Memahami Break Event Point: Definisi, Manfaat, Faktor, hingga Cara Menghitungnya

memahami_break_event_point_definisi_manfaat_faktor_hingga_cara_menghitungnya

Break Event Point atau BEP adalah hal penting yang perlu dipahami para pengusaha. Sebab, istilah ini akan sangat membantu Anda untuk menganalisa bisnis atau kondisi perusahaan. BEP juga sering digunakan sebagai tolak ukur dalam berinvestasi.BEP bisa kita artikan sebagai titik impas pada jumlah pendapatan tertentu agar bisa menutupi total biaya yang sudah dikeluarkan. Dalam bahasa sehari-hari, BEP juga sering disebut dengan istilah balik modal. Untuk lebih memahami apa itu BEP, mari kita simak penjelasan berikut:

Definisi BEP

BEP merupakan istilah dalam dunia akuntansi yang merujuk pada situasi di mana modal yang dikeluarkan untuk biaya produksi dan operasional sama dengan pendapatan yang diperoleh dalam periode akuntansi tertentu.BEP juga kerap disebut titik impas, sebab perusahaan berada dalam kondisi tidak untung, namun juga tidak rugi. Ketika sudah mencapai titik BEP, perusahaan sudah terbebas dari kerugian dan tinggal mencari keuntungan saja.

Manfaat BEP

Keberadaan BEP berfungsi untuk mengetahui harga jual yang harus ditentukan. Dengan demikian, perusahaan tidak akan merugi. Tanpa BEP, maka Anda bisa saja menjual produk atau layanan dengan harga yang terlalu rendah.Manfaat lainnya yakni untuk mengetahui berapa banyak jumlah unit produk yang harus Anda pasarkan agar bisa menutup biaya modal atau pengeluaran. Sebagai contoh, Anda merupakan pengusaha furniture yang mengucurkan modal sebesar Rp 50 juta untuk membangun bisnis. Setelah melalui analisis, harga jual produk furniture Anda adalah Rp 5 juta per unit. Maka, Anda harus menjual 10 unit furniture untuk mencapai BEP atau balik modal. BEP pun bermanfaat untuk mengetahui prediksi keuangan suatu perusahaan dalam periode selanjutnya. Karenanya, BEP berguna untuk membantu pengusaha untuk menentukan kapasitas produksi yang tersisa setelah tercapainya titik impas. Adanya BEP pun membantu perusahaan mengetahui perubahan nilai laba jika ada perubahan harga produk serta menentukan langkah efisiensi yang dilakukan. Selain itu, BEP juga bermanfaat menentukan kerugian yang terjadi. Oleh karena itu, BEP dapat berguna pula dalam penentuan pengambilan keputusan untuk menghentikan suatu usaha. 

Variabel pembentuk BEP

Ada empat variabel pembentuk dalam mendapatkan nilai BEP. Keempat variabel tersebut adalah:

  1. Fixed cost

Fixed cost atau biaya tetap adalah biaya yang nilainya konstan kendati ada perubahan dalam biaya produksi. Fixed cost juga bisa disebut sebagai biaya yang wajib dikeluarkan oleh perusahaan dalam sebuah proses produksi.Adapun biaya tersebut antara lain gaji karyawan, biaya sewa gedung atau gudang, dan lain-lain. 

  1. Variable cost

Variabel ini kerap disebut sebagai biaya variabel atau biaya tidak tetap yang nilainya berubah. Perubahan biaya ini terjadi akibat adanya kenaikan atau penurunan permintaan. Adapun unsur-unsur yang termasuk dalam variable cost antara lain biaya bahan baku, listrik, telepon, air, dan lainnya.

  1. Harga jual atau price

Variabel selanjutnya adalah harga jual atau price. Harga ini ditentukan setelah melihat biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi barang. Harga jual juga ditentukan pula dengan margin atau nilain keuntungan yang ingin diperoleh. 

  1. Pendapatan

Revenue atau pendapatan merupakan variabel yang diperoleh dari penjualan produk. Adapun jumlahnya diperoleh dari harga jual dikalikan dengan jumlah produk yang berhasil terjual. Nilai dari pendapatan ini nantinya akan digunakan untuk memproyeksikan pendapatan pada periode berikutnya.

Faktor yang menaikkan atau menurunkan BEP

Nilai BEP tidak selamanya stagnan. Ada kalanya, BEP mengalami peningkatan maupun penurunan. Oleh karenanya, selain variabel, ada pula faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan BEP. Hal ini terjadi karena berbagai macam faktor yang memengaruhi, antara lain:

  1. Perubahan biaya produksi

Seperti dijelaskan sebelumnya, biaya produksi merupakan salah satu unsur dalam biaya tetap atau fixed cost. Dalam perjalanannya, biaya produksi dapat berubah seiring dengan adanya kenaikan biaya bahan baku, transportasi, dan lainnya. Selain itu, naik-turunnya BEP juga terjadi karena ada perubahan biaya yang masuk dalam elemen variable cost, seperti harga sewa gedung, kenaikan gaji karyawan, dan tarif lain yang mengalami perubahan. 

  1. Jumlah penjualan

Jumlah penjualan menjadi faktor lain yang mempengaruhi BEP. Apabila ada peningkatan penjualan, otomatis permintaan akan produk atau jasa menjadi tinggi. Hal ini membuat perusahaan pada akhirnya perlu meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan. Tentunya, kondisi tersebut turut menaikkan BEP.

  1. Kenaikan harga produk

Kenaikan harga jual produk juga bisa menjadi faktor yang menyebabkan nilai BEP menjadi turun. Namun apabila Anda ingin menurunkan nilai BEP, Anda perlu mempertimbangkan dengan hati-hati. Sebab, jika salah perhitungan, maka pelanggan akan berpaling dari produk Anda. 

Lantas bagaimana cara menghitung BEP?

Penghitungan BEP dilakukan dengan berbagai cara. Namun, sebelum menghitung BEP, Anda perlu mengetahui beberapa hal dasar, seperti biaya tetap dan biaya variabel.Selanjutnya, Anda perlu menentukan harga jual produk. Perlu diingat, dalam menentukan harga jual per unit, Anda juga perlu memerhatikan harga jual yang ditawarkan oleh kompetitor dan pelanggan yang disasar.Jangan memberikan harga terlalu rendah karena berpotensi membuat usaha merugi. Tetapi jangan sampai harga jual yang ditetapkan terlalu mahal karena akan membuat produk yang ditawarkan tidak laku.Dengan demikian, penting bagi pengusaha untuk mengetahui target market atau sasaran dari produk yang dijual.Setelah mengetahui berbagai hal tadi, langkah selanjutnya adalah menghitung titik impas. Anda bisa menggunakan rumus yang bisa diikuti, yakni:BEP per unit = biaya tetap:(harga jual per unit-biaya variabel per unit)BEP nilai penjualan = biaya tetap:[1-(biaya variabel per unit:harga jual per unit)]Sebagai contoh, sebuah perusahaan tas menggelontorkan biaya tetap atau fixed cost sebesar RP 200 juta. Adapun biaya variabel atau variable cost per unitnya sebesar Rp 50.000 dan harga jual tas per unitnya sebesar Rp 100.000.Dari kasus tersebut, berapa unit barang dan berapa jumlah penjualan yang harus diperoleh agar mendapatkan BEP?BEP per unit = Rp 200.000.000 : (Rp 100.000-Rp 50.000) = Rp 200.000.000 : Rp 50.000 = 4.000 unit.BEP nilai penjualan = Rp 200.000.000 : [1-(Rp 50.000 : Rp 100.000)] = Rp 200.000.000 : [1-0,5] = Rp 200.000.000 : 0,5 = Rp 400.000.000Dari studi kasus tersebut, perusahaan bisa menyentuh titik impas atau BEP, apabila telah menjual 4.000 unit tas dan menghasilkan penjualan sebesar Rp 400 juta. 

Penutup

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai BEP. Mengingat pentingnya BEP dalam berbisnis, Anda yang ingin berkecimpung dalam dunia wirausaha juga perlu memahaminya. Dengan memahami BEP, Anda bisa tahu apakah modal yang Anda keluarkan untuk perusahaan atau usaha Anda sudah kembali atau justru merugi. Memahami BEP juga akan membantu Anda untuk mengetahui kondisi finansial perusahaan Anda.


You Might Also Like