banner iklan

7 Strategi Bisnis dalam Situasi New Normal

7_strategi_bisnis_dalam_situasi_new_normal.png

Sampai saat ini, COVID-19 belum juga selesai. Perkiraan tentang akhir dari pandemi ini tidak dapat diprediksi siapapun. Tentu, semua sektor kehidupan merasakan dampaknya tak terkecuali sektor bisnis yang rata-rata mengalami kerugian karena berkurangnya produktivitas dan jumlah penjualan. Banyak perusahaan mikro hingga makro harus gulung tikar karena tak mampu beradaptasi. Apabila kondisi ini terus terjadi, tak hanya perusahaan , negara manapun akan mengalami krisis berkepanjangan. Aktivitas ekonomi menjadi lesu sedangkan insentif dan subsidi dikucurkan tanpa henti. Maka dari itu, mau tak mau fase “new normal” pun mulai diterapkan. Saat ini, kegiatan ekonomi mulai berjalan walau protokol kesehatan tetap dilakukan. Akhir dari lockdown akan membawa manusia masuk ke fase kenormalan baru yang memaksa setiap perusahaan untuk mencari pola dan strategi yang berbeda dari sebelumnya. Dalam artikel ini, 7 strategi bisnis terbaik dalam situasi new normal akan dibahas secara rinci. Strategi-strategi ini mungkin mampu membuat perusahaan pulih lebih cepat dan mengurangi penurunan permintaan yang anjlok secara ekstrim. 

  1. Ganti Target Konsumen

Mengganti target pasar memang sangat beresiko, itu mengapa riset konsumen harus dilakukan. Perlu diketahui bahwa ketika fase kenormalan baru berlangsung, perilaku, prioritas konsumsi, dan daya beli bisa saja berubah. Maka dari itu, perusahaan yang dulunya menyasar konsumen dengan perilaku konsumtif kini setidaknya harus shifting ke konsumen lower dan middle class yang biasanya lebih hemat dan membeli produk lebih sedikit.Strategi ini tentu akan mempengaruhi aspek lain seperti pemasaran, penentuan harga, hingga proses produksi barang dan jasa. Ketika target pasar baru ditentukan dengan benar maka penjualan bisa saja bertambah walau tidak terlalu pesat. Akan tetapi, bukan berarti ini adalah strategi mutlak yang harus diterapkan, bila perusahaan merasa bahwa target konsumen sudah sesuai maka itu harus diperkuat sehingga mereka tetap loyal dengan perusahaan.  

  1. Fokus Customer Relationship

Selama pandemi bahkan saat new normal sekalipun, aktivitas manusia tak sama seperti dulu. Orang-orang akan cenderung tinggal di rumah dan perusahaan harus memikirkan cara terbaik agar komunikasi dengan pelanggan berjalan baik. Misalnya, perusahaan meningkatkan pelayanan customer service selama 24 jam melalui berbagai channel seperti LINE, Instagram, hingga WhatsApp sekalipun. Selain itu, untuk mempertahankan pelanggan lama agar tak berpaling dengan aktivitas yang terbatas, perusahaan harus lebih gencar dalam menginformasikan update terbaru perusahaan baik dari segi program hingga produk terkini. Terakhir, agar customer relationship sesuai harapan, salah satu teknik yang bisa digunakan adalah dengan melakukan open collaboration dan joint problem solving. Konsumen bisa memberikan masukan dan konsumen dengan solusi terbaik akan mendapatkan insentif tertentu. Bahkan, beberapa produk bisa dikostumisasi sesuai permintaan pelanggan sehingga komunikasi bisa terus terjalin. 

  1. Tingkatkan Distributor

Ketika kondisi ekonomi benar-benar bergejolak dan arah pasar sangat tak menentu, distributor menjadi ragu untuk menjual kembali produk-produk perusahaan karena daya beli masyarakat yang dianggap menurun. Sedangkan, tanpa distributor, perusahaan akan kesulitan dalam menyalurkan produk ke tangan konsumen. Oleh karena itu, strategi selanjutnya adalah dengan meningkatkan jumlah distributor. Perusahaan harus mencari distributor secara masif sehingga mereka tersebar luas dalam jumlah besar. Hal itu akan mengkompensasi kurangnya minat tampung produk per distributor. Selain itu, perusahaan juga bisa memberikan insentif kepada distributor sehingga mereka tetap tertarik untuk menjual produk perusahaan. Hal ini tentu akan mengurangi profit margin namun sangat efektif untuk mencegah penurunan penjualan karena produk mandek. Penerapan strategi ini harus memanfaatkan informasi seputar data penjualan dan persediaan di gudang secara terukur dan komprehensif. 

  1. Evaluasi Harga Produk

Mengevaluasi harga produk agar tetap relevan juga menjadi strategi yang baik. Perusahaan ketika new normal harus memikirkan kembali harga agar menarik minat konsumen. Dengan strategi ini price war memang tak dapat dihindari. Perusahaan harus jeli dan memperhatikan kompetisi sehingga penurunan harga tidak membuat kerugian menjadi lebih besar. Perusahaan bisa mengefektifkan supply chain dan mengetahui produk mana saja yang harus diturunkan harganya.Selain mengurangi harga, perusahaan juga mampu menerapkan strategi group buying. Group buying akan membuat konsumen membeli lebih banyak produk dengan anggapan harga yang lebih murah. Potongan harga hingga paket hemat dan grosir juga bisa diterapkan sehingga konsumen akan membeli dalam jumlah besar sekaligus. Dengan begitu konsumen akan memilih produk Anda ketimbang produk lain yang kurang agresif dalam pemberian insentif harga. 

  1. Inovasikan Produk

Saat fase transisi menuju new normal, konsumen diprediksi akan bersikap netral terhadap produk yang sudah mereka ketahui sehingga perusahaan disarankan untuk lebih menyakinkan calon pelanggan baru yang belum mengetahui produk sama sekali. Selain itu, konsumen juga akan lebih memilih produk yang serba guna, dengan kualitas dan harga yang terjangkau. Maka dari itu, perusahaan harus memanfaatkan situasi ini untuk menginovasikan produk dengan menambah fitur-fitur khusus yang berbeda dari sebelumnya. Sederhananya adalah dengan membuat produk atau kemasan isi ulang. Konsumen akan memandang produk lebih ekonomis dan hemat sehingga tertarik untuk membelinya. Perusahaan juga bisa membuat size produk menjadi lebih kecil sehingga konsumen bisa membeli dengan harga yang lebih ekonomis dalam jumlah besar. Dalam hal ini, perusahaan harus memikirkan tentang portofolio produk sehingga produk tetap diminati dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

  1. Memanfaatkan Digital Marketing 

Saat ini adalah saat yang tepat untuk setiap perusahaan memanfaatkan digital marketing. Walau semua orang terbatas jarak, mereka tetap bisa mengakses informasi melalui gadget di rumah. Itulah mengapa perusahaan harus gencar untuk menggunakan platform social media saat membuat advertisement secara masif. Misalnya, perusahaan harus mulai menyalurkan informasi melalui website dan laman resmi sosial media. Hal ini bertujuan agar pesan sosial dan online presence perusahaan tetap ada walau konsumen tak pergi ke Toko sekalipun. Perusahaan harus mempersiapkan secara matang dan sistematis dengan mencoba SEO dan iklan PPC. Walau begitu, perusahaan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga teknik ini menjadi efektif. Apabila perusahaan baru memulai digital marketing, ada baiknya untuk mengkombinasikan iklan luar dan digital. Dengan begini, perusahaan akan menjadi lebih efektif, terdepan, dan paling mudah diingat oleh konsumen. 

  1. Prioritaskan Kesehatan dan Keselamatan

Ini adalah strategi terakhir untuk membentuk citra positif perusahaan di benak pelanggan. Ketika new normal berlangsung, perusahaan harus memikirkan cara terbaik untuk menyakinkan konsumen bahwa produk mereka aman dan higienis. Bukan hanya produk namun juga jenis jasa yang ditawarkan. Misalnya, perusahaan membuat iklan tentang proses produksi produk yang aman dan mengutamakan kesehatan. Selain itu, perusahaan juga bisa menginformasikan kelayakan pekerja dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pada produk jasa, menunjukkan kualitas dan tingkat keamanan konsumen lebih mudah dilakukan. Pemberian hand-sanitizer, sekat antar pelanggan, hingga jumlah antrian maksimal adalah contoh yang bisa dilakukan agar konsumen memilih perusahaan tersebut ketimbang yang lain karena kesehatan dan keselamatan mereka lebih terjamin. Namun, bukan hanya konsumen, perusahaan juga harus mengutamakan keselamatan dan kesehatan para pekerja sehingga mereka mau dan merasa aman saat bekerja di kantor. Ingatlah bahwa karyawan adalah stakeholder utama yang bisa menentukan kemajuan perusahaan. Itu dia 7 strategi bisnis yang bisa perusahaan terapkan saat situasi new normal berlangsung. Perusahaan mulai bisa untuk mempertimbangkan harga produk, jenis produk, hingga mulai memanfaatkan digital marketing. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda, ya. Stay safe!


You Might Also Like