Tahapan Proses Procurement: Dari Identifikasi Kebutuhan hingga Evaluasi Pasca Pengadaan

Sindhu Partomo
Ilustrasi Proyeksi Keuangan

Daftar Isi


Tahapan Proses Procurement: Dari Identifikasi Kebutuhan hingga Evaluasi Pasca Pengadaan

Proses procurement atau pengadaan barang dan jasa merupakan salah satu aspek krusial dalam manajemen rantai pasokan sebuah organisasi. Memahami dan mengimplementasikan tahapan proses procurement dengan baik dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan biaya, dan memastikan kualitas produk atau layanan yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Artikel ini akan membahas secara mendalam setiap tahapan dalam proses procurement, memberikan panduan lengkap dari awal hingga akhir untuk memastikan pengadaan berjalan efektif dan efisien.

Diagram alur tahapan proses procurement
Diagram alur tahapan proses procurement

1. Identifikasi Kebutuhan

Tahap pertama dan paling fundamental dalam proses procurement adalah identifikasi kebutuhan. Pada tahap ini, organisasi harus:

  • Melakukan analisis mendalam terhadap kebutuhan saat ini dan proyeksi kebutuhan di masa depan
  • Berkonsultasi dengan berbagai departemen untuk memahami permintaan spesifik mereka
  • Mengevaluasi stok yang ada dan mempertimbangkan tren pasar
  • Memastikan bahwa kebutuhan yang diidentifikasi sejalan dengan strategi dan tujuan organisasi

Tip: Gunakan sistem manajemen permintaan (demand management system) untuk mengumpulkan dan menganalisis data kebutuhan dari berbagai departemen secara efisien.

2. Penyusunan Spesifikasi dan Anggaran

Setelah kebutuhan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menyusun spesifikasi yang detail dan menetapkan anggaran. Tahap ini meliputi:

  • Merinci spesifikasi teknis, fungsional, dan kualitas dari barang atau jasa yang dibutuhkan
  • Menetapkan standar kinerja dan kepatuhan yang harus dipenuhi oleh pemasok
  • Melakukan riset pasar untuk memahami harga dan tren industri terkini
  • Menyusun anggaran yang realistis berdasarkan analisis biaya dan manfaat

Penting: Pastikan spesifikasi yang disusun cukup fleksibel untuk mengakomodasi inovasi dari pemasok potensial, namun tetap spesifik untuk memenuhi kebutuhan organisasi.

3. Pemilihan Pemasok atau Vendor

Tahap kritis berikutnya adalah proses seleksi pemasok atau vendor. Langkah-langkah dalam tahap ini meliputi:

  • Mengidentifikasi pemasok potensial melalui riset pasar dan database pemasok
  • Menyiapkan dan mengirimkan Request for Proposal (RFP) atau Request for Quotation (RFQ)
  • Melakukan evaluasi proposal berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (harga, kualitas, kapasitas produksi, reputasi, dll.)
  • Melakukan negosiasi dengan pemasok terpilih untuk mendapatkan kesepakatan terbaik

Strategi: Pertimbangkan untuk menggunakan sistem e-procurement untuk memudahkan proses tender dan evaluasi proposal secara transparan dan efisien.

4. Pengadaan dan Implementasi

Setelah pemasok terpilih, proses berlanjut ke tahap pengadaan dan implementasi. Tahap ini mencakup:

  • Finalisasi dan penandatanganan kontrak dengan pemasok
  • Menyusun jadwal pengiriman atau implementasi yang terperinci
  • Melakukan pemantauan dan kontrol kualitas selama proses produksi atau persiapan layanan
  • Mengelola logistik dan penerimaan barang atau implementasi layanan

Kunci Sukses: Komunikasi yang jelas dan konsisten dengan pemasok sangat penting untuk memastikan kelancaran proses pengadaan dan implementasi.

5. Evaluasi Pasca Pengadaan

Tahap terakhir namun sama pentingnya adalah evaluasi pasca pengadaan. Proses ini melibatkan:

  • Menilai kinerja pemasok berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (ketepatan waktu, kualitas, layanan purna jual, dll.)
  • Menganalisis efektivitas proses procurement secara keseluruhan
  • Mengidentifikasi area perbaikan untuk siklus pengadaan berikutnya
  • Mempertahankan hubungan baik dengan pemasok strategis

Tip Evaluasi: Gunakan Key Performance Indicators (KPI) yang terukur untuk menilai kinerja pemasok dan efektivitas proses procurement secara objektif.

Studi Kasus: Proses Procurement di Industri Manufaktur

Untuk memberikan gambaran nyata tentang penerapan tahapan proses procurement, mari kita lihat sebuah studi kasus di industri manufaktur:

PT Maju Bersama, sebuah perusahaan manufaktur komponen elektronik, membutuhkan mesin produksi baru untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Berikut adalah langkah-langkah yang mereka ambil:

  1. Identifikasi Kebutuhan: Tim produksi dan manajemen menganalisis proyeksi permintaan pasar dan kapasitas produksi saat ini, menyimpulkan kebutuhan mesin baru dengan spesifikasi tertentu.

  2. Penyusunan Spesifikasi dan Anggaran: Tim teknis menyusun spesifikasi detail mesin yang dibutuhkan, sementara tim keuangan menetapkan anggaran berdasarkan analisis Return on Investment (ROI).

  3. Pemilihan Pemasok: PT Maju Bersama mengirimkan RFP kepada beberapa produsen mesin terkemuka, melakukan evaluasi proposal, dan memilih dua finalis untuk negosiasi lanjutan.

  4. Pengadaan dan Implementasi: Setelah memilih pemasok final, kontrak ditandatangani dengan jadwal pengiriman dan instalasi yang disepakati. Tim procurement memantau proses produksi mesin melalui kunjungan berkala ke fasilitas pemasok.

  5. Evaluasi Pasca Pengadaan: Setelah mesin terpasang dan beroperasi selama 3 bulan, tim procurement melakukan evaluasi menyeluruh, mencakup kinerja mesin, layanan purna jual, dan dampaknya terhadap produktivitas perusahaan.

Studi kasus ini menunjukkan bagaimana penerapan sistematis tahapan proses procurement dapat membantu perusahaan dalam memperoleh aset strategis dengan efisien dan efektif.

Kesimpulan

Proses procurement yang efektif dan efisien adalah kunci untuk memastikan organisasi mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan dengan harga terbaik dan kualitas optimal. Dengan memahami dan menerapkan setiap tahapan proses procurement secara cermat, organisasi dapat:

  • Mengoptimalkan biaya pengadaan
  • Meningkatkan kualitas barang dan jasa yang diperoleh
  • Membangun hubungan jangka panjang dengan pemasok strategis
  • Meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan

Penting bagi setiap organisasi untuk terus mengevaluasi dan mengembangkan proses procurement mereka, mengadopsi teknologi terbaru seperti sistem e-procurement, dan memastikan alignment antara strategi pengadaan dengan tujuan bisnis secara keseluruhan.

Dengan menguasai tahapan proses procurement ini, Anda dapat membawa organisasi Anda menuju efisiensi operasional yang lebih tinggi dan keunggulan kompetitif dalam manajemen rantai pasokan.


Baca Juga:

Ukirama ERP memudahkan ratusan perusahaan mengelola bisnis setiap hari

Jadwalkan Demo

Sindhu Partomo
Sindhu Partomo

Seorang penulis dengan fokus pada Branding dan Digital Marketing

You Might Also Like

Hubungi kami via whatsapp