Pengaruh Fixed Cost dan Variable Cost pada Arus Kas: Apa yang Harus Diperhatikan?

Sindhu Partomo
Pengaruh Fixed Cost dan Variable Cost pada Arus Kas: Apa yang Harus Diperhatikan?

Daftar Isi


Ketika kamu menjalankan bisnis, kamu akan dihadapkan pada berbagai biaya yang harus dikeluarkan untuk menjaga operasional tetap berjalan. Secara garis besar, biaya terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

Pemahaman tentang kedua jenis biaya ini sangat penting dalam menentukan titik impas (break-even point) serta menjaga arus kas (cash flow) tetap sehat. Dalam artikel ini, kamu akan mempelajari definisi fixed cost dan variable cost, bagaimana keduanya memengaruhi arus kas, peran keduanya dalam perencanaan cash flow, strategi mengelola biaya-biaya tersebut, serta contoh penerapan dalam praktik bisnis.

Pengertian Biaya Tetap Dan Biaya Variabel

Definisi Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah, meskipun terjadi perubahan pada volume produksi atau penjualan. Dengan kata lain, berapa pun jumlah produk yang kamu hasilkan, total biaya tetap akan tetap sama setiap periodenya. Beberapa contoh yang paling umum adalah:
• Biaya sewa gedung, kantor, atau gudang
• Gaji karyawan tetap
• Biaya asuransi
• Biaya langganan perangkat lunak tertentu

Karakteristik biaya tetap:

  • Jumlahnya konsisten pada setiap periode (contoh: setiap bulan)
  • Tidak terpengaruh langsung oleh naik-turunnya tingkat produksi atau penjualan
  • Apabila tingkat produksi meningkat, maka biaya tetap per unit akan menurun, sehingga mendorong efisiensi biaya

Definisi Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan. Semakin besar jumlah produksi atau penjualan, semakin besar pula total biaya variabel yang dikeluarkan. Contoh biaya variabel meliputi:
• Bahan baku atau bahan penunjang produksi
• Biaya pengemasan yang bergantung pada jumlah unit
• Biaya pengiriman dan logistik per unit
• Biaya upah lembur atau tenaga kerja langsung berbasis jam

Karakteristik biaya variabel:

  • Langsung terkait dengan tingkat aktivitas produksi atau penjualan
  • Nilainya meningkat ketika produksi bertambah dan menurun ketika produksi berkurang
  • Cenderung lebih fleksibel dibandingkan biaya tetap

Bagaimana Fixed Cost Dan Variable Cost Memengaruhi Arus Kas?

Pola Arus Kas Keluar

  • Fixed cost umumnya memiliki jadwal pembayaran yang tetap (misalnya setiap awal bulan), sehingga arus kas keluar dari biaya ini relatif mudah diprediksi. Kamu bisa menyiapkan dana dalam jumlah sama untuk membayar sewa gedung, gaji karyawan tetap, dan lain-lain.
  • Variable cost cenderung berfluktuasi karena dipengaruhi oleh volume produksi atau penjualan. Arus kas keluar akan meningkat seiring naiknya permintaan bahan baku atau kebutuhan tenaga kerja, tetapi sebaliknya akan turun jika volume produksi berkurang.

Stabilitas Arus Kas

  • Semakin tinggi porsi fixed cost di dalam struktur biaya, semakin besar beban yang harus ditanggung setiap bulannya, terlepas dari tingkat penjualan. Hal ini dapat membuat arus kas kurang fleksibel.
  • Semakin tinggi porsi variable cost, semakin mudah bisnis menyesuaikan beban biaya dengan kondisi pasar. Ketika penjualan turun, maka secara otomatis beban biaya variabel juga ikut berkurang, sehingga arus kas bisa tetap terjaga.

Pengaruh pada Titik Impas

  • Titik impas (break-even point) adalah jumlah unit atau tingkat penjualan minimal yang harus dicapai untuk menutupi semua biaya—baik biaya tetap maupun biaya variabel.
  • Meningkatnya fixed cost akan membuat titik impas lebih tinggi karena kamu harus menjual lebih banyak produk demi menutup beban tetap.
  • Sebaliknya, jika porsi biaya variabel lebih besar, titik impas mungkin lebih rendah, karena fixed cost tidak terlalu besar.

Peran Fixed Cost Dan Variable Cost Dalam Perencanaan Cash Flow

Menentukan Proyeksi Arus Kas
Dalam merencanakan arus kas, biaya tetap sangat membantu kamu memperkirakan jumlah dana yang pasti harus dialokasikan setiap periodenya. Sementara itu, biaya variabel membutuhkan penghitungan perkiraan berdasarkan target penjualan atau volume produksi. Perencanaan arus kas yang tepat akan mencakup:
• Estimasi pendapatan (penjualan)
• Estimasi biaya tetap bulanan/tahunan
• Estimasi biaya variabel berdasarkan proyeksi volume penjualan

Meminimalkan Risiko Kekurangan Kas Dengan mengetahui porsi fixed cost dan variable cost, kamu bisa memprediksi kapan arus kas berisiko negatif. Sebagai contoh, ketika terdapat lonjakan penjualan, kamu akan memerlukan lebih banyak bahan baku yang berdampak langsung pada peningkatan biaya variabel. Jika kamu belum siap dengan dana yang cukup, arus kas bisa terganggu. Namun, jika biaya tetap kamu terlalu tinggi, sedikit penurunan penjualan saja bisa membuat arus kas tertekan.

Menentukan Sumber Pendanaan Dalam situasi tertentu, kamu mungkin mempertimbangkan untuk memanfaatkan pinjaman jangka pendek. Keputusan ini bisa dipandu oleh besarnya beban biaya tetap yang harus dibayar secara rutin. Jika beban fixed cost terlalu tinggi, pinjaman jangka pendek bisa menjadi solusi sementara, meskipun diperlukan perhitungan suku bunga dan jangka waktu yang tepat agar cash flow tetap seimbang.

Strategi Mengelola Fixed Cost Dan Variable Cost Untuk Stabilitas Arus Kas

Mengatur Porsi Biaya Tetap dan Variabel Kamu bisa menyesuaikan struktur biaya agar memiliki keseimbangan antara fixed cost dan variable cost. Beberapa strategi:
• Outsourcing sebagian proses produksi untuk menurunkan biaya tetap dan meningkatkan proporsi biaya variabel
• Menyewa peralatan produksi atau gudang, daripada membeli putus, untuk menjaga fleksibilitas biaya

Menegosiasikan Kontrak dan Pembayaran

  • Negosiasikan perjanjian sewa dalam jangka waktu tertentu dengan biaya yang lebih kompetitif.
  • Hindari mengambil perjanjian jangka panjang (seperti sewa 5–10 tahun) jika model bisnis kamu belum stabil, demi menjaga fleksibilitas arus kas.

Memanfaatkan Ekonomi Skala

  • Meningkatkan volume produksi (jika permintaan pasar memungkinkan) dapat menurunkan biaya tetap per unit.
  • Untuk biaya variabel, carilah diskon atau harga grosir dari supplier ketika kamu membeli bahan baku dalam jumlah besar.

Meningkatkan Efisiensi Operasional

  • Mengoptimalkan proses produksi atau distribusi dapat menurunkan biaya variabel per unit (misalnya dengan mengurangi limbah bahan baku).
  • Mengotomatiskan beberapa tugas operasional bisa memangkas tenaga kerja langsung, sehingga menurunkan biaya variabel jangka panjang.

Contoh Penerapan Pengelolaan Fixed Cost Dan Variable Cost Pada Cash Flow

Kasus Bisnis Ritel Online

  • Fixed cost: gaji staff administrasi, biaya berlangganan platform e-commerce, biaya gudang penyimpanan produk.
  • Variable cost: biaya pengiriman per transaksi, biaya kemasan, biaya pemasaran berbasis komisi.
    Bagaimana menerapkannya:
    • Jika penjualan sedang naik, alokasi biaya variabel untuk pengemasan dan pengiriman akan meningkat. Pastikan kamu memiliki dana cukup untuk menanggung lonjakan tersebut.
    • Kamu bisa memotong fixed cost dengan hanya menyewa gudang yang ukurannya sesuai kebutuhan.

Kasus UKM Kuliner

  • Fixed cost: sewa tempat, gaji koki tetap, biaya utilitas (listrik, air), biaya peralatan dapur.
  • Variable cost: bahan baku makanan, upah harian pegawai paruh waktu, biaya kemasan makanan untuk dibawa pulang.
    Bagaimana menerapkannya:
    • Ketika permintaan pelanggan menurun, pemakaian bahan baku juga menurun, sehingga biaya variabel berkurang.
    • Jika beban sewa tempat terlalu tinggi, kamu bisa mencari lokasi dengan sewa lebih rendah atau bahkan memanfaatkan model cloud kitchen untuk menekan biaya tetap.

Kesimpulan

Memahami peran fixed cost dan variable cost sangat penting untuk menjaga kestabilan arus kas dan menentukan titik impas yang tepat. Biaya tetap memberikan kepastian sekaligus beban rutin yang harus dibayarkan tanpa terpengaruh volume penjualan. Sementara itu, biaya variabel memungkinkan penyesuaian beban biaya sesuai dengan naik-turunnya produksi atau penjualan.

Dengan memadukan strategi pengelolaan kedua jenis biaya ini—seperti menegosiasikan kontrak, memanfaatkan ekonomi skala, serta meningkatkan efisiensi operasional—kamu bisa mencapai struktur biaya yang sehat dan mengamankan arus kas. Pada akhirnya, perencanaan yang matang antara fixed cost dan variable cost akan membantumu menjaga kelangsungan bisnis serta mengoptimalkan profitabilitas.

Ukirama ERP memudahkan ratusan perusahaan mengelola bisnis setiap hari

Jadwalkan Demo

Sindhu Partomo
Sindhu Partomolinked_in_sindhu-partomo

Seorang penulis dengan fokus pada Branding dan Digital Marketing

You Might Also Like

Hubungi kami via whatsapp