Dalam sebuah perusahaan, tentu Anda tidak asing lagi dengan laporan neraca. Neraca atau yang sering disebut sebagai laporan neraca merupakan jenis laporan mengenai keuangan di dalam sebuah perusahaan yang biasanya menyajikan kondisi aset, kewajiban perusahaan (liability), dan juga modal perusahaan (equity). Dengan mengetahui ketiga komponen penting di atas maka bisa membantu Anda untuk melihat bagaimana perjalanan perusahaan Anda kedepannya. Bicara mengenai neraca maka berkaitan juga dengan yang namanya aktiva dan pasiva. Apa perbedaan aktiva dan pasiva? Kali ini kami akan memberikan informasinya secara rinci kepada Anda beserta dengan contohnya. Simak ulasan yang ada di bawah ini!
Definisi Aktiva
Supaya Anda bisa mengetahui perbedaan dari aktiva dan pasiva, maka tentu saja terlebih dahulu Anda harus mengetahui pengertian dari masing-masing. Yang pertama adalah aktiva, aktiva sendiri disebut juga sebagai harta perusahaan atau yang diartikan sebagai suatu hal yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahaan untuk dapat menjalankan usahanya sendiri. Harta yang ada pada perusahaan juga dibedakan sesuai dengan kelancarannya atau likuiditas-nya. Supaya Anda lebih mengenal aktiva atau harta perusahaan maka kami juga akan mencantumkan beberapa klasifikasi harta berdasarkan kelancaran atau likuiditasnya disertai dengan contoh sehingga bisa mudah dipahami. Berikut adalah beberapa klasifikasi aktiva menurut likuiditasnya :
Aktiva Lancar / Current Assets
Aktiva lancar merupakan semua jenis aktiva yang bisa dijadikan atau ditukarkan menjadi uang tunai dalam jangka waktu yang cukup pendek. Biasanya jangka atau lama waktu dari aktiva lancar atau current assets ini satu tahun. Lalu apa saja contoh dari aktiva lancar atau current assets yang ada di dalam perusahaan?
Contoh dari aktiva lancar di dalam perusahaan yang mungkin saja belum Anda ketahui seperti kas yaitu (uang tunai, cek, wesel pos, tabungan yang ada di bank, uang tunai), surat-surat berharga / marketable securities, piutang wesel / notes receivable, piutang dagang / accounts receivable, emas batangan, pendapatan yang nantinya akan diterima, stok barang dagang, dan masih banyak lagi.
Aktiva Tetap / Fixed Assets
Setelah tadi membahas mengenai aktiva lancar maka jenis aktiva kedua sesuai dengan likuiditasnya adalah aktiva tetap atau yang disebut juga sebagai fixed assets. Aktiva tetap merupakan harta yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Bisa diartikan juga sebagai kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang mana digunakan dalam jangka panjang. Aktiva tetap ini digunakan lebih dari 1 tahun dan digunakan untuk operasi perusahaan serta tidak untuk dijual atau ditukar dengan tunai. Apa saja contoh dari aktiva tetap atau fixed assets?
Contoh yang bisa Anda ketahui dari jenis aktiva tetap atau fixed assets adalah tanah, mesin, gedung maupun bangunan, peralatan kantor, alat angkut, kendaraan operasional, dan lain-lain.
Aktiva tak berwujud / Intangible Assets
Yang ketiga adalah aktiva tak berwujud atau dikenal sebagai Intangible Assets. Merupakan harta atau aset yang tidak memiliki bentuk nyata dan mungkin tidak bisa Anda sentuh. Namun harta ini secara sah dimiliki oleh perusahan Anda serta dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan Anda. Berikut adalah contoh dari aktiva atau harta yang tak berwujud.
Contoh dari aktiva tak berwujud atau intangible assets seperti hak paten, merk dagang, hak cipta, franchise, dan lain-lainnya.
Aktiva Investasi / Investment Assets
Harta atau aktiva yang keempat adalah aktiva investasi yang merupakan harta perusahaan yang diinvestasikan pada produk-produk investasi guna mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Juga dikenal sebagai penanaman modal yang ada di dalam perusahaan dalam jangka waktu yang panjang yang mana selain digunakan untuk mendapatkan laba atau keuntungan juga bisa digunakan untuk mengontrol perusahan Anda.
Contoh dari Aktiva Investasi atau investment assets adalah saham, obligasi, dan reksadana.
Aktiva Lainnya / Other Assets
Kemudian yang terakhir adalah aktiva lainnya, yang termasuk kedalam aktiva kategori ini merupakan jenis aktiva yang tak dapat dimasukkan ke dalam kategori aktiva di atas tadi sehingga dikelompokkan sendiri. Beberapa contoh yang masuk ke dalam other assets ini seperti misalnya mesin yang rusak, harta atau aset yang masih berada dalam kepengurusan hak sah, dan sebagainya.
Definisi Pasiva
Jika tadi kita sudah mengetahui pengertian aktiva hingga jenis dan contohnya, maka pada poin kali ini kami akan memberikan informasi kepada Anda terkait pasiva sehingga Anda bisa mengetahui perbedaan dari Aktiva dan Pasiva. Pasiva sendiri bisa disebut juga sebagai kewajiban / liabilitas / hutang dan dapat diartikan sebagai sebuah kewajiban perusahaan kepada pihak lain atau sering disebut sebagai pihak ketiga (kreditur) yang harus dibayarkan.
Pasiva ini juga bisa Anda ketahui sebagai sebuah pengorbanan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan di masa mendatang. Sama halnya seperti aktiva, pasiva juga terbagi menjadi dua jenis yang diklasifikasikan sesuai dengan jangka waktunya. Berikut merupakan jenis dari pasiva yang diklasifikasikan sesuai dengan jangka atau lama waktunya :
Pasiva Jangka Pendek / Pasiva Lancar / Current Liabilities
Jenis pertama dari pasiva adalah pasiva jangka pendek yang juga disebut sebagai pasiva lancar di dalam perusahaan. Pasiva jangka pendek adalah hutang yang harus dibayar atau dilunasi perusahaan dalam jangka waktu yang pendek (biasanya jangka waktu 1 tahun). Dalam waktu 1 tahun itulah perusahaan sudah harus bisa melunasi hutangnya pada kreditur.
Contoh dari pasiva jangka pendek atau pasiva lancar misalnya saja beban yang harus dibayar perusahaan, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan yang diterima di muka oleh perusahaan, hutang wesel, dan sebagainya.
Pasiva Jangka Panjang / Long-Term Liabilities
Kemudian jenis yang kedua adalah pasiva jangka panjang, bisa Anda ketahui dari namanya saja ya. Artinya pasiva atau hutang ini merupakan kewajiban dari perusahaan yang bisa dibayar atau dilunasi dalam jangka waktu yang panjang (atau lebih dari 1 tahun). Pembayarannya relatif lama atau panjang.
Contoh yang termasuk ke dalam jenis pasiva jangka panjang seperti misalnya saja hutang obligasi atau bond payable, kemudian hipotek, dan sebagainya.
Contoh Laporan Neraca
AKTIVA | |||
Aktiva Lancar: | |||
Kas | Rp 52.950 | ||
Wesel tagih | Rp 40.000 | ||
Piutang usaha | Rp 60.800 | ||
Piutang bunga | Rp 200 | ||
Persediaan barang dagang | Rp 62.150 | ||
Perlengkapan kantor | Rp 480 | ||
Transaksi dibayar dimuka | Rp 2.650 | ||
Total aktiva lancar | Rp 219.310 | ||
Properti, bangunan dan peralatan: | |||
Tanah | Rp 10.000 | ||
Peralatan toko | Rp 27.100 | ||
Dikurangi akumulasi penyusutan | Rp 5.700 | Rp 21.400 | |
Peralatan kantor | Rp 15.570 | ||
Dikurangi akumulasi penyusutan | Rp 4.720 | Rp 10.850 | |
Total properti, bangunan dan peralatan | Rp 42.250 | ||
Total Aktiva | Rp 261.560 | ||
KEWAJIBAN | |||
Kewajiban lancar: | |||
Utang usaha | Rp 22.420 | ||
Wesel bayar (bagian lancar) | Rp 5.000 | ||
Utang gaji | Rp 1.140 | ||
Sewa diterima dimuka | Rp 1.800 | ||
Total kewajiban lancar | Rp 30.360 | ||
Kewajiban jangka panjang: | |||
Wesel bayar (jatuh tempo tahun depan) | Rp 20.000 | ||
Total Kewajiban | Rp 50.360 | ||
EKUITAS PEMILIK | |||
Modal pat king | Rp 211.200 | ||
Total kewajiban dan ekuitas pemilik | Rp 261.560 |
Aktiva dan pasiva merupakan komponen penting selain modal atau capital di dalam perusahaan yang bisa menentukan bagaimana jalannya perusahaan di masa depan. Perbedaan mencolok dari aktiva dan pasiva adalah, jika aktiva merupakan hal yang dimiliki atau dihasilkan oleh perusahaan sedangkan pasiva merupakan hal yang harus dikorbankan atau dikeluarkan oleh perusahaan dalam memenuhi tanggungannya kepada pihak lain. Sekarang Anda sudah lebih mengerti bukan?