Bagaimana Cara Menghitung Biaya Tetap dan Biaya Variabel untuk UMKM?

Sindhu Partomo
Bagaimana Cara Menghitung Biaya Tetap dan Biaya Variabel untuk UMKM?

Daftar Isi


Dalam menjalankan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), penting banget buat memahami apa saja komponen biaya yang kita keluarkan setiap hari, minggu, atau bulan. Biaya produksi memang kadang bikin pusing, tapi kalau kita sudah paham cara bagi-baginya, semua jadi lebih terstruktur dan bisa menghemat pengeluaran. Nah, salah satu hal dasar yang perlu kita kuasai adalah membedakan mana biaya tetap (fixed cost) dan mana biaya variabel (variable cost).

Artikel ini akan kupas tuntas tentang pengertian biaya tetap dan biaya variabel, mengapa hal ini penting buat UMKM, sampai ke cara menghitung dan contohnya. Yuk, kita mulai!

Apa Itu Biaya Tetap dan Biaya Variabel?

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang nominalnya cenderung sama meskipun volume produksi atau penjualan kita berubah. Contoh simpelnya, kalau kamu punya toko kue, biaya sewa ruko pasti tetap sama setiap bulannya. Nggak peduli penjualanmu 10 kue atau 100 kue, biaya sewa tidak berubah.

Contoh biaya tetap:

  • Sewa tempat / ruko
  • Gaji karyawan (yang sifatnya tetap)
  • Asuransi
  • Biaya pajak (bulanan atau tahunan yang memang fixed)
  • Internet bulanan
  • Listrik bulanan (meskipun bisa sedikit variabel, tapi banyak UMKM menganggarkannya sebagai biaya tetap—terutama untuk tagihan minimum)

Biaya Variabel (Variable Cost)

Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel bakal naik turun sesuai dengan jumlah produksi atau penjualanmu. Misalnya, kalau kamu punya usaha produksi kaos, maka biaya bahan baku kain, tinta sablon, dan plastik kemasan akan meningkat ketika permintaan kaos meningkat. Begitu juga sebaliknya; jika lagi sepi, biaya ini bisa menurun.

Contoh biaya variabel:

  • Bahan baku
  • Ongkos kirim (tiap produk)
  • Komisi reseller (kalau pakai sistem reseller)
  • Biaya kemasan (plastik, box, label, dsb.)
  • Biaya produksi (upah borongan per produk, jika dihitung per satuan)

Mengapa Penting Menghitung Biaya Tetap dan Biaya Variabel dalam UMKM?

  1. Mengetahui Struktur Biaya Usaha Dengan memisahkan biaya tetap dan biaya variabel, kamu jadi lebih paham bagaimana pola pengeluaran usahamu. Kamu bisa menentukan target penjualan yang ideal untuk menutup semua biaya.
  2. Menentukan Harga Jual (Pricing) yang Tepat Ketika kamu tahu persis berapa total biaya tetap dan variabel, kamu bisa menentukan harga jual yang cukup untuk menutup biaya plus mendapatkan keuntungan. Kadang, UMKM kesulitan menyusun harga karena belum jelas berapa total cost-nya.
  3. Membantu Pengambilan Keputusan Ada kalanya kamu ingin meningkatkan kapasitas produksi atau menambah lini produk baru. Dengan data biaya tetap dan variabel, kamu jadi lebih mudah mengkalkulasi proyeksi laba dan rugi.
  4. Mengetahui Break-Even Point (BEP) BEP adalah titik di mana pendapatan sama dengan total biaya. Dengan mengetahui komposisi biaya tetap dan biaya variabel, kamu bisa lebih akurat menentukan kapan usahamu mulai benar-benar untung.

Cara Menghitung Biaya Tetap (Fixed Cost) untuk UMKM

1. Data Pasti Pengeluaran

Kumpulkan semua data pengeluaran yang nominalnya tetap setiap bulan. Misalnya:

  • Sewa tempat: Rp2.000.000 per bulan
  • Gaji karyawan tetap (misal 2 orang): Rp4.000.000 per bulan (masing-masing Rp2.000.000)
  • Listrik dan internet (bila diasumsikan tetap): Rp500.000 per bulan

Total biaya tetap = Rp2.000.000 + Rp4.000.000 + Rp500.000 = Rp6.500.000 per bulan.

2. Perhitungkan Biaya Tahunan

Beberapa biaya tetap, seperti pajak, mungkin dibayarkan per tahun. Pastikan untuk menjumlahkannya lalu dibagi 12 (untuk bulanan) jika kamu mau melihat biaya per bulan. Misalnya, pajak usaha Rp1.200.000 per tahun, berarti Rp100.000 per bulan.

3. Jangan Lupa Cadangan Dana

Kalau ada cicilan pinjaman untuk modal usaha dengan bunga tetap, itu juga dihitung sebagai biaya tetap. Misal cicilan per bulan Rp1.000.000, berarti ini nambah ke biaya tetap bulanan.

Jadi, cara sederhananya:

  1. Identifikasi semua pos pengeluaran yang nggak berubah setiap bulannya.
  2. Jumlahkan semua pengeluaran tetap tersebut.
  3. Kalau ada biaya tetap yang jatuh tempo per tahun, konversikan dulu jadi bulanan.

Cara Menghitung Biaya Variabel (Variable Cost) untuk UMKM

1. Tentukan Biaya Produksi per Unit

Misalnya kamu memproduksi kue. Dalam satu unit kue, apa saja bahan baku yang diperlukan?

  • Tepung 100 gram
  • Gula 50 gram
  • Telur 1 butir
  • Margarin 10 gram

Hitung total harganya. Misalnya:

  • 1 kg tepung harganya Rp10.000 (berarti 100 gram = Rp1.000)
  • 1 kg gula harganya Rp12.000 (50 gram = Rp600)
  • 1 butir telur = Rp2.000
  • 1 kg margarin = Rp20.000 (10 gram = Rp200)

Total biaya bahan baku untuk 1 kue = Rp1.000 + Rp600 + Rp2.000 + Rp200 = Rp3.800

2. Tambahkan Biaya Lainnya

Kalau ada biaya kemasan khusus, misalnya Rp500 per kue, masukkan juga. Kalau ada biaya overhead lain yang sifatnya “per produk”, tambahkan.

Jadi kalau total biaya per kue = Rp3.800 (bahan) + Rp500 (kemasan) = Rp4.300

3. Hitung Total Biaya Variabel Berdasarkan Jumlah Produksi

Kalau dalam satu hari kamu produksi 100 kue, total biaya variabel = 100 x Rp4.300 = Rp430.000.
Kalau produksi 50 kue, total biaya variabel = 50 x Rp4.300 = Rp215.000.

Itulah mengapa disebut “variabel,” karena berubah tergantung jumlah produksi.

Contoh Perhitungan Biaya Tetap dan Biaya Variabel dalam UMKM

Untuk memudahkan, kita ambil contoh UMKM yang bergerak di bidang “Roti Bakar.”

Data biaya tetap per bulan:

  1. Sewa gerobak / tempat: Rp1.000.000
  2. Gaji karyawan tetap (1 orang): Rp2.000.000
  3. Listrik dan internet: Rp300.000
  4. Cicilan pinjaman modal: Rp500.000

Total biaya tetap per bulan: Rp1.000.000 + Rp2.000.000 + Rp300.000 + Rp500.000 = Rp3.800.000

Data biaya variabel per porsi roti bakar:

  1. Roti: Rp2.000
  2. Margarin + Gula + Topping: Rp1.000
  3. Kemasan (kertas/kotak): Rp500

Total biaya variabel per porsi = Rp3.500

Misalnya, dalam satu bulan UMKM ini memproduksi dan menjual 1.000 porsi roti bakar.

  • Total biaya variabel = 1.000 x Rp3.500 = Rp3.500.000
  • Total biaya tetap = Rp3.800.000

Jadi, total biaya keseluruhan = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp3.800.000 + Rp3.500.000 = Rp7.300.000.

Untuk mencari harga jual yang ideal, kita bisa tentukan dulu:

  • Target profit per bulan? Misal mau Rp2.700.000 sebulan.
  • Target penjualan porsi roti bakar per bulan? Misal 1.000 porsi.

Maka perkiraan pendapatan minimal per bulan yang dibutuhkan = Total Biaya + Target Profit = Rp7.300.000 + Rp2.700.000 = Rp10.000.000.

Harga jual minimal per porsi = Rp10.000.000 / 1.000 = Rp10.000 per porsi.

Jadi, kalau dijual Rp10.000, di atas kertas, kamu bisa dapat profit Rp2.700.000 per bulan (belum termasuk hal-hal tak terduga).

Tips Mengelola Biaya Tetap dan Biaya Variabel untuk UMKM

  1. Evaluasi Pengeluaran Tetap Secara Berkala
    Cek lagi, apakah ada biaya tetap yang masih relevan? Misalnya, apakah kamu bisa menegosiasikan ulang biaya sewa tempat atau mencari suplier internet yang lebih murah?

  2. Efisiensi Biaya Produksi
    Untuk biaya variabel, coba negosiasi dengan suplier bahan baku. Beli dalam jumlah lebih besar mungkin bisa dapat harga grosir yang lebih murah.

  3. Pertimbangkan Outsourcing
    Jika ada pekerjaan yang kadang dibutuhkan, tapi nggak rutin, mungkin lebih baik outsource daripada menambah karyawan tetap. Ini membantu menekan biaya tetap.

  4. Pantau Arus Kas (Cash Flow)
    Biaya tetap harus selalu siap dibayar di awal periode. Pastikan arus kasmu lancar supaya nggak macet ketika membayar gaji, sewa, dan sebagainya.

  5. Buat Anggaran Khusus
    Simpan dana darurat untuk mengantisipasi kalau penjualan lagi seret. Dengan begitu, biaya tetap masih bisa terbayar tanpa harus kesulitan.

  6. Gunakan Teknologi
    Banyak aplikasi keuangan yang bisa membantu pencatatan otomatis. Jadi, memisahkan mana biaya tetap dan variabel jadi lebih gampang.

Kesimpulan

Menghitung biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost) adalah langkah krusial untuk mengelola keuangan UMKM. Dengan memahami mana biaya yang selalu sama dan mana yang berubah, kamu bisa menyusun strategi pricing yang lebih tepat, membuat proyeksi keuangan yang jelas, serta meningkatkan efisiensi produksi.

Mulai dari mendata biaya sewa, gaji karyawan, hingga menghitung biaya bahan baku per unit, semuanya akan membantumu mengetahui seberapa besar modal yang harus dikeluarkan sebelum mendapatkan keuntungan. Jangan lupa untuk selalu mengevaluasi dan memperbarui data biaya tetap serta variabel secara berkala, supaya arus kas dan keuntungan UMKM-mu tetap terjaga.

Semoga artikel ini membantu, ya! Dengan mengatur biaya dengan lebih rapi dan menghitungnya dengan tepat, kamu bisa meningkatkan profit dan membawa usahamu ke level yang lebih tinggi. Selamat mencoba!

Ukirama ERP memudahkan ratusan perusahaan mengelola bisnis setiap hari

Jadwalkan Demo

Sindhu Partomo
Sindhu Partomolinked_in_sindhu-partomo

Seorang penulis dengan fokus pada Branding dan Digital Marketing

You Might Also Like

Hubungi kami via whatsapp