Daftar Isi
Menjalankan usaha, baik skala kecil maupun besar, pasti melibatkan berbagai macam pengeluaran. Ada biaya yang relatif stabil setiap bulan, ada juga yang naik-turun tergantung pada jumlah produksi atau penjualan. Di sinilah konsep biaya variabel muncul.
Dalam panduan ini, kita akan membahas apa itu biaya variabel, contoh-contohnya dalam bisnis, cara mengenalinya, hingga cara menghitung total biaya variabel. Tak lupa, kita juga akan membahas tips mengelola biaya variabel agar bisnis kamu tetap efisien dan menguntungkan.
Apa Itu Biaya Variabel?
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah (fluktuatif) seiring dengan tingkat produksi atau penjualan barang/jasa. Semakin banyak barang yang diproduksi atau terjual, semakin besar pula biaya variabel yang dikeluarkan. Jika produksi atau penjualan turun, biaya ini pun ikut berkurang.
Contoh sederhana: jika kamu menjual 100 unit produk di bulan ini, biaya bahan baku dan kemasan akan cenderung lebih rendah dibandingkan ketika kamu menjual 500 unit.
Contoh-Contoh Biaya Variabel dalam Bisnis
- Bahan baku: Misalnya kain untuk bisnis konveksi, tepung untuk bisnis kue, atau biji kopi untuk kafe.
- Ongkos produksi per unit: Jika karyawan dibayar berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan (sistem borongan).
- Biaya kemasan: Kardus, plastik, botol, label, dan lainnya yang dibutuhkan untuk tiap produk.
- Ongkos kirim per penjualan: Terutama jika kamu yang menanggung biaya kirim setiap kali produk terjual.
- Komisi penjualan/reseller: Misalnya, komisi 10% untuk setiap produk yang berhasil terjual.
Cara Mengenali Biaya Variabel dalam Bisnis
- Perhatikan pengaruh produksi dan penjualan: Jika biaya naik seiring meningkatnya produksi/penjualan, besar kemungkinan itu adalah biaya variabel.
- Analisis pengeluaran per produk: Buat catatan detail tentang berapa biaya yang dikeluarkan untuk setiap unit. Jika biaya itu selalu muncul “per produk” atau “per jasa,” berarti itu biaya variabel.
- Cek dokumen keuangan bulanan: Bandingkan laporan biaya bulanan; apakah kenaikannya selaras dengan jumlah unit yang diproduksi atau dijual?
Langkah-Langkah Menghitung Total Biaya Variabel
- Identifikasi biaya variabel per unit: Misalnya, untuk satu botol minuman, kamu butuh kemasan seharga Rp2.000, bahan baku Rp3.000, dan label Rp500.
- Hitung total biaya variabel per unit: Dari contoh tadi, total biaya variabel per unit = Rp2.000 + Rp3.000 + Rp500 = Rp5.500.
- Kalikan dengan jumlah produksi atau penjualan: Jika produksi 1.000 botol per bulan, total biaya variabel = 1.000 x Rp5.500 = Rp5.500.000.
- Review berkala: Harga bahan baku bisa saja berubah sewaktu-waktu. Terus pantau agar perhitungan tetap akurat.
Contoh Perhitungan Biaya Variabel dalam Bisnis Misalnya, kamu menjalankan UMKM brownies rumahan. Biaya variabel untuk satu loyang brownies bisa terdiri dari:
- Tepung: Rp2.000
- Gula: Rp1.000
- Cokelat bubuk: Rp2.000
- Telur: Rp2.000
- Kemasan (kotak + stiker): Rp1.000
Total per loyang = Rp8.000
Kalau dalam satu hari kamu memproduksi 50 loyang brownies, total biaya variabel harian: 50 x Rp8.000 = Rp400.000
Jika dalam sebulan (30 hari) produksinya konstan 50 loyang per hari, maka total biaya variabel bulanan: 30 x Rp400.000 = Rp12.000.000
Tips Mengelola Biaya Variabel untuk Efisiensi Biaya
- Negosiasi dengan pemasok: Beli bahan baku dalam jumlah besar untuk mendapatkan harga grosir yang lebih murah.
- Manfaatkan teknologi: Gunakan aplikasi pengelolaan keuangan atau inventory agar stok dan biaya dapat dipantau secara real-time.
- Optimalkan proses produksi: Carilah cara untuk mengurangi limbah bahan baku atau mengefisiensikan alur kerja.
- Jaga kualitas produk: Hemat biaya, tetapi jangan sampai mutu produk turun dan membuat pelanggan kecewa.
- Review dan evaluasi rutin: Harga bahan baku dan biaya lain sering berfluktuasi, jadi selalu perbarui perhitungan.
Kesimpulan
Biaya variabel adalah pengeluaran yang besarnya tergantung pada jumlah produksi atau penjualan. Contoh umumnya meliputi biaya bahan baku, kemasan, ongkos kirim per penjualan, dan komisi penjualan. Untuk menghitungnya, identifikasi terlebih dahulu biaya variabel per unit, lalu kalikan dengan jumlah produk yang dihasilkan atau terjual.
Dengan memahami dan mengelola biaya variabel secara tepat—mulai dari negosiasi dengan pemasok hingga memanfaatkan teknologi—bisnis kamu berpeluang jadi lebih efisien dan menguntungkan. Semoga informasi ini membantu!
FAQ (Frequently Asked Questions) Tentang Biaya Variabel
Apa yang dimaksud dengan biaya variabel?
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya naik atau turun seiring dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Semakin banyak produk/jasa yang dihasilkan, semakin besar pula biaya yang dikeluarkan.Apa perbedaan biaya variabel dengan biaya tetap?
Biaya tetap tidak terpengaruh oleh jumlah produksi (misalnya sewa gedung, gaji karyawan tetap), sedangkan biaya variabel meningkat seiring bertambahnya jumlah produksi atau penjualan (misalnya bahan baku, kemasan per produk).Mengapa penting mengetahui biaya variabel dalam bisnis?
Dengan memahami biaya variabel, kamu bisa menentukan harga jual yang tepat, memprediksi laba, dan mengelola arus kas lebih efektif. Hal ini juga membantu meminimalkan risiko kerugian ketika harga bahan baku naik.Bagaimana cara mengenali biaya variabel dalam usaha saya?
Tanyakan pada diri sendiri: “Apakah biaya ini hanya muncul jika ada produksi/penjualan? Apakah nominalnya berubah sesuai jumlah produk yang dihasilkan?” Jika jawabannya “ya,” berarti itu adalah biaya variabel.Contoh apa saja yang termasuk biaya variabel?
Bahan baku (tepung, kain, biji kopi), kemasan (kotak, plastik, label), ongkos kirim per pesanan, dan komisi penjualan atau reseller berdasarkan jumlah barang terjual.Bagaimana menghitung total biaya variabel untuk satu produk?
Pertama, identifikasi semua komponen biaya per unit (misalnya bahan baku Rp2.000, kemasan Rp1.000). Jumlahkan biaya tersebut, lalu kalikan dengan jumlah unit yang diproduksi atau terjual.Apa yang terjadi jika saya tidak mengelola biaya variabel dengan baik?
Bisnis bisa mengalami kerugian karena biaya produksi melejit sementara penjualan tak bertambah seimbang. Lebih lanjut, arus kas bisa terganggu dan sulit mengalokasikan dana untuk kebutuhan operasional lain.Bagaimana strategi menurunkan biaya variabel tanpa mengorbankan kualitas?
Kamu bisa menegosiasikan harga dengan pemasok, membeli dalam jumlah besar (grosir), atau meningkatkan efisiensi produksi untuk meminimalkan limbah bahan baku.Apa yang harus dilakukan jika harga bahan baku tiba-tiba naik?
Review kembali harga jual produk, cari alternatif pemasok yang lebih murah, atau sesuaikan komposisi bahan secara bijak agar margin keuntungan tetap terjaga.Bagaimana menjaga kualitas produk saat memangkas biaya variabel?
Fokus pada efisiensi proses, bukan mengurangi kualitas bahan utama. Pastikan kamu mempertahankan standar mutu dengan mengoptimalkan alur kerja, mengurangi limbah, dan menggunakan teknologi yang mendukung efisiensi.