atau tidak.

Misalnya, perusahaan di bulan September mempunyai pendapatan yang berasal dari penjualan Rp 50.000.000. Kemudian perusahaan tersebut juga memperoleh pembayaran sewa Rp 2.500.000. jika dicatat, seperti berikut:

Tanggal

Akun

Debit

Kredit

31 September 2022

Pendapatan

Rp 50.000.000



Pendapatan Sewa

Rp 2.500.000



Ikhtisar Laba/Rugi


Rp 52.500.000

  1. Menutup Akun Beban Menggunakan Saldo Debit

Berikutnya, Anda perlu menutup akun beban menggunakan saldo debit. Saldo beban yang nantinya Anda tutup termasuk juga saldo beban yang berkaitan dengan aktivitas usaha serta beban yang lainnya yang tidak berkaitan dengan aktivitas usaha. Untuk penutupan tersebut dilakukan melalui perpindahan rekening akun beban menuju ikhtisar laba/rugi.

Tanggal

Akun

Debit

Kredit

31 September 2022

Ikhtisar Laba/Rugi


Rp 12.500.000


Diskon Penjualan

Rp 500.000



Beban Gaji

Rp 10.000.000



Beban Iklan

Rp 2.000.000


  1. Menutup Saldo Pada Akun Ikhtisar Laba/Rugi

Penutupan akun ini dilakukan melalui perpindahan saldo pada akun ikhtisar laba/rugi menuju akun modal. Untuk tahap ini, terdapat dua kemungkinan yang terjadi yaitu mengalami keuntungan atau kerugian.

Jika perusahaan memperoleh keuntungan, pencatatan untuk akun ikhtisar laba/rugi didebit. Sementara untuk pencatatan akun modal berada di bagian kredit. Contohnya seperti berikut:

Tanggal

Akun

Debit

Kredit

31 September 2022

Ikhtisar Laba/Rugi

Rp 40.000.000



Modal


Rp 40.000.000

Pada saat perusahaan rugi, maka pencatatan pada akun ikhtisar laba/rugi tersebut ada di kredit. Lalu pencatatan akun modal berada di debit.

Tanggal

Akun

Debit

Kredit

31 September 2022

Modal

Rp 5.000.000



Ikhtisar Laba/Rugi


Rp 5.000.000

  1. Penutupan Akun Penarikan

Terakhir, Anda cukup melakukan penutupan pada akun penarikan atau prive yang biasanya dilakukan pemilik terhadap akun modalnya. Ini biasanya terjadi pada perusahaan yang berskala kecil. Pencatatannya yaitu memindahkan akun penarikan ke akun modal.

Tanggal

Akun

Debit

Kredit

31 September 2022

Modal

Rp 10.000.000



Prive


Rp 10.000.000

Ketika Anda menyelesaikan empat langkah ini, nanti akan ketemu laba bersih serta kerugian bersih perusahaan di periode berjalan. Jika semua contoh di atas Anda gabungkan, maka hasilnya seperti berikut.

Akun Ikhtisar Laba Rugi

Saldo

Tanggal

Akun

Ref. Post

Debit

Kredit

Debit 

Kredit

31 September 2022

Pendapatan



Rp 52.500.000


Rp 52.500.000


Beban


Rp 12.500.000



Rp 40.000.000


Laba Bersih


Rp 40.000.000