Panduan Lengkap Memulai Usaha Franchise untuk Pemula

Sindhu Partomo
Ilustrasi Franchise

Daftar Isi


Panduan Lengkap Memulai Usaha Franchise untuk Pemula

Pengertian Franchise atau Waralaba

Apa Itu Franchise?

Franchise, atau waralaba, adalah model bisnis di mana seorang pemilik usaha (franchisor) memberikan hak kepada pihak lain (franchisee) untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek, produk, dan sistem operasional yang sudah ada. Franchisee membeli hak ini dengan sejumlah biaya, dan sebagai imbalannya, mendapatkan dukungan penuh dari franchisor, termasuk dalam hal pelatihan, pemasaran, dan operasional bisnis.

Menurut Patrick Buckley dalam The Wolf of Franchises, konsultan waralaba di Amerika, kemungkinan sebuah cabang waralaba bertahan setelah 2 tahun pertama adalah 83%. Ini lebih tinggi daripada bisnis yang dimulai dari nol, yaitu 40%. Alasannya, karena pengusaha pemula akan jauh lebih mudah mempertahankan bisnisnya saat dibantu oleh sistem waralaba yang kuat.

Konsep ini memungkinkan franchisee untuk menjalankan bisnis dengan risiko yang lebih rendah dibandingkan memulai usaha dari nol, karena franchisee dapat memanfaatkan reputasi dan sistem yang sudah terbukti. Franchise sendiri dapat diterapkan di berbagai industri, mulai dari makanan dan minuman, ritel, jasa, hingga pendidikan.

Potret Waralaba di Indonesia

Gambar: pertumbuhan tenaga kerja sektor waralaba
Gambar: pertumbuhan tenaga kerja sektor waralaba

Di Indonesia, model bisnis waralaba terus tumbuh setiap tahun. Data Kemendag menunjukkan pertumbuhan 5% pada tahun 2021 dengan nilai mencapai Rp31,1 triliun, dan kembali tumbuh 5% di tahun 2024 ini. Sektor makanan dan minuman (food and beverages/F&B) masih mendominasi dengan komposisi 48%.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menjelaskan, di bulan Mei 2024, ada 286 merek waralaba dalam negeri dan luar negeri yang terdaftar. Artinya, ada banyak pilihan merk yang bisa kamu pilih untuk memulai usaha waralaba, sesuai minat, lokasi, dan kondisi keuangan.

Gambar: komposisi waralaba di Indonesia. Sumber: Kemendag
Gambar: komposisi waralaba di Indonesia. Sumber: Kemendag

“Sampai dengan 6 Mei 2024, tercatat pemberi waralaba dalam negeri sebanyak 145 Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) dan pemberi waralaba luar negeri sebanyak 141 STPW,” kata Isy kepada Tempo, Jumat, 10 Mei 2024.

Keuntungan dan Risiko Memulai Usaha Franchise

Keuntungan Memulai Usaha Franchise

  1. Merek yang Sudah Dikenal: Salah satu keunggulan utama memulai franchise adalah kesempatan untuk bekerja dengan merek yang sudah terkenal. Ini berarti tidak perlu menghabiskan waktu dan biaya besar untuk membangun reputasi dari awal.
  2. Dukungan dari Franchisor: Franchisor biasanya memberikan pelatihan, panduan, dan dukungan penuh kepada franchisee, baik dalam aspek teknis maupun manajemen bisnis. Ini termasuk strategi pemasaran, pengadaan bahan baku, hingga sistem pengelolaan keuangan.
  3. Model Bisnis yang Terbukti: Bisnis franchise didasarkan pada model bisnis yang telah terbukti sukses di pasar. Dengan mengikuti sistem yang ada, risiko kegagalan bisnis dapat diminimalkan.
  4. Keunggulan Operasional: Franchisor biasanya memiliki prosedur standar operasional (SOP) yang memandu setiap aspek operasional. Ini membantu franchisee untuk fokus pada pelaksanaan bisnis tanpa harus mengembangkan prosedur dari awal.

Baca juga: 7 Bisnis Waralaba (Franchise) yang Menguntungkan

Risiko dalam Memulai Usaha Franchise

  1. Biaya Awal yang Tinggi: Memulai usaha franchise sering kali membutuhkan modal awal yang cukup besar, terutama untuk franchise dari merek terkenal. Selain itu, franchisee juga diharuskan membayar royalti dan biaya bulanan kepada franchisor.

Ketergantungan pada Franchisor: Meskipun mendapat banyak dukungan, franchisee juga sangat tergantung pada franchisor. Keputusan bisnis yang diambil oleh franchisor bisa berdampak langsung pada performa franchisee.

  1. Keterbatasan Kreativitas: Franchisee harus mengikuti aturan dan pedoman yang ditetapkan oleh franchisor. Ini berarti ada keterbatasan dalam membuat inovasi atau modifikasi pada produk dan layanan.

Perlu kamu ingat, bahwa semakin kuat brand waralaba, biasanya semakin mahal juga biaya awalnya. Ini artinya, kamu perlu waktu lebih lama dan harus mencapai penjualan yang lebih tinggi untuk bisa balik modal.

Gambar: ilustrasi break even point waralaba
Gambar: ilustrasi break even point waralaba

Peraturan Baru untuk Usaha Waralaba di 2025

Pada 2 September 2024, Presiden Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 35 Tahun 2024 yang membawa perubahan signifikan bagi industri waralaba. Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan keadilan berusaha, kepastian hukum, dan memperkuat kemitraan antara pemberi waralaba (franchisor) dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

PP No. 35/2024 menghadirkan beberapa perubahan kunci yang berpotensi memengaruhi seluruh ekosistem waralaba di Indonesia. Berikut adalah poin-poin utama yang perlu diketahui oleh calon franchisee maupun franchisor:

1. Pengelompokan Penyelenggara Waralaba

Sebelumnya, penyelenggara waralaba hanya terbagi dalam dua kategori, yaitu pemberi (franchisor) dan penerima waralaba (franchisee). Dengan hadirnya PP No. 35/2024, pemerintah memperkenalkan kelompok pemberi dan penerima waralaba lanjutan. Ini untuk mengakomodasi dengan kebutuhan pewaralaba yang ingin menjual atau memindahtangankan hak waralabanya ke orang lain.

2. Pengutamaan Pengolahan Bahan Baku Dalam Negeri

Regulasi ini mewajibkan penyelenggara waralaba untuk mengutamakan penggunaan bahan baku yang diproduksi di dalam negeri. Langkah ini bertujuan untuk mendukung industri lokal dan meningkatkan ketahanan ekonomi nasional. Bagi franchisor, ini berarti perlu adanya penyesuaian dalam rantai pasokan dan pengelolaan bahan baku agar sesuai dengan ketentuan baru.

3. Pelaporan Kegiatan Usaha Waralaba

Penyelenggara waralaba diwajibkan untuk melaporkan kegiatan usaha mereka setiap tahun. Pelaporan ini harus dilakukan paling lambat 30 Juni pada tahun berikutnya. Kewajiban ini menuntut transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi. Franchisee dan franchisor harus rapi dalam administrasi dan pembukuan.

4. Penggunaan Logo Waralaba

Peraturan baru juga mewajibkan setiap penyelenggara waralaba untuk menggunakan logo yang terdaftar secara resmi dan menempatkannya pada lokasi usaha yang terbuka dan mudah terlihat. Ini bertujuan untuk meningkatkan pengenalan merek dan memberikan kejelasan kepada konsumen bahwa bisnis tersebut beroperasi di bawah sistem waralaba yang sah.

5. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW)

Salah satu perubahan penting lainnya adalah penghapusan batas waktu berlakunya Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW). Sebelumnya, STPW hanya berlaku selama 5 tahun dan perlu diperpanjang jika perjanjian waralaba masih berjalan. Dengan aturan baru ini, STPW tidak lagi memiliki masa berlaku terbatas, sehingga memudahkan penyelenggara waralaba dalam menjalankan usahanya tanpa perlu khawatir akan perpanjangan administratif setiap lima tahun.

**Dampak PP No. 35/2024 pada Bisnis Waralaba di Indonesia
**Regulasi baru ini diharapkan akan membawa dampak positif bagi industri waralaba di Indonesia, terutama dalam memperkuat posisi pelaku UMKM sebagai penerima waralaba. Selain itu, kewajiban untuk menggunakan bahan baku lokal dapat meningkatkan kontribusi waralaba terhadap ekonomi nasional, sementara aturan logo dan pelaporan usaha memperkuat transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi.

Langkah-Langkah Memulai Usaha Franchise

1. Riset Pasar dan Pilihan Franchise yang Tersedia

Langkah pertama adalah melakukan riset mendalam tentang pasar dan peluang franchise yang tersedia. harus memahami tren industri yang sedang berkembang, segmen pasar mana yang paling potensial, serta merek franchise mana yang sesuai dengan minat dan keahlian .

2. Menilai Kondisi Finansial dan Menentukan Anggaran

Sebelum memulai, tentukan berapa besar modal yang miliki dan buat perhitungan anggaran yang realistis. Biaya franchise tidak hanya mencakup biaya pembelian hak, tetapi juga investasi untuk operasional harian, seperti sewa tempat, gaji karyawan, dan biaya pemasaran.

3. Menghubungi Franchisor dan Mempelajari Model Bisnis Mereka

Setelah menentukan pilihan franchise, langkah berikutnya adalah menghubungi franchisor dan meminta informasi lebih lanjut tentang model bisnis yang mereka tawarkan. Pelajari secara mendalam bagaimana sistem operasional mereka, bagaimana pembagian keuntungan dilakukan, dan bagaimana dukungan yang mereka tawarkan kepada franchisee.

Sebagai contoh, berikut ini syarat waralaba Indomaret:

  1. Warga Negara Indonesia
  2. Menyediakan lokasi tempat usaha di area komersial dengan luas ideal 120-200 m2
  3. Memiliki kelengkapan izin usaha minimarket : IMB/PBG, NPWP, PKP, Izin Lingkungan, Domisili (apabila diperlukan), NIB, STPW dan Izin Lainnya Sesuai Ketentuan Perizinan yang berlaku
  4. Menyediakan dana investasi
  5. Memiliki jiwa wirausaha dan fokus pada sistem Waralaba Indomaret

4. Menghadiri Seminar dan Pelatihan dari Franchisor

Sebagian besar franchisor menawarkan pelatihan dan seminar bagi calon franchisee. Ini adalah kesempatan yang baik untuk kamu memahami lebih dalam tentang bisnis tersebut. Kamu juga bisa membangun jaringan dengan franchisee lain yang mungkin dapat memberikan saran atau tips dalam menjalankan bisnis.

5. Menyusun Rencana Bisnis untuk Franchise

Rencana bisnis yang kuat sangat penting untuk sukses dalam menjalankan franchise. Ini mencakup strategi pemasaran, proyeksi keuangan, manajemen operasional, dan tujuan jangka pendek serta panjang. Rencana bisnis ini akan menjadi panduan dalam menjalankan bisnis sehari-hari dan membantu kamu tetap fokus pada target yang ingin dicapai.

Dalam rencana bisnis ini, kamu harus sudah punya perkiraan pemasukan, pengeluaran, dan berapa lama waktu yang diperlukan sampai kamu meraih untung dari usaha tersebut. Maka, kamu perlu pahami konsep ROI dan BEP.

ROI atau Tingkat Pengembalian Investasi adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui seberapa menguntungkan suatu investasi dalam bisnis. ROI membantu franchisee memahami berapa banyak keuntungan yang akan didapat dibandingkan dengan jumlah uang yang diinvestasikan.

Rumus ROI:

ROI (%) = (Keuntungan Bersih / Investasi Awal) x 100

Contoh: Jika kamu menginvestasikan Rp500 juta untuk membuka sebuah waralaba, dan dalam setahun kamu mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp100 juta, maka ROI-nya adalah:

ROI = (Rp100 juta / Rp500 juta) x 100 = 20%

Artinya, kamu mendapatkan 20% dari total investasi awal sebagai keuntungan setiap tahun. Maka, kamu bisa “balik modal” dalam waktu 5 tahun.

ROI memungkinkan calon franchisee untuk memperkirakan seberapa cepat mereka bisa mendapatkan kembali uang yang diinvestasikan. ROI yang lebih tinggi biasanya menandakan bahwa waralaba tersebut lebih menguntungkan, namun penting juga mempertimbangkan risiko bisnis dan biaya tambahan lainnya.

Breakeven Point atau Titik Impas adalah titik saat bisnis kamu mulai menghasilkan pendapatan yang sama dengan total biaya yang telah dikeluarkan. Setelah mencapai BEP, setiap pendapatan tambahan akan menjadi keuntungan.

Cara Menghitung BEP:

BEP = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit)

Contoh sederhana: Jika biaya tetap kamu (misalnya sewa tempat, gaji karyawan, dll.) sebesar Rp200 juta per tahun, dan kamu menjual produk dengan harga Rp50 ribu per unit, sementara biaya variabel untuk setiap produk adalah Rp20 ribu, maka BEP nya adalah:

BEP = Rp200 juta / (Rp50 ribu - Rp20 ribu) = 6.667 unit

Jadi, kamu harus menjual 6.667 unit produk agar mencapai titik impas. Setelah mencapai BEP, semua penjualan tambahan akan menjadi keuntungan bersih.

**Mengapa BEP penting?
**Memahami BEP membantu franchisee mengetahui seberapa besar penjualan yang harus dicapai sebelum mulai mendapatkan keuntungan. Ini juga dapat membantu mengatur target penjualan yang realistis.

Selain investasi awal, franchisee pemula juga perlu memahami beberapa jenis biaya yang akan muncul selama menjalankan bisnis waralaba, antara lain:

  • Biaya Royalti: Biasanya dibayarkan secara berkala kepada franchisor, biasanya dalam bentuk persentase dari penjualan kotor atau keuntungan.
  • Biaya Pemasaran: Franchisor mungkin mengenakan biaya pemasaran untuk kampanye promosi secara nasional atau regional.
  • Biaya Pelatihan dan Dukungan: Beberapa franchisor menyediakan pelatihan awal gratis, namun franchisee harus menanggung biaya pelatihan tambahan atau dukungan khusus.
  • Biaya Sewa dan Infrastruktur: Termasuk sewa tempat usaha, peralatan, dan persediaan lainnya.

Franchisee pemula juga harus membuat proyeksi keuangan yang realistis berdasarkan data dari franchisor dan riset pasar. Proyeksi keuangan membantu dalam menetapkan target penjualan yang perlu dicapai untuk menjaga kelangsungan bisnis.

Perjanjian Waralaba

Gambar: ilustrasi perjanjian waralaba
Gambar: ilustrasi perjanjian waralaba

Berdasarkan PP No. 35/2024, perjanjian waralaba setidaknya harus memuat hal hal berikut:

  1. Nama dan alamat pemberi waralaba atau pemberi waralaba lanjutan dan penerima waralaba atau penerima waralaba lanjutan;
  2. Kekayaan intelektual masih dalam masa perlindungan;
  3. Kegiatan usaha;
  4. Sistem bisnis;
  5. Hak dan kewajiban pemberi waralaba atau pemberi waralaba lanjutan dan penerima waralaba atau penerima waralaba lanjutan.

Agar tidak terjadi kesalahpahaman, penting bagi kedua belah pihak untuk memahami setiap detail yang ada dalam perjanjian ini.

1. Hak dan Kewajiban Kedua Pihak

Franchisor (pemilik merek) memberikan hak kepada franchisee untuk menggunakan merek dagang dan model bisnis mereka. Artinya, franchisee akan menjalankan bisnis dengan nama dan cara yang sudah terbukti berhasil. Di sisi lain, franchisor wajib menyediakan pelatihan dan dukungan berkelanjutan agar franchisee bisa mengelola bisnis dengan baik.

Di pihak franchisee, kewajiban utama adalah membayar royalti secara rutin, baik itu bulanan atau tahunan. Selain itu, franchisee harus mematuhi semua kebijakan bisnis yang ditetapkan oleh franchisor, termasuk standar pelayanan dan operasional.

2. Durasi Perjanjian dan Proses Perpanjangan

Durasi atau jangka waktu perjanjian biasanya antara lima hingga sepuluh tahun. Ini bisa berbeda-beda tergantung kesepakatan, namun penting untuk memastikan bahwa prosedur perpanjangan sudah dijelaskan dengan jelas dalam kontrak. Biasanya, franchisee harus memenuhi syarat tertentu agar perpanjangan bisa dilakukan, seperti performa bisnis yang baik atau tidak melanggar aturan.

3. Sistem Pembayaran yang Transparan

Salah satu elemen terpenting dalam perjanjian waralaba adalah sistem pembayaran. Ada beberapa jenis biaya yang perlu diperhatikan, seperti:

  • Biaya awal untuk mendapatkan hak waralaba.
  • Royalti yang dibayarkan secara bulanan atau tahunan, biasanya dalam bentuk persentase dari penjualan.
  • Biaya tambahan lainnya, seperti biaya pemasaran atau pelatihan tambahan.

Semua biaya ini harus dijelaskan secara mendetail agar tidak ada kebingungan di kemudian hari.

4. Penentuan Wilayah Usaha

Dalam bisnis waralaba, sering kali franchisee diberikan wilayah eksklusif, yang artinya franchisor tidak akan memberikan hak waralaba di wilayah tersebut kepada orang lain. Ini penting untuk menghindari persaingan internal antar franchisee yang bisa merugikan kedua pihak.

5. Penggunaan Merek Dagang

Franchisee harus mengikuti aturan ketat dalam penggunaan merek dagang, termasuk logo, warna, dan desain yang sudah ditentukan oleh franchisor. Hal ini penting untuk menjaga konsistensi brand di seluruh outlet yang ada, sehingga pelanggan mendapatkan pengalaman yang sama di mana pun mereka berada.

6. Penyelesaian Sengketa

Tak jarang terjadi perbedaan pendapat atau perselisihan antara franchisor dan franchisee. Oleh karena itu, penting agar perjanjian mencakup prosedur penyelesaian sengketa, misalnya melalui mediasi atau arbitrase, sebelum membawa masalah tersebut ke ranah hukum.

Tips Menghindari Kesalahan dalam Perjanjian Waralaba

Agar tidak terjebak dalam perjanjian yang merugikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Konsultasikan dengan ahli hukum yang berpengalaman dalam waralaba untuk memastikan perlindungan hukum yang memadai.
  • Perhatikan detail-detail kecil seperti jadwal pembayaran dan aturan penggunaan merek. Jangan abaikan hal-hal ini karena bisa berdampak besar di masa depan.
  • Luangkan waktu untuk membaca dan memahami semua ketentuan dalam perjanjian. Jangan terburu-buru menandatanganinya.
  • Riset franchisor untuk memastikan bahwa mereka memiliki reputasi yang baik dan sukses dalam menjalankan bisnis waralaba.
  • Pahami syarat perpanjangan kontrak, sehingga Anda bisa mempersiapkan diri lebih baik jika ingin melanjutkan bisnis waralaba di masa depan.

Memilih Franchise yang Tepat

Memilih franchise yang sesuai dengan minat dan modal adalah kunci keberhasilan. Pastikan untuk memilih franchise yang bergerak di industri yang kamu minati, sehingga kamu memiliki motivasi tinggi untuk menjalankannya. Selain itu, periksa apakah modal yang kamu miliki cukup untuk memulai dan mengoperasikan franchise tersebut dengan baik.

Di Indonesia, beberapa franchise yang populer untuk pemula antara lain franchise makanan dan minuman cepat saji, seperti Kebab Turki Baba Rafi dan Es Teler 77, serta franchise ritel seperti Indomaret dan Alfamart. Franchise ini menawarkan paket usaha yang terjangkau dan dukungan operasional yang lengkap.

Lokasi bisnis sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha franchise. Pastikan untuk memilih lokasi strategis yang mudah diakses oleh target pasar. Selain itu, dukungan yang diberikan franchisor, seperti pemasaran dan pengadaan bahan baku, juga harus dipertimbangkan.

Baca juga: 10 Ide Usaha Modal Kecil

Tips Sukses dalam Menjalankan Usaha Franchise

1. Patuhi Standar Operasional

Mengelola operasional franchise membutuhkan disiplin dan kepatuhan terhadap SOP yang ditetapkan oleh franchisor. Pastikan kamu memahami dan menjalankan SOP ini dengan baik, termasuk dalam hal penyajian produk, manajemen stok, dan layanan pelanggan.

Franchisor biasanya menetapkan standar operasional untuk menjaga konsistensi kualitas produk dan layanan di semua cabang. Mengikuti standar ini tidak hanya menjaga reputasi bisnis , tetapi juga membantu menarik pelanggan.

2. Bangun Hubungan Baik dengan Franchisor dan Pelanggan

Hubungan baik dengan franchisor sangat penting untuk kesuksesan bisnis. Jalin komunikasi yang terbuka dan aktif dengan franchisor untuk memastikan bahwa selalu mendapatkan dukungan yang dibutuhkan. Selain itu, bangun hubungan baik dengan pelanggan melalui pelayanan yang baik dan produk berkualitas.

3. Jaga Keuangan dan Investasikan Kembali Keuntungan

Mengelola keuangan dengan bijak adalah kunci dalam menjaga kestabilan bisnis. Selalu pantau arus kas dan alokasikan sebagian keuntungan untuk investasi kembali dalam usaha, seperti untuk memperluas cabang atau memperbaiki fasilitas.

Studi Kasus: Franchise yang Berhasil di Indonesia

  1. Baba Rafi

Kebab Turki Baba Rafi merupakan contoh gemilang franchise makanan yang berhasil di Indonesia. Didirikan pada tahun 2003 oleh Hendy Setiono, Baba Rafi memulai perjalanannya dari sebuah gerobak kaki lima di Surabaya.

Poin Kunci:

  • Produk unik: Memperkenalkan kebab, makanan Timur Tengah, ke pasar Indonesia dengan cita rasa yang disesuaikan.
  • Model bisnis fleksibel: Menawarkan berbagai format outlet, dari gerobak hingga restoran, memungkinkan franchisee memilih sesuai modal dan lokasi.
  • Harga terjangkau: Menyasar pasar menengah dengan harga yang kompetitif.
  • Ekspansi agresif: Dalam waktu 20 tahun, Baba Rafi telah membuka lebih dari 1.300 outlet di Indonesia dan merambah ke 8 negara lain.
  • Inovasi produk: Terus mengembangkan menu baru untuk menjaga minat konsumen.

Hasil: Pada tahun 2023, Baba Rafi mencatatkan pertumbuhan omzet sebesar 15% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total penjualan mencapai Rp500 miliar.

Contoh Franchise Makanan Sukses Lainnya:

  • Es Teler 77: Memulai dari warung kecil di Jakarta tahun 1982, kini memiliki lebih dari 200 gerai di Indonesia dan luar negeri.
  • Geprek Bensu: Didirikan oleh selebriti Ruben Onsu, dalam 5 tahun telah membuka lebih dari 100 outlet di seluruh Indonesia.

2. Indomaret

Indomaret, didirikan pada tahun 1988, telah menjadi salah satu jaringan minimarket terbesar di Indonesia dengan lebih dari 18.000 gerai.

Poin Kunci:

  • Sistem operasional terstandarisasi: Memastikan konsistensi layanan di semua gerai.
  • Lokasi strategis: Fokus pada pembukaan gerai di lokasi-lokasi potensial, termasuk area perumahan dan perkantoran.
  • Teknologi canggih: Menggunakan sistem IT terpadu untuk manajemen inventori dan analisis penjualan.
  • Diversifikasi layanan: Menawarkan layanan tambahan seperti pembayaran tagihan, pengiriman uang, dan e-commerce.
  • Supply chain yang kuat: Memiliki pusat distribusi sendiri untuk efisiensi logistik.

Hasil: Pada tahun 2023, Indomaret melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar 12% year-on-year, dengan total penjualan mencapai Rp 89 triliun.

Dari kesuksesan franchise seperti Baba Rafi dan Indomaret, kita bisa memetik beberapa pelajaran penting. Kunci utama keberhasilan mereka adalah menjaga konsistensi kualitas di semua outlet, yang membangun kepercayaan pelanggan dan memperkuat merek. Mereka juga pintar beradaptasi dengan selera lokal, seperti Baba Rafi yang menyesuaikan rasa kebabnya untuk lidah Indonesia.

Dukungan penuh dari franchisor juga tak kalah penting. Mulai dari pelatihan sampai sistem manajemen, semua ini membantu franchisee sukses. Strategi ekspansi yang matang juga menjadi faktor penentu - Indomaret contohnya, sangat teliti dalam memilih lokasi gerai baru. Terakhir, di era sekarang, pemanfaatan teknologi untuk operasional yang efisien dan analisis data yang akurat menjadi keharusan bagi franchise yang ingin bertahan dan berkembang. Ini alasannya berbagai bisnis menggunakan sistem akuntansi atau ERP yang terintegrasi.

Tantangan dalam Usaha Waralaba

1. Tantangan dalam Menjaga Kualitas Produk dan Layanan

Salah satu tantangan utama dalam usaha franchise adalah menjaga konsistensi kualitas produk dan layanan di berbagai cabang. Untuk mengatasinya, penting untuk selalu mengikuti SOP dan melakukan pelatihan berkala bagi karyawan.

2. Mengatasi Konflik dengan Franchisor

Konflik dengan franchisor dapat terjadi, terutama jika ada ketidakcocokan dalam visi atau ekspektasi. Cara terbaik untuk mengatasi konflik ini adalah dengan menjaga komunikasi yang terbuka dan mencari solusi yang saling menguntungkan.

3. Menghadapi Persaingan Lokal dan Global

Persaingan bisnis franchise tidak hanya datang dari merek lokal, tetapi juga dari merek global. Untuk tetap kompetitif, franchisee harus terus meningkatkan kualitas produk dan layanan serta mengikuti tren pasar yang berkembang.

Untuk bertahan dan berkembang dalam bisnis franchise, franchisee perlu terus berinovasi, baik dalam hal produk, layanan, maupun strategi pemasaran. Selain itu, franchisee juga harus selalu mengikuti perkembangan pasar dan beradaptasi dengan perubahan.

Masa Depan Waralaba di Era Digital

1. Peran Teknologi dalam Perkembangan Usaha Franchise

Teknologi memainkan peran penting dalam perkembangan bisnis franchise, terutama dalam hal manajemen operasional, pemasaran, dan pelayanan pelanggan. Penggunaan software pengelolaan franchise dapat membantu franchisee untuk menjalankan bisnis dengan lebih efisien.

2. Tren Digitalisasi dan Strategi Pemasaran Digital untuk Franchise

Di era digital, strategi pemasaran online seperti media sosial, Google Ads, dan SEO menjadi sangat penting untuk menarik pelanggan baru. Franchisee harus memanfaatkan platform digital untuk meningkatkan eksposur dan penjualan.

3. Rekomendasi Software Pengelola Franchise di Indonesia

Beberapa software yang dapat digunakan untuk mengelola bisnis franchise di Indonesia antara lain Ukirama ERP dan SAP. Software ini membantu franchisee dalam mengelola operasional harian, keuangan, dan hubungan dengan pelanggan.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

  1. Berapa besar modal yang dibutuhkan untuk memulai franchise? Modal bervariasi tergantung jenis franchise. Franchise kecil bisa dimulai dengan modal sekitar Rp50 juta, sementara franchise besar bisa mencapai miliaran rupiah.
  2. Apa keuntungan utama memulai usaha franchise? Keuntungan utama adalah menggunakan merek yang sudah dikenal dan mendapatkan dukungan penuh dari franchisor.
  3. Apakah ada risiko dalam usaha franchise? Risiko utama termasuk biaya awal yang tinggi, keterbatasan kreativitas, dan ketergantungan pada franchisor.
  4. Apakah saya bisa menjual produk lain di luar produk yang sudah ditentukan franchisor? Umumnya, franchisee harus mengikuti panduan dari franchisor, termasuk produk yang dijual. Namun, beberapa franchisor mungkin memberikan fleksibilitas, tergantung perjanjian.
  5. Berapa lama biasanya kontrak franchise berlangsung? Durasi kontrak franchise bervariasi, namun biasanya berlangsung antara 5 hingga 10 tahun. Setelah itu, bisa diperbarui sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
  6. Apakah franchisee harus memiliki pengalaman bisnis sebelumnya?
    Tidak selalu. Banyak franchisor menyediakan pelatihan lengkap bagi franchisee yang tidak memiliki pengalaman bisnis sebelumnya.
  7. Bisakah saya memiliki beberapa outlet franchise dari merek yang sama?
    Banyak franchisor memungkinkan franchisee yang sukses membuka beberapa outlet, namun ini tergantung pada performa outlet pertama dan perjanjian dengan franchisor.
  8. Bagaimana cara membedakan franchise yang legal dengan yang tidak?
    Pastikan franchise tersebut terdaftar di Kementerian Perdagangan dan memiliki dokumen perizinan lengkap, seperti perjanjian franchise yang telah didaftarkan.
  9. Apakah saya bisa menjual franchise saya kepada orang lain?
    Iya, namun ini harus sesuai dengan perjanjian franchise. Biasanya, franchisor perlu memberikan persetujuan terlebih dahulu sebelum penjualan dilakukan.
  10. Apakah lokasi usaha harus dipilih oleh franchisor atau franchisee?
    Tergantung sistem franchisor. Beberapa franchisor memberikan rekomendasi atau bahkan menentukan lokasi, sementara yang lain memberikan kebebasan bagi franchisee untuk memilih sendiri.

Kesimpulan

Memulai usaha franchise merupakan pilihan menarik bagi pemula yang ingin menjalankan bisnis dengan risiko yang lebih rendah. Dengan memilih franchise yang tepat, melakukan riset pasar yang mendalam, serta mengikuti pedoman dan dukungan dari franchisor, franchisee dapat mengelola bisnis yang sukses dan berkembang. Namun, penting juga untuk memahami risiko dan tantangan yang mungkin dihadapi serta terus berinovasi dalam menghadapi persaingan. Franchise menawarkan peluang besar bagi pengusaha pemula, dan dengan panduan yang tepat, kamu dapat meraih sukses.

Sumber:

Kemendag - Waralaba Makanan dan Minuman Capai 47 Persen

CIMB Niaga - Bisnis Franchise: Kenali Pengertian dan Keuntungannya

Bisnis.com - Apa itu Bisnis Franchise

IDN Times - Bisnis Franchise Murah di Bawah 5 Juta

Kontrak Hukum - Dokumen Legalitas untuk Bisnis Franchise

Folio POS - Begini Syarat Untuk Membuka Usaha Franchise

OCBC - Bisnis Franchise di bawah 5 Juta

Ukirama ERP memudahkan ratusan perusahaan mengelola bisnis setiap hari

Jadwalkan Demo

Sindhu Partomo
Sindhu Partomo

Seorang penulis dengan fokus pada Branding dan Digital Marketing

You Might Also Like

Hubungi kami via whatsapp