Cara Membuat Laporan Stok Barang: Panduan Lengkap dengan Contoh

Sindhu Partomo
Cara Membuat Laporan Stok Barang: Panduan Lengkap dengan Contoh

Daftar Isi


Bisnis apapun, baik retail, manufaktur, bahkan jasa, hampir selalu punya stok yang perlu dikelola. Besar atau kecil, perusahaan harus tahu cara untuk mencatat stok barang, mengontrol persediaan, dan memperkirakan kebutuhan barang di masa depan.
Artikel ini akan memberikan panduan lengkap tentang cara membuat laporan stok barang yang efektif, mulai dari pengertian, teknik, penggunaan teknologi, hingga contoh kasus nyata.

Pengertian Laporan Stok Barang

Menurut Warren, Reeve dan Fess (2002), stok atau inventaris adalah barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan, dan bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.

Laporan stok barang adalah dokumen yang mencatat jumlah barang yang tersedia dalam persediaan pada suatu waktu tertentu. Laporan ini mencakup detail seperti nama barang, jumlah, lokasi, dan status persediaan. Dengan adanya laporan stok barang, kamu bisa memonitor pergerakan barang masuk dan keluar, serta mengidentifikasi barang yang mendekati batas stok minimum.

Salah satu alat yang digunakan untuk memantau keadaan stok yang dimiliki perusahaan adalah kartu stok (stock card).

Jenis-Jenis Stok

Berdasarkan jenis barangnya, ada tiga macam stok yang dikelola dalam bisnis, yaitu:

1. Stok bahan baku

Stok ini terdiri dari bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi berbagai barang. Contohnya: kayu dan paku untuk bisnis mebel, telur dan tepung untuk usaha roti, ban dan kaca untuk mobil.

2. Stok barang dalam proses

Stok ini terdiri dari barang-barang yang belum selesai atau sepenuhnya diproduksi. Contohnya: makanan setengah matang dalam bisnis restoran, baju yang belum dipasang kancingnya, minuman yang belum dikemas dalam botol.

3. Stok barang jadi

Stok ini terdiri dari barang siap jual yang telah menyelesaikan seluruh proses produksi. Misalnya: minuman dalam kemasan, roti yang siap dimakan, mobil yang siap dijual, dan sebagainya.

Tujuan Penyimpanan

Sedangkan jika dilihat dari tujuan penyimpanannya, maka stok bisa dibedakan menjadi:

1. Safety Stock (Stok pengaman)

Ini adalah jenis stok yang sengaja disimpan untuk memastikan jika produk yang akan dijual kepada pelanggan tidak akan habis sebelum waktunya.

2. Buffer Stock (Stok antisipasi)

Mirip dengan stok pengaman, jenis stok ini dipersiapkan untuk mengantisipasi fluktuasi (naik turunnya) penjualan dalam kurun waktu tertentu. Stok ini disediakan ketika sebuah produk sedang menjadi tren di antara komunitas yang menjadi target pasar perusahaan.

3. Stock in Transit (Stok dalam pengiriman)

Ini adalah jenis stok yang sudah dipesan dan sedang dalam pengiriman dari pihak supplier. Otomatis, stok ini dipesan beberapa waktu sebelum pengiriman (inden).

Kegunaan Kartu Stok

Dalam manajemen usaha, kartu stok barang ini menjadi alat penting untuk mengetahui apa saja pembelian dan penjualan stok barang. Kartu stok juga berguna untuk menunjukkan nilai stok barang dalam kendali perusahaan. Lebih rinci nya, fungsi kartu stok barang adalah seperti berikut ini:

  • Menginformasikan daftar inventaris, jumlah dan nilai persediaan barang
  • Memberikan data persediaan barang untuk dianalisis
  • Mencatat arus persediaan, penerimaan, penjualan, dan pemakaian barang
  • Mengontrol stok barang untuk menghindari kemungkinan kesalahan dan kerugian
  • Alat audit untuk mengetahui perbandingan
  • Melacak persediaan barang terhadap semua mutasi yang ada

Pentingnya Membuat Laporan Stok Barang

Laporan stok barang sangat penting karena beberapa alasan:

  1. Menghindari Kekurangan Stok: Dengan laporan yang akurat, kamu bisa mencegah kekurangan barang yang dapat mengganggu operasional bisnis.
  2. Efisiensi Pengelolaan Persediaan: Membantu dalam mengelola persediaan secara efisien, mengurangi biaya penyimpanan, dan menghindari pembelian yang tidak perlu.
  3. Pengambilan Keputusan: Data dari laporan stok membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik terkait pembelian dan produksi.
  4. Kepuasan Pelanggan: Memastikan ketersediaan barang sehingga pelanggan tidak kecewa karena barang yang diinginkan tidak tersedia.

Konsep Dasar Manajemen Stok Barang

Pengertian Manajemen Stok Barang

Manajemen stok barang adalah proses pengelolaan dan pengendalian persediaan (stock control) barang yang dimiliki oleh suatu bisnis. Tujuannya adalah memastikan ketersediaan barang yang cukup untuk memenuhi permintaan tanpa menyebabkan overstock yang bisa menimbulkan biaya tambahan.

Tujuan dan Fungsi Laporan Stok Barang

  1. Mengontrol Persediaan: Memastikan jumlah barang yang cukup tersedia tanpa berlebihan.
  2. Mengidentifikasi Barang Lama: Membantu mengenali barang yang sudah lama tidak terjual atau bergerak lambat.
  3. Meningkatkan Efisiensi Operasional: Mengurangi biaya penyimpanan dan kerugian akibat barang kadaluarsa atau rusak.
  4. Mempermudah Audit dan Pelaporan: Menyediakan data akurat untuk keperluan audit dan pelaporan keuangan.

Teknik-Teknik dalam Membuat Laporan Stok Barang

Metode FIFO, LIFO, dan Average

Ilustrasi Perhitungan Nilai Inventory Metode FIFO
(Infografis: FIFO, LIFO, dan Average. Sumber: Taxfoundation)
  1. FIFO (First In, First Out): Barang yang pertama kali masuk adalah barang yang pertama kali keluar. Metode ini cocok untuk barang yang memiliki umur simpan terbatas.
  2. LIFO (Last In, First Out): Barang yang terakhir masuk adalah barang yang pertama kali keluar. Metode ini lebih jarang digunakan tetapi bisa bermanfaat dalam situasi tertentu.
  3. Average: Menghitung rata-rata biaya barang untuk menentukan nilai persediaan. Metode ini menyederhanakan pencatatan stok dan lebih stabil terhadap fluktuasi harga.

Baca juga: Metode Perpetual: Studi Kasus dan Aplikasi Praktisl

Penggunaan Barcode dan Teknologi RFID

  1. Barcode: Menggunakan barcode untuk setiap item barang membuat proses pencatatan stok lebih cepat dan akurat.
  2. RFID (Radio Frequency Identification): Teknologi RFID memungkinkan pelacakan barang secara real-time dan otomatis tanpa memerlukan kontak langsung.

Langkah-langkah Membuat Laporan Stok Barang

Ilustrasi Perhitungan Nilai Inventory Metode FIFO
(Infografis: Langkah-langkah Membuat Laporan Stok Barang

)

Penerimaan Barang

  1. Verifikasi Pengiriman: Memastikan barang yang diterima sesuai dengan pesanan dan dokumen pengiriman.
  2. Pencatatan Barang Masuk: Memasukkan data barang masuk ke sistem manajemen stok.

Pencatatan Barang Masuk dan Keluar

  1. Pembaruan Stok: Setiap kali ada barang yang masuk atau keluar, stok harus diperbarui di sistem.
  2. Dokumentasi: Simpan semua dokumen terkait transaksi barang masuk dan keluar untuk referensi di masa depan.

Rekonsiliasi Stok

  1. Pengecekan Fisik: Lakukan pengecekan fisik secara berkala untuk memastikan data stok sesuai dengan kondisi sebenarnya.
  2. Penyesuaian Stok: Ada berbagai faktor penyebab terjadinya selisih jumlah stok.

Jika ada perbedaan antara data sistem dan stok fisik, lakukan penyesuaian yang diperlukan. Ini biasanya dilakukan dengan melakukan dan membuat laporan stok opname.

Baca juga: Download Contoh Tabel Stock Opname dalam Format Excel!

Format dan Komponen Laporan Stok Barang

Informasi yang Harus Ada dalam Laporan Stok

  1. Nama Barang: Identifikasi barang yang ada dalam stok.
  2. Jumlah Barang: Jumlah barang yang tersedia.
  3. Lokasi Penyimpanan: Tempat barang disimpan.
  4. Status Barang: Kondisi barang, apakah baru, rusak, atau kadaluarsa.

Contoh Format Laporan Stok Barang

  1. Kolom Nama Barang: Mengidentifikasi barang secara spesifik.
  2. Kolom Jumlah: Menunjukkan jumlah barang yang tersedia.
  3. Kolom Lokasi: Menyebutkan lokasi penyimpanan barang.
  4. Kolom Status: Menyatakan kondisi barang.
Ilustrasi Perhitungan Nilai Inventory Metode FIFO
(Contoh Laporan Kartu Stok barang Ukirama ERP)

Contoh Kasus dan Penyelesaian Masalah dalam Manajemen Stok

Studi Kasus Masalah Stok Barang

Studi Kasus 1: Overstock di Toko Ritel Pakaian

Situasi: Sebuah toko ritel pakaian mengalami overstock signifikan pada koleksi musim dingin. Inventori yang berlebihan ini mengakibatkan penurunan cash flow dan risiko keusangan produk.

Analisis:

  • Peramalan permintaan yang tidak akurat
  • Kurangnya fleksibilitas dalam penyesuaian pesanan
  • Tidak adanya sistem early warning untuk level inventori yang tinggi

Solusi Spesifik:

  1. Implementasi sistem peramalan permintaan berbasis AI:
    • Gunakan software seperti Demand Works atau Blue Yonder untuk menganalisis data historis penjualan, tren musiman, dan faktor eksternal seperti cuaca.
    • Lakukan pelatihan staf untuk interpretasi dan penggunaan hasil peramalan.
  2. Penerapan strategi pesanan fleksibel dengan pemasok:
    • Negosiasikan kontrak yang memungkinkan penyesuaian pesanan hingga 4 minggu sebelum pengiriman.
    • Implementasikan sistem komunikasi real-time dengan pemasok menggunakan platform seperti Slack atau Microsoft Teams untuk koordinasi cepat.
  3. Pengembangan sistem alert inventori:
    • Gunakan software manajemen inventori seperti Ukirama yang memiliki fitur alert otomatis.
    • Atur threshold alert untuk setiap kategori produk berdasarkan tingkat penjualan historis dan kapasitas penyimpanan.
  4. Strategi markdown dan bundling produk:
    • Implementasikan strategi diskon progresif: 20% off setelah 1 bulan, 30% setelah 2 bulan, dst.
    • Buat paket bundel dengan produk komplementer untuk meningkatkan nilai dan daya tarik bagi konsumen.

Hasil: Setelah implementasi solusi ini selama satu tahun, toko mengalami penurunan overstock sebesar 40%, peningkatan akurasi peramalan sebesar 25%, dan peningkatan margin keuntungan sebesar 15% karena berkurangnya kebutuhan untuk diskon besar-besaran.

Studi Kasus 2: Stockout Berulang di Pabrik Manufaktur Elektronik

Situasi: Sebuah pabrik manufaktur elektronik sering mengalami stockout komponen kritis, menyebabkan penundaan produksi dan ketidakpuasan pelanggan.

Analisis:

  • Lead time pemasok yang tidak konsisten
  • Kurangnya visibilitas rantai pasokan
  • Proses pemesanan kembali yang manual dan rentan kesalahan

Solusi Spesifik:

  1. Implementasi sistem Vendor Managed Inventory (VMI):
    • Berikan akses real-time kepada pemasok utama ke data inventori dan produksi.
    • Tetapkan KPI bersama dengan pemasok, seperti tingkat layanan 98% dan akurasi inventori 99.5%.
  2. Peningkatan visibilitas rantai pasokan:
    • Implementasikan solusi track-and-trace seperti Ukirama ERP
    • Integrasikan data transportasi dengan sistem ERP untuk peramalan kedatangan yang lebih akurat.
  3. Otomatisasi proses pemesanan kembali:
    • Gunakan modul MRP (Material Requirements Planning) dalam sistem ERP untuk menghitung kebutuhan material secara otomatis.
  • Implementasikan sistem Kanban elektronik untuk komponen fast-moving menggunakan software seperti Kardex Remstar atau Ultriva.
  1. Pengembangan strategi multi-sourcing:
    • Identifikasi dan kualifikasi pemasok alternatif untuk komponen kritis.
    • Implementasikan strategi 70-30 untuk komponen utama, di mana 70% volume diberikan kepada pemasok utama dan 30% kepada pemasok cadangan.

Hasil: Setelah enam bulan implementasi, pabrik mengalami penurunan kejadian stockout sebesar 80%, peningkatan on-time delivery sebesar 30%, dan pengurangan biaya inventori sebesar 20% karena manajemen yang lebih efisien.

Contoh Penyelesaian Masalah Stok Barang

  1. Analisis Data Stok: Menggunakan data laporan stok untuk mengidentifikasi pola permintaan.
  2. Pengaturan Ulang Persediaan: Menyesuaikan jumlah barang yang dipesan berdasarkan analisis data.
  3. Implementasi Sistem Manajemen Stok Otomatis: Menggunakan software manajemen stok untuk memperbaiki akurasi dan efisiensi.
  4. Aplikasi Pelapor stok barang: beberapa organisasi, seperti pemerintah daerah, membuat aplikasi yang bisa dipakai warga untuk melaporkan kelangkaan stok barang di pasar.

Dalam bentuk yang lebih sederhana, beberapa organisasi memakai aplikasi pengelolaan data barang untuk keperluan internal saja.

Kesalahan yang Sering Dilakukan Ketika Membuat Laporan Stok Barang

Kesalahan Umum dalam Pencatatan Stok

  1. Ketidakakuratan Pencatatan

Salah satu kesalahan paling umum adalah ketidakakuratan pencatatan. Kesalahan dalam memasukkan data barang yang masuk dan keluar dari gudang dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara stok fisik dan catatan stok.

Ini bisa terjadi karena human error, seperti kesalahan pengetikan atau pengabaian untuk mencatat transaksi kecil. Solusinya adalah dengan menerapkan sistem otomatisasi menggunakan perangkat lunak manajemen stok yang dilengkapi dengan teknologi barcode atau RFID untuk memastikan data yang masuk akurat dan terupdate secara real-time.

  1. Tidak Melakukan Pembaruan Laporan Secara Rutin

Tidak melakukan pembaruan laporan secara rutin juga merupakan kesalahan besar. Laporan stok yang jarang diperbarui dapat memberikan gambaran yang salah tentang persediaan yang ada. Hal ini dapat mengakibatkan keputusan bisnis yang tidak tepat, seperti overstocking atau stockout.

Untuk menghindari masalah ini, buatlah kebijakan untuk memperbarui laporan stok secara berkala, misalnya harian atau mingguan, tergantung pada kebutuhan bisnis dan volume transaksi.

  1. Penggunaan Format Laporan yang Tidak Konsisten

Selain itu, penggunaan format laporan yang tidak konsisten juga bisa menyebabkan kebingungan dan kesalahan interpretasi data. Setiap perubahan format laporan stok harus diberitahukan kepada seluruh tim yang terlibat dalam manajemen stok untuk memastikan semua pihak memiliki pemahaman yang sama.

Gunakan format yang standar dan mudah dimengerti, serta pastikan semua informasi penting seperti tanggal, jumlah barang, dan lokasi penyimpanan dicantumkan dengan jelas.

  1. Kurangnya Pelatihan bagi Karyawan

Kurangnya pelatihan bagi karyawan dalam pembuatan laporan stok adalah kesalahan lain yang sering terjadi. Karyawan yang tidak terlatih dengan baik mungkin tidak tahu cara mencatat transaksi dengan benar atau tidak memahami pentingnya laporan stok yang akurat.

Untuk mengatasi hal ini, adakan pelatihan rutin bagi karyawan mengenai prosedur pencatatan dan penggunaan sistem manajemen stok. Pelatihan ini harus mencakup penjelasan tentang pentingnya keakuratan data dan dampaknya terhadap operasional bisnis.

  1. Tidak Melakukan Audit Stok Secara Berkala

Tidak melakukan audit stok secara berkala juga merupakan kesalahan umum. Audit stok membantu memastikan bahwa catatan stok sesuai dengan stok fisik yang ada. Tanpa audit rutin, kesalahan dalam laporan stok dapat terus berlanjut dan menjadi semakin parah.

Lakukan audit stok secara berkala, seperti bulanan atau triwulanan, menggunakan teknologi seperti barcode scanner untuk mempercepat proses audit dan meningkatkan akurasinya.

  1. Pencatatan yang Tidak Lengkap

Pencatatan yang tidak lengkap juga dapat menjadi masalah besar. Beberapa bisnis hanya mencatat barang yang masuk dan keluar tanpa memperhatikan detail penting lainnya seperti tanggal kedaluwarsa atau kondisi barang. Ini bisa menyebabkan masalah ketika barang yang kadaluarsa atau rusak tidak segera terdeteksi.

Untuk menghindari hal ini, pastikan semua detail penting dicatat dalam laporan stok, termasuk kondisi barang, tanggal kadaluarsa, dan lokasi penyimpanan.

  1. Tidak Mempertimbangkan Faktor Eksternal

Selain itu, tidak mempertimbangkan faktor eksternal seperti musiman atau tren pasar dalam pembuatan laporan stok juga bisa menjadi kesalahan besar. Misalnya, permintaan barang tertentu mungkin meningkat selama musim liburan atau menurun saat akhir tahun.

Tanpa memperhitungkan faktor-faktor ini, laporan stok bisa memberikan gambaran yang salah tentang kebutuhan persediaan. Gunakan data historis dan analisis tren untuk membuat prediksi yang lebih akurat dan menyesuaikan laporan stok sesuai dengan kebutuhan yang berubah.

  1. Kurangnya Integrasi antara Sistem

Kurangnya integrasi antara sistem manajemen stok dan sistem lainnya seperti penjualan atau pembelian juga dapat menyebabkan kesalahan dalam laporan stok.

Jika sistem-sistem ini tidak terhubung, data yang dimasukkan mungkin tidak konsisten dan memerlukan input manual yang rentan terhadap kesalahan. Pastikan semua sistem yang digunakan dalam bisnis terintegrasi dengan baik sehingga data dapat diakses dan diperbarui secara otomatis dan real-time.

  1. Tidak Memanfaatkan Teknologi yang Tersedia

Tidak memanfaatkan teknologi yang tersedia juga merupakan kesalahan yang umum. Banyak bisnis masih menggunakan metode manual atau spreadsheet untuk mengelola stok, yang rawan terhadap kesalahan dan memakan waktu.

Beralih ke sistem manajemen stok berbasis teknologi seperti software manajemen inventori yang canggih dapat membantu mengurangi kesalahan dan meningkatkan efisiensi dalam pembuatan laporan stok.

  1. Tidak Melakukan Analisis dan Evaluasi

Terakhir, tidak melakukan analisis dan evaluasi terhadap laporan stok yang sudah dibuat adalah kesalahan besar. Laporan stok harus digunakan sebagai alat untuk menganalisis performa manajemen stok dan mengidentifikasi area yang perlu perbaikan. Evaluasi rutin terhadap laporan stok dapat membantu mengidentifikasi tren, masalah, dan peluang untuk meningkatkan efisiensi manajemen stok. Gunakan data dari laporan stok untuk membuat keputusan yang lebih baik dan strategi yang lebih efektif dalam mengelola persediaan.

Tips Praktis Memulai dan Mengelola Laporan Stok Barang

Kalau kamu sudah memahami dasar-dasar pembuatan laporan, kamu bisa melakukan berbagai hal untuk mengelola persediaan dengan lebih efektif. Misal:

  1. Implementasikan sistem ABC untuk klasifikasi inventori. Kategorikan barang berdasarkan nilai dan frekuensi penggunaannya untuk fokus pada item yang paling kritis.

  2. Gunakan teknik forecasting yang canggih. Terapkan metode peramalan statistik seperti moving average atau exponential smoothing untuk memprediksi kebutuhan stok di masa depan dengan lebih akurat.

  3. Terapkan sistem Kanban untuk manajemen visual. Gunakan kartu atau sinyal visual untuk mengendalikan aliran produksi dan persediaan, terutama dalam lingkungan manufaktur.

  4. Lakukan analisis lead time secara berkala. Evaluasi dan optimalkan waktu yang dibutuhkan dari pemesanan hingga penerimaan barang untuk meminimalkan risiko stockout.

  5. Implementasikan cross-docking jika memungkinkan. Kurangi waktu penyimpanan dengan mentransfer barang langsung dari inbound ke outbound tanpa penyimpanan jangka panjang.

  6. Gunakan metrik kinerja inventori yang komprehensif. Selain tingkat persediaan, pantau juga inventory turnover ratio, days sales of inventory, dan stock-to-sales ratio.

  7. Terapkan vendor-managed inventory (VMI) untuk item tertentu. Biarkan pemasok mengelola tingkat persediaan Anda untuk barang-barang non-kritis atau fast-moving.

  8. Lakukan analisis pareto secara rutin. Identifikasi 20% item yang menyumbang 80% nilai atau volume penjualan untuk fokus pengelolaan.

  9. Integrasikan manajemen inventori dengan CRM dan data penjualan. Gunakan informasi pelanggan dan tren penjualan untuk menyesuaikan tingkat persediaan secara dinamis.

  10. Implementasikan sistem reward berbasis kinerja inventori. Beri insentif kepada karyawan yang berkontribusi pada efisiensi manajemen stok dan akurasi pelaporan.

Sumber Belajar yang Direkomendasikan

  1. Buku: Banyak buku tentang manajemen stok yang bisa dijadikan referensi. Kamu bisa mulai dengan

  2. Kursus Online: Platform seperti Coursera dan Udemy menawarkan kursus manajemen stok.

  3. Blog: kamu bisa mempelajari manajemen supply chain, logistik, dan gudang, di blog Ukirama.

Aplikasi dan Software Manajemen Stok untuk Pemula

  1. Software: sekarang, perusahaan memakai aplikasi stok barang seperti Ukirama, SAP, Zoho Inventory, atau TradeGecko.
  2. Aplikasi Mobile: Aplikasi mobile yang memudahkan pencatatan stok secara real-time.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

 

  1. Bagaimana cara memilih metode manajemen stok yang tepat?
    • Metode manajemen stok yang tepat tergantung pada jenis barang yang kamu miliki dan kebutuhan bisnismu. Pertimbangkan kelebihan dan kekurangan setiap metode sebelum memutuskan.
       
  2. Apa yang harus dilakukan jika ada perbedaan antara stok fisik dan data sistem?
    • Lakukan rekonsiliasi stok secara menyeluruh untuk menemukan dan memperbaiki perbedaan. Jika perlu, adakan pelatihan tambahan untuk karyawan dalam melakukan pencatatan stok.
       
  3. Apakah penting menggunakan teknologi dalam manajemen stok?
    • Ya, teknologi seperti barcode dan RFID dapat meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam manajemen stok.
       
  4. Bagaimana cara memulai pencatatan stok barang jika bisnis baru berjalan?
    • Mulailah dengan membuat daftar lengkap semua barang yang akan disimpan. Tentukan metode manajemen stok yang akan digunakan, seperti FIFO atau LIFO. Gunakan software manajemen stok sejak awal untuk mempermudah pencatatan dan pemantauan.
       
  5. Apa yang harus dilakukan jika terdapat barang yang hilang atau rusak dalam stok?
    • Lakukan pengecekan fisik untuk memastikan kehilangan atau kerusakan. Catat barang yang hilang atau rusak dalam laporan stok dan analisis penyebabnya. Implementasikan langkah-langkah pencegahan untuk menghindari kejadian serupa di masa depan.
       
  6. Bagaimana cara menghitung nilai persediaan akhir?
    • Nilai persediaan akhir dapat dihitung dengan metode yang dipilih seperti FIFO, LIFO, atau Average. Metode FIFO mengasumsikan barang yang pertama masuk adalah yang pertama keluar, sedangkan LIFO mengasumsikan barang yang terakhir masuk adalah yang pertama keluar. Metode Average menghitung nilai persediaan berdasarkan rata-rata biaya barang.
       
  7. Apa perbedaan antara persediaan minimum dan persediaan maksimum?
    • Persediaan minimum adalah jumlah minimum barang yang harus tersedia untuk menghindari kehabisan stok, sedangkan persediaan maksimum adalah jumlah maksimum barang yang dapat disimpan tanpa menimbulkan biaya penyimpanan berlebih atau risiko kadaluarsa.
       
  8. Bagaimana cara memilih software manajemen stok yang tepat untuk bisnis?
    • Pilih software yang sesuai dengan ukuran dan kebutuhan bisnismu. Pertimbangkan fitur-fitur seperti pelacakan real-time, integrasi dengan sistem lain, kemudahan penggunaan, dan dukungan pelanggan. Uji beberapa opsi dengan versi trial sebelum memutuskan.
       
  9. Apa itu stok mati dan bagaimana cara mengelolanya?
    • Stok mati adalah barang yang tidak bergerak atau tidak terjual dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengelolanya, identifikasi stok mati secara rutin, lakukan promosi atau diskon untuk mengurangi stok tersebut, dan hindari pembelian barang yang tidak laku di masa depan.
       
  10. Bagaimana cara melakukan audit stok barang?
    • Audit stok barang dilakukan dengan cara menghitung fisik semua barang dalam persediaan dan mencocokkannya dengan catatan stok. Lakukan audit secara berkala untuk memastikan akurasi data stok dan identifikasi ketidaksesuaian.
       
  11. Bagaimana cara memastikan keakuratan laporan stok barang?
    • Gunakan teknologi seperti barcode atau RFID untuk meningkatkan akurasi pencatatan. Lakukan pelatihan rutin untuk karyawan yang bertanggung jawab atas stok barang. Audit stok secara berkala dan lakukan rekonsiliasi jika terdapat perbedaan antara data sistem dan fisik.
       
  12. Apakah ada standar internasional untuk manajemen stok barang?
    • Ya, terdapat standar internasional seperti ISO 9001 yang memberikan panduan tentang manajemen mutu, termasuk manajemen persediaan. Mengikuti standar ini dapat membantu memastikan praktik terbaik dalam manajemen stok barang.
       
  13. Bagaimana cara mengintegrasikan laporan stok barang dengan laporan keuangan?
    • Gunakan software akuntansi yang terintegrasi dengan sistem manajemen stok untuk mempermudah pencatatan dan pelaporan. Dengan integrasi ini, data stok barang akan otomatis tercatat dalam laporan keuangan, sehingga memudahkan dalam penyusunan laporan laba rugi dan neraca.
       
  14. Apa itu Safety Stock dan bagaimana cara menghitungnya?
    • Safety stock adalah jumlah cadangan barang yang disimpan untuk mengantisipasi permintaan yang tidak terduga atau keterlambatan pengiriman. Cara menghitungnya bisa menggunakan rumus: Safety Stock = (Maximum Daily Usage * Maximum Lead Time) - (Average Daily Usage * Average Lead Time).
       
  15. Apa itu Reorder Point dan bagaimana cara menentukannya?
    • Reorder Point adalah titik di mana pesanan baru harus dibuat untuk mencegah kehabisan stok. Cara menghitungnya adalah: Reorder Point = (Average Daily Usage * Lead Time) + Safety Stock.
       

Kesimpulan

Membuat laporan stok barang yang akurat dan efisien adalah kunci dalam mengelola persediaan bisnis. Dengan memahami konsep dasar, teknik, dan langkah-langkah yang tepat, kamu dapat mengelola stok barang dengan lebih baik, menghindari kekurangan atau kelebihan stok, serta meningkatkan efisiensi operasional. Menggunakan teknologi dan software manajemen stok dapat sangat membantu dalam mempermudah proses ini. Dengan begitu, bisnis kamu dapat berjalan lebih lancar dan menguntungkan.

Sumber:

Hanggara, A. (2019). Pengantar Akuntansi. Jakad Media Publishing.

Ibrahim, E. C. (2022). Siklus Akuntansi Paham Dan Bisa!. Deepublish.

Horngren, C., Harrison, W., Oliver, S., Best, P., Fraser, D., Tan, R., & Willett, R. (2012). Accounting. Pearson Higher Education AU.

Ukirama ERP memudahkan ratusan perusahaan mengelola bisnis setiap hari

Jadwalkan Demo

Sindhu Partomo
Sindhu Partomo

Seorang penulis dengan fokus pada Branding dan Digital Marketing

You Might Also Like

Hubungi kami via whatsapp