Pengertian dan Komponen Faktur Penjualan Kredit Beserta Contohnya

pengertian_dan_komponen_faktur_penjualan_kredit_beserta_contohnya

Menelusuri kamus besar bahasa indonesia, kata faktur diartikan sebagai bukti atas barang yang sudah dikirimkan. Faktur adalah bukti yang bersifat resmi sebagai pemberitahuan mengenai barang-barang yang terjual maupun dibeli oleh perusahaan. Isi faktur lebih menekankan pada list barang-barang secara detail, mulai dari nama barangnya, kuantitasnya, harganya juga kode barangnya. Berbeda dengan invoice yang lebih berfungsi sebagai surat tagihan pembayaran, untuk faktur ini fungsinya lebih kepada informasi tentang status barang. Lewat faktur ini, kita mendapatkan informasi tentang barang : barang apa yang sudah terjual, berapa jumlah dan total nilainya. Barang apa yang baru dibeli perusahaan atau ditransfer dari perusahaan cabang lain. Semua catatan pada faktur sangat penting untuk mengupdate data jumlah barang yang dimiliki perusahaan. Nantinya data ini akan mempengaruhi pada saat inventory barang dan pengecekan rutin. Melalui data yang terus diperbarui, kita bisa menjaga agar barang tidak kehabisan stok dengan melakukan repeat order ketika stok sudah menipis. Faktur penjualan ini menjelaskan mengenai barang-barang apa saja yang sudah terjual, lengkap dengan kode barang, nama barang, jumlah yang terjual dan total nilainya. Daftar barang yang sudah terjual akan menjadi data pengurang pada data base persediaan barang yang dimiliki perusahaan. Faktur penjualan sendiri ada dua jenis lagi, penjualan tunai dan kredit. Isi list barang dalam fakturnya bisa jadi sama, perbedaannya adalah metode pembayarannya yang ini juga akan berpengaruh pada isi fakturnya. Pada penjualan tunai, faktur diberi tanda lunas, biasanya berupa stempel resmi perusahaan. Namun untuk penjualan kredit, pada faktur yang akan tertera adalah besaran pembayaran sesuai nilai cicilan setiap periode pembayarannya dan tidak akan diberi stempel lunas.

Manfaat Faktur Penjualan Kredit

Ada beberapa manfaat yang kita peroleh dari faktur penjualan kredit ini :

  1. Kontrol stok dan status barang

Faktur penjualan baik tunai maupun kredit menjadi sumber data untuk memperbarui jumlah persediaan barang yang masih tersisa atau belum terjual. Data dari faktur akan terintegrasikan otomatis dengan data stok barang jika sistem yang digunakan perusahaan terintegrasi semuanya. Namun jika masih menggunakan sistem manual, maka data faktur penjualan ini bisa menjadi catatan penting untuk menginput data persediaan barang. 

  1. Dokumen untuk laporan keuangan 

Faktur penjualan bisa menjadi data untuk pelaporan keuangan perusahaan. Faktur ini sekaligus dapat menjadi bukti penjualan barang. Karena sifatnya yang resmi, faktur penjualan ini dapat dikirimkan ke pembeli, dijadikan bukti perhitungan pajak dan juga sekaligus sebagai catatan keuangan dalam pembukuan akuntansi keuangan perusahaan. 

  1. Dokumen pengingat piutang perusahaan 

Dalam faktur penjualan kredit, isinya adalah catatan mengenai penjualan barang namun belum lunas dibayar. Artinya perusahaan masih memiliki piutang kepada pembeli yang harus ditagih agar menjadi pemasukan dan perusahaan tidak rugi. Faktur penjualan kredit ini dapat menjadi dokumen yang mengingatkan perusahaan untuk menagih piutang tersebut dan menjadi catatan resmi untuk menjadi dokumen dalam pembukuan keuangan.

Komponen Faktur Penjualan Kredit

Pada dasarnya komponen faktur penjualan tunai dan kredit tidak jauh berbeda. Yang membedakan adalah keterangan pembayarannya apakah sudah dilunasi atau belum. Pada faktur penjualan tunai, pembayaran dilunasi sekaligus. Sehingga akan ada tanda lunas pada fakturnya. Sedangkan pada faktur penjualan kredit, pembayarannya dicicil. Sehingga pada faktur akan ada keterangan berapa yang sudah dibayarkan dan berapa sisa hutang yang harus dibayarkan. Berikut ini beberapa komponen yang terdapat dalam faktur pembayaran:

  1. Identitas perusahaan 

Komponen pertama ini harus ada pada setiap faktur baik itu penjualan ataupun pembelian. Identitas perusahaan inilah yang menerangkan kepemilikan faktur. Dalam kolom identitas perusahaan berisi nama perusahaan dan alamatnya serti telepon atau email yang bisa dihubungi. Tanpa adanya identitas perusahaan, faktur dianggap tidak valid, tidak jelas dan tanpa pemilik. 

  1. Nama pelanggan 

Siapa pelanggan yang membeli barang juga harus dicantumkan pada faktur. Ini sebagai informasi dan database pelanggan. Selain itu untuk memastikan bahwa barang benar dijual kepada pelanggan tersebut. Informasi mengenai identitas pelanggan ini meliputi nama, alamat dan kontak yang dapat dihubungi. Fungsinya sebagai data konfirmasi pembelian dan juga keperluan lain misalnya untuk menagih piutang. 

  1. Nomor akun

Nomor akun juga butuh dicantumkan sebagai identitas transaksi. Jadi ini seperti pembeda antara satu faktur dengan lainnya agar tidak tertukar.  

  1. Nomor persediaan 

Nomor persediaan ini berhubungan dengan stok barang yang ditransaksikan dalam keterangan faktur. Dalam data faktur penjualan, nomor persediaan barang juga dicantumkan untuk membantu perusahaan mengetahui data terakhir stok barangnya. 

  1. Nomor pesanan penjualan 

Bisa dikatakan juga ini sebagai nomor faktur. Nomor yang menyatakan urutan faktur yang dikeluarkan secara resmi. Nomor pesanan ini dapat membantu untuk pendokumentasian pada laporan keuangan dan untuk pencarian pada saat perhitungan barang maupun keperluan lainnya yang berhubungan dengan pelanggan.

Contoh Faktur Penjualan Kredit

FAKTUR PENJUALAN KREDITPT Indokesima Maju Customer : Anang S.Jalan XXXXXXX 089734216789  Jakarta No Faktur = xxxx18Tanggal = 28 Desember 2028 

No. urutKode barang Nama barang Satuan Harga satuan Qty Jumlah harga 
013201Meja pcs1.000.00033.000.000

DP = 500.000 [sudah dibayarkan]Sisa= 2.500.000 [Dicicil lima kali selama lima bulan]Diterima oleh bagian penjualan [Anang] [Suratno]

Cara Membuat Faktur

Membuat faktur penjualan kredit bisa dilakukan dengan dua cara, cara yang pertama dengan proses manual dan yang kedua digital. Ada beberapa perusahaan yang hingga saat ini masih menggunakan cara manual dalam mencatat faktur-faktur dan penjualannya. Jika perusahaan masih melestarikan cara manual ini, maka bagian penjualan harus rajin membuat faktur setiap kali ada penjualan secara manual. Yaitu dengan membuat sendiri format fakturnya, lalu bisa diprint. Penginputan pada data pun butuh dilakukan manual dan tidak bisa otomatis terinput. Jadi bekerjanya dua kali proses. Berbeda dengan pembuatan faktur digital. Biasanya perusahaan memiliki software khusus yang terintegrasi semuanya. Jadi kita tidak perlu membuat sendiri format fakturnya, karena sudah tersedia. Ketika kita menginput data faktur pada software, maka data tersebut dapat terintegrasi dengan data keuangan maupun stok barang. Form faktur yang sudah diisi juga bisa diprint sekaligus. Sehingga satu kali proses bisa otomatis terhubung ke semua data yang dibutuhkan.


You Might Also Like