Peran Fixed Cost dan Variable Cost dalam Menentukan Titik Impas

Sindhu Partomo
Peran Fixed Cost dan Variable Cost dalam Menentukan Titik Impas

Daftar Isi


Dalam dunia bisnis dan manajemen rantai pasok, pemahaman tentang struktur biaya menjadi kunci untuk menentukan keberlanjutan sebuah usaha. Salah satu konsep penting yang berperan di sini adalah titik impas atau break-even point (BEP). BEP membantu perusahaan mengetahui kapan biaya yang dikeluarkan sama dengan pendapatan yang diperoleh, sehingga perusahaan berada pada posisi “tidak untung, tidak rugi.”

Dua komponen biaya utama yang memengaruhi penentuan BEP adalah Fixed Cost (biaya tetap) dan Variable Cost (biaya variabel). Melalui artikel ini, kita akan membahas pengertian kedua jenis biaya tersebut, bagaimana perannya dalam menentukan BEP, hingga cara menghitung serta mengelola keduanya agar perusahaan dapat mencapai titik impas lebih cepat.

Pengertian Fixed Cost dan Variable Cost

a. Fixed Cost (Biaya Tetap)
Fixed Cost adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah meskipun terjadi kenaikan atau penurunan volume produksi. Contoh yang umum dijumpai antara lain sewa gedung, gaji karyawan tetap, biaya penyusutan aset (depresiasi), dan asuransi. Karena sifatnya yang tetap, perusahaan wajib menanggung biaya ini terlepas dari banyak atau sedikitnya hasil produksi.

b. Variable Cost (Biaya Variabel)
Variable Cost adalah biaya yang besarannya berubah-ubah sesuai dengan aktivitas produksi atau volume penjualan. Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung yang dibayar per jam atau per unit produksi, biaya kemasan, dan pemakaian energi (listrik atau bahan bakar) untuk proses produksi. Semakin banyak barang diproduksi, semakin besar pula total biaya variabel yang harus dikeluarkan.

Apa Itu Titik Impas (BEP)?

Titik impas atau break-even point (BEP) adalah keadaan ketika total pendapatan sama dengan total biaya yang dikeluarkan, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Pada titik ini, perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun menderita kerugian (nol laba).

Mengetahui BEP sangat berguna bagi perusahaan untuk:

  • Menetapkan volume penjualan minimum agar dapat bertahan.
  • Menilai kelayakan proyek atau produk baru.
  • Membantu menentukan strategi pemasaran dan penetapan harga yang tepat.
  • Menjadi dasar pengambilan keputusan untuk ekspansi kapasitas produksi maupun efisiensi biaya.

Peran Fixed Cost dan Variable Cost dalam Menentukan BEP

Fixed Cost dan Variable Cost merupakan dua faktor utama dalam menghitung BEP. Semakin tinggi Fixed Cost, semakin besar pula volume penjualan yang dibutuhkan untuk menutupi biaya tersebut. Di sisi lain, bila biaya variabel per unit juga tinggi, maka margin kontribusi (selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit) menjadi rendah, sehingga jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai impas akan semakin banyak.

Dalam konteks rantai pasok, analisis yang cermat diperlukan untuk mengklasifikasikan berbagai komponen biaya, seperti biaya transportasi, gudang, dan tenaga kerja, ke dalam kategori tetap atau variabel. Dengan demikian, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya dan meminimalkan biaya di setiap tahap rantai pasok.

Cara Menghitung BEP dengan Menggunakan Fixed Cost dan Variable Cost

Rumus dasar yang sering digunakan untuk menghitung BEP dalam satuan unit adalah:

BEP (unit) = Total Fixed Cost / (Harga Jual per Unit – Variable Cost per Unit)

Rumus ini menunjukkan berapa banyak unit produk yang harus terjual agar total pendapatan setara dengan total biaya. Setelah nilai BEP (unit) diperoleh, perusahaan dapat mengalikannya dengan harga jual per unit untuk mendapatkan BEP dalam satuan mata uang (rupiah).

Sebagai contoh sederhana:

  • Fixed Cost: Rp50.000.000
  • Variable Cost per Unit: Rp20.000
  • Harga Jual per Unit: Rp50.000

BEP (unit) = 50.000.000 / (50.000 – 20.000) = 1.667 unit (dibulatkan) Artinya, perusahaan perlu menjual sekitar 1.667 unit produk untuk mencapai titik impas.

Cara Menghitung BEP dengan Menggunakan Fixed Cost dan Variable Cost

Selain perhitungan berdasarkan jumlah unit, BEP juga dapat dihitung langsung dalam satuan mata uang. Berikut salah satu rumus yang umum digunakan:

BEP (rupiah) = Total Fixed Cost / [1 – (Variable Cost per Unit / Harga Jual per Unit)]

Dengan contoh yang sama:

  • Fixed Cost: Rp50.000.000
  • Variable Cost per Unit: Rp20.000
  • Harga Jual per Unit: Rp50.000

Margin kontribusi per unit = Rp50.000 – Rp20.000 = Rp30.000
Rasio margin kontribusi = 30.000 / 50.000 = 0,6 atau 60%

Maka: BEP (rupiah) = 50.000.000 / (1 – 0,4) = 50.000.000 / 0,6 ≈ Rp83.333.333

Artinya, perusahaan memerlukan penjualan kotor sekitar Rp83,33 juta untuk mencapai titik impas.

Tips Mengelola Fixed Cost dan Variable Cost untuk Mencapai BEP Lebih Cepat

Beberapa langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengelola Fixed Cost dan Variable Cost dengan lebih efektif, sehingga titik impas bisa dicapai lebih cepat:

a. Review dan Negosiasi Ulang Kontrak
Sewa gedung, kontrak kerja, atau biaya overhead lainnya yang bersifat tetap dapat dinegosiasikan ulang untuk memperoleh kesepakatan yang lebih efisien.

b. Optimalkan Penggunaan Bahan Baku
Pilih bahan baku berkualitas dengan harga kompetitif serta terapkan teknik produksi yang efisien untuk menurunkan biaya variabel per unit.

c. Automasi dan Teknologi
Penggunaan teknologi pada proses produksi atau logistik dapat mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja langsung, sekaligus meminimalkan risiko kesalahan yang menimbulkan biaya tambahan.

d. Penetapan Harga yang Tepat
Pastikan harga jual per unit mampu menutupi biaya variabel dan memberikan margin kontribusi yang cukup sehingga perusahaan dapat meraih BEP lebih cepat.

e. Manajemen Persediaan dan Rantai Pasok Efektif
Mengelola persediaan dengan cermat dapat menekan biaya penyimpanan. Kolaborasi dengan pemasok dan pelanggan juga akan membantu menekan biaya transportasi dan distribusi.

f. Tingkatkan Skala Penjualan
Mencari peluang pasar baru atau memperluas jaringan pemasaran dapat meningkatkan volume penjualan, sehingga biaya tetap dapat terdistribusikan pada jumlah unit yang lebih besar.

Kesimpulan

Fixed Cost dan Variable Cost merupakan dua elemen kunci dalam menentukan titik impas (BEP). Melalui pemahaman menyeluruh terhadap kedua jenis biaya ini, perusahaan dapat menyusun strategi produksi, distribusi, dan penetapan harga yang efisien. Dengan menghitung BEP, bisnis dapat memetakan target penjualan minimum agar tidak merugi serta menetapkan langkah-langkah efektif untuk mencapai profitabilitas.

Terakhir, pengelolaan biaya yang tepat, baik dalam hal negosiasi kontrak, pemanfaatan teknologi, maupun efisiensi rantai pasok, akan mempercepat tercapainya BEP dan mendorong perusahaan untuk tumbuh secara berkelanjutan.

Sumber

Detik Finance - Fixed Cost

Kumparan - Cara Menghitung Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Law Insider - Business Sales

Square Up - Margin (Business)

Ukirama ERP memudahkan ratusan perusahaan mengelola bisnis setiap hari

Jadwalkan Demo

Sindhu Partomo
Sindhu Partomolinked_in_sindhu-partomo

Seorang penulis dengan fokus pada Branding dan Digital Marketing

You Might Also Like

Hubungi kami via whatsapp