Mengenal Perbedaan Aktiva dan Pasiva Beserta Contohnya

Sindhu Partomo
Perbedaan Aktiva dan Pasiva

Daftar Isi


Mengenal Perbedaan Aktiva dan Pasiva

Dalam sebuah perusahaan, tentu Anda tidak asing lagi dengan laporan neraca. Neraca atau yang sering disebut sebagai laporan neraca merupakan jenis laporan mengenai keuangan di dalam sebuah perusahaan yang biasanya menyajikan kondisi aset, kewajiban perusahaan (liability), dan juga modal perusahaan (equity). Dengan mengetahui ketiga komponen penting di atas maka bisa membantu Anda untuk melihat bagaimana perjalanan perusahaan Anda kedepannya. Bicara mengenai neraca maka berkaitan juga dengan yang namanya aktiva dan pasiva. Apa perbedaan aktiva dan pasiva?

Aktiva adalah semua harta yang dimiliki perusahaan, baik yang berwujud ataupun tidak, seperti persediaan, investasi jangka panjang, dan hutang. Sedangkan Pasiva adalah semua utang dan kewajiban yang harus dilunasi perusahaan dalam jangka waktu tertentu, seperti utang dagang. Aktiva dan pasiva harus memiliki nilai yang sama pada neraca keuangan, jadi jika ada penambahan atau pengurangan pada nilai aktiva, hal ini akan berpengaruh pada penambahan dan pengurangan nilai pasiva.

Rumus untuk menghitung aktiva dan pasiva adalah:

Aktiva = Kewajiban (Pasiva) + Modal

Aktiva dan Pasiva adalah konsep penting dalam analisis neraca. Analisis akuntansi bisnis dapat dilakukan dengan membandingkan angka-angka neraca dari periode ke periode, menggunakan rasio keuangan, dan mengevaluasi tren keuangan perusahaan. Neraca akuntansi bisnis memiliki manfaat penting bagi perusahaan, seperti memberikan gambaran yang jelas tentang posisi keuangan perusahaan, memudahkan pemangku kepentingan dalam membuat keputusan terkait investasi dan pembiayaan, menunjukkan struktur modal perusahaan, memfasilitasi analisis keuangan yang lebih baik, dan memenuhi kebutuhan pelaporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Misalnya: manajer, pemilik modal, pemilik perusahaan, atau siapapun yang perlu mengambil keputusan yang memengaruhi kinerja perusahaan.

Berikut adalah beberapa klasifikasi aktiva menurut likuiditasnya :

  1. Aktiva Lancar / Current Assets
    Aktiva lancar merupakan semua jenis aktiva yang bisa dijadikan atau ditukarkan menjadi uang tunai dalam jangka waktu yang cukup pendek. Biasanya jangka atau lama waktu dari aktiva lancar atau current assets ini satu tahun. Lalu apa saja contoh dari aktiva lancar atau current assets yang ada di dalam perusahaan? Contoh dari aktiva lancar di dalam perusahaan yang mungkin saja belum Anda ketahui seperti kas yaitu (uang tunai, cek, wesel pos, tabungan yang ada di bank, uang tunai), surat-surat berharga / marketable securities, piutang wesel / notes receivable, piutang dagang / accounts receivable, emas batangan, pendapatan yang nantinya akan diterima, stok barang dagang, dan masih banyak lagi.

  2. Aktiva Tetap / Fixed Assets
    Setelah tadi membahas mengenai aktiva lancar maka jenis aktiva kedua sesuai dengan likuiditasnya adalah aktiva tetap atau yang disebut juga sebagai fixed assets. Aktiva tetap merupakan harta yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Bisa diartikan juga sebagai kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang mana digunakan dalam jangka panjang. Aktiva tetap ini digunakan lebih dari 1 tahun dan digunakan untuk operasi perusahaan serta tidak untuk dijual atau ditukar dengan tunai. Apa saja contoh dari aktiva tetap atau fixed assets? Contoh yang bisa Anda ketahui dari jenis aktiva tetap atau fixed assets adalah tanah, mesin, gedung maupun bangunan, peralatan kantor, alat angkut, kendaraan operasional, dan lain-lain.

  3. Aktiva tak berwujud / Intangible Assets
    Yang ketiga adalah aktiva tak berwujud atau dikenal sebagai Intangible Assets. Merupakan harta atau aset yang tidak memiliki bentuk nyata dan mungkin tidak bisa Anda sentuh. Namun harta ini secara sah dimiliki oleh perusahan Anda serta dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan Anda. Berikut adalah contoh dari aktiva atau harta yang tak berwujud.Contoh dari aktiva tak berwujud atau intangible assets seperti hak paten, merk dagang, hak cipta, franchise, dan lain-lainnya.

  4. Aktiva Investasi / Investment Assets
    Harta atau aktiva yang keempat adalah aktiva investasi yang merupakan harta perusahaan yang diinvestasikan pada produk-produk investasi guna mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Juga dikenal sebagai penanaman modal yang ada di dalam perusahaan dalam jangka waktu yang panjang yang mana selain digunakan untuk mendapatkan laba atau keuntungan juga bisa digunakan untuk mengontrol perusahan Anda.Contoh dari Aktiva Investasi atau investment assets adalah saham, obligasi, dan reksadana.

  5. Aktiva Lainnya / Other Assets
    Kemudian yang terakhir adalah aktiva lainnya, yang termasuk kedalam aktiva kategori ini merupakan jenis aktiva yang tak dapat dimasukkan ke dalam kategori aktiva di atas tadi sehingga dikelompokkan sendiri. Beberapa contoh yang masuk ke dalam other assets ini seperti misalnya mesin yang rusak, harta atau aset yang masih berada dalam kepengurusan hak sah, dan sebagainya.Definisi Pasiva Jika tadi kita sudah mengetahui pengertian aktiva hingga jenis dan contohnya, maka pada poin kali ini kami akan memberikan informasi kepada Anda terkait pasiva sehingga Anda bisa mengetahui perbedaan dari Aktiva dan Pasiva. Pasiva sendiri bisa disebut juga sebagai kewajiban / liabilitas / hutang dan dapat diartikan sebagai sebuah kewajiban perusahaan kepada pihak lain atau sering disebut sebagai pihak ketiga (kreditur) yang harus dibayarkan.Pasiva ini juga bisa Anda ketahui sebagai sebuah pengorbanan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan di masa mendatang. Sama halnya seperti aktiva, pasiva juga terbagi menjadi dua jenis yang diklasifikasikan sesuai dengan jangka waktunya. Berikut merupakan jenis dari pasiva yang diklasifikasikan sesuai dengan jangka atau lama waktunya :

    1. Pasiva Jangka Pendek / Pasiva Lancar / Current Liabilities
      Jenis pertama dari pasiva adalah pasiva jangka pendek yang juga disebut sebagai pasiva lancar di dalam perusahaan. Pasiva jangka pendek adalah hutang yang harus dibayar atau dilunasi perusahaan dalam jangka waktu yang pendek (biasanya jangka waktu 1 tahun). Dalam waktu 1 tahun itulah perusahaan sudah harus bisa melunasi hutangnya pada kreditur. Contoh dari pasiva jangka pendek atau pasiva lancar misalnya saja beban yang harus dibayar perusahaan, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan yang diterima di muka oleh perusahaan, hutang wesel, dan sebagainya.

    2. Pasiva Jangka Panjang / Long-Term Liabilities
      Kemudian jenis yang kedua adalah pasiva jangka panjang, bisa Anda ketahui dari namanya saja ya. Artinya pasiva atau hutang ini merupakan kewajiban dari perusahaan yang bisa dibayar atau dilunasi dalam jangka waktu yang panjang (atau lebih dari 1 tahun). Pembayarannya relatif lama atau panjang.Contoh yang termasuk ke dalam jenis pasiva jangka panjang seperti misalnya saja hutang obligasi atau bond payable, kemudian hipotek, dan sebagainya.

Contoh Laporan Neraca:


AKTIVA
Aktiva Lancar:
KasRp 52.950
Wesel tagihRp 40.000
Piutang usahaRp 60.800
Piutang bungaRp 200
Persediaan barang dagangRp 62.150
Perlengkapan kantorRp 480
Transaksi dibayar dimukaRp 2.650
Total aktiva lancarRp 219.310
Properti, bangunan dan peralatan:
TanahRp 10.000
Peralatan tokoRp 27.100
Dikurangi akumulasi penyusutanRp 5.700Rp 21.400
Peralatan kantorRp 15.570
Dikurangi akumulasi penyusutanRp 4.720Rp 10.850
Total properti, bangunan dan peralatanRp 42.250
Total AktivaRp 261.560
KEWAJIBAN
Kewajiban lancar:
Utang usahaRp 22.420
Wesel bayar (bagian lancar)Rp 5.000
Utang gajiRp 1.140
Sewa diterima dimukaRp 1.800
Total kewajiban lancarRp 30.360
Kewajiban jangka panjang:
Wesel bayar (jatuh tempo tahun depan)Rp 20.000
Total KewajibanRp 50.360
EKUITAS PEMILIK
Modal pat kingRp 211.200
Total kewajiban dan ekuitas pemilikRp 261.560

Rasio yang aman antara pasiva dan aktiva adalah ketika jumlah pasiva (liabilities) lebih kecil dari jumlah aktiva (assets). Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak harta daripada kewajiban yang harus dilunasi. Rasio ini disebut juga sebagai rasio aktiva lancar (current ratio).

Contoh rasio yang aman antara pasiva dan aktiva:
Perusahaan A: Aktiva = 10.000.000 Rp, Pasiva = 5.000.000 Rp
Perusahaan B: Aktiva = 5.000.000 Rp, Pasiva = 2.000.000 Rp
Pada contoh di atas, perusahaan A memiliki aktiva yang lebih besar daripada pasiva, sedangkan perusahaan B memiliki aktiva yang lebih kecil daripada pasiva.
Untuk berbagai jenis perusahaan, rasio yang aman antara pasiva dan aktiva berbeda.

Contoh:
Perusahaan dagang: Rasio yang aman antara pasiva dan aktiva adalah 2:1
Perusahaan manufaktur: Rasio yang aman antara pasiva dan aktiva adalah 1:1
Perusahaan pemerintah: Rasio yang aman antara pasiva dan aktiva adalah 1:1
Kesimpulannya, rasio yang aman antara pasiva dan aktiva berbeda untuk setiap jenis perusahaan. Perusahaan harus memiliki jumlah aktiva yang lebih besar daripada pasiva untuk memiliki posisi keuangan yang stabil.

Sebaliknya, ada berbagai bahaya yang dapat terjadi jika rasio aktiva dan pasiva tidak aman dalam suatu perusahaan. Yang pertama, adalah likuiditas bisa jadi tidak memadai. Jika rasio aktiva lancar (current ratio) terlalu rendah, ini bisa menunjukkan bahwa perusahaan mungkin menghadapi masalah likuiditas, yaitu kesulitan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti pembayaran hutang.

Kedua, bisa terjadi leverage yang tinggi. Jika rasio hutang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio) terlalu tinggi, perusahaan mungkin terlalu bergantung pada hutang untuk mendanai operasinya. Hal ini dapat meningkatkan risiko kebangkrutan jika tidak diatur dengan baik. Jika rasio keuangan tidak sehat, misalnya rasio aktiva tetap terhadap total aset (fixed asset ratio) terlalu tinggi, ini juga dapat menyulitkan perusahaan untuk mendapatkan pendanaan tambahan dari investor atau lembaga keuangan.

Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah tersebut, pastikan perusahaan memiliki strategi yang baik dalam mengelola kas dan likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa kesulitan. Lakukan juga diversifikasi sumber pendanaan, yaitu menghindari ketergantungan yang berlebihan pada satu sumber pendanaan saja, seperti hutang. Sebisa mungkin, diversifikasi sumber pendanaan dengan mencari pendanaan dari berbagai sumber seperti ekuitas, pendapatan operasional, dan lainnya. Perusahaan juga harus menjaga agar rasio hutang tetap terhadap ekuitas dalam batas yang sehat dan dapat dikelola. Hindari pertumbuhan utang yang tidak terkendali yang dapat meningkatkan risiko keuangan perusahaan.

Terakhir, perusahaan wajib melakukan analisis keuangan secara berkala dan buatlah perencanaan keuangan yang matang untuk mengidentifikasi potensi masalah dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Pastikan transparansi dalam pelaporan keuangan dan komunikasi yang baik dengan pihak-pihak terkait seperti investor, lembaga keuangan, dan pihak internal perusahaan untuk memastikan bahwa semua pihak memahami kondisi keuangan perusahaan dengan baik.

Aktiva dan pasiva merupakan komponen penting selain modal atau capital di dalam perusahaan yang bisa menentukan bagaimana jalannya perusahaan di masa depan. Singkatnya, perbedaan mencolok dari aktiva dan pasiva adalah: jika aktiva merupakan hal yang dimiliki atau dihasilkan oleh perusahaan sedangkan pasiva merupakan hal yang harus dikorbankan atau dikeluarkan oleh perusahaan dalam memenuhi tanggungannya kepada pihak lain. Bagaimana, sekarang sudah lebih mengerti tentang perbedaan Aktiva dan Pasiva, bukan?

Sekarang ini, analisis neraca bisa dilakukan dengan lebih cepat dan mudah menggunakan aplikasi atau software bisnis, seperti Enterprise Resource Planning (ERP). Dengan ERP, aktiva dan pasiva tercatat dan diperbarui datanya secara real time, sehingga kita bisa melihat kondisi keuangan perusahaan dengan akurat kapan saja, dan di mana saja. Ingin tahu lebih jauh? Pelajari lebih dalam tentang akuntansi, ERP dan Ukirama, di sini.

Sumber:
https://www.gramedia.com/literasi/akuntansi-keuangan/ https://www.kompas.com/skola/read/2023/06/22/080000069/pasiva—pengertian-dan-contohnya https://www.gramedia.com/literasi/akuntansi/ https://komputerisasi-akuntansi-d4.stekom.ac.id/informasi/baca/Apa-Itu-Aktiva-dan-Pasiva-Ini-Perbedaan-Jenis-dan-Rumusnya/60512b0b48675062dee46c8dec13e8aa0cce8a4a https://ppmschool.ac.id/neraca-akuntansi-bisnis/

Ukirama ERP memudahkan ratusan perusahaan mengelola bisnis setiap hari

Jadwalkan Demo

Sindhu Partomo
Sindhu Partomo

Seorang penulis dengan fokus pada Branding dan Digital Marketing

You Might Also Like