Warehouse Adalah Bagian Penting dalam Supply Chain: Ketahui Definisi, Manfaat dan Cara Mengelolanya Di sini

Sindhu Partomo
Jenis-Jenis Biaya Dalam Proyek yang Perlu Anda Tahu! Biaya Overhead Salah Satunya

Daftar Isi


Fungsi gudang tidak lagi sekadar tempat penyimpanan barang, tetapi sudah menjadi kunci keberhasilan supply chain dalam menjawab kebutuhan pasar yang terus berkembang. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas peran dan manfaat warehouse dalam supply chain, proses manajemen gudang, tantangan, strategi pengelolaan, hingga tren masa depan gudang.

Apa Itu Warehouse dalam Supply Chain?

Gudang adalah fasilitas yang digunakan untuk menyimpan barang sebelum didistribusikan ke tujuan akhir. Dalam konteks supply chain, warehouse menjadi pusat aktivitas yang membantu memperlancar arus barang dari produsen hingga konsumen akhir. Di dalam warehouse, barang dapat diproses, disortir, dikemas, dan disiapkan untuk pengiriman selanjutnya, membuat supply chain menjadi lebih efisien dan efektif.

Jenis-Jenis Warehouse

1. Private Warehouse (Gudang Pribadi)

Gudang pribadi adalah gudang yang dimiliki dan dikelola oleh perusahaan untuk menyimpan barang-barangnya sendiri. Biasanya, perusahaan besar yang memiliki volume barang tinggi dan memerlukan kontrol penuh atas inventaris dan operasional logistik memilih jenis ini. Private warehouse menawarkan kontrol penuh, keamanan, dan fleksibilitas dalam mengelola stok, tetapi memerlukan investasi besar untuk konstruksi dan pengelolaannya.

2. Public Warehouse (Gudang Publik)

Gudang publik adalah gudang yang disewakan oleh pihak ketiga kepada berbagai perusahaan. Ini adalah solusi bagi perusahaan yang membutuhkan ruang penyimpanan tambahan dalam jangka waktu pendek atau menengah. Gudang ini memberikan fleksibilitas tinggi tanpa investasi besar, tetapi perusahaan harus berbagi fasilitas dengan pengguna lain, yang bisa memengaruhi ketersediaan ruang atau layanan tertentu.

3. Bonded Warehouse (Gudang Berikat)

Gudang berikat adalah fasilitas yang dikelola di bawah otoritas bea cukai untuk menyimpan barang-barang impor yang belum membayar pajak dan bea masuk. Biasanya digunakan oleh perusahaan impor atau ekspor untuk menyimpan produk hingga siap dipasarkan atau dikirim ke negara lain. Keuntungan utama dari bonded warehouse adalah perusahaan dapat menunda pembayaran pajak hingga barang tersebut keluar dari gudang.

4. Distribution Center (Pusat Distribusi)

Pusat distribusi adalah gudang yang fokus pada kecepatan pengiriman. Barang yang disimpan di pusat distribusi biasanya berada di sana untuk waktu singkat sebelum didistribusikan ke toko-toko atau pelanggan. Distribusi yang cepat ini meningkatkan kepuasan pelanggan, terutama dalam e-commerce, di mana waktu pengiriman sangat penting. Pusat distribusi umumnya terletak dekat dengan pasar utama untuk meminimalkan waktu dan biaya pengiriman.

5. Fulfillment Center (Pusat Pemenuhan)

Fulfillment center adalah gudang yang khusus digunakan oleh perusahaan e-commerce untuk menangani pesanan pelanggan. Selain menyimpan produk, pusat pemenuhan ini melakukan picking, packing, dan pengiriman barang. Dengan perkembangan e-commerce, fulfillment center sangat berperan dalam meningkatkan efisiensi pengiriman, terutama untuk pengiriman ke berbagai lokasi dengan volume pesanan tinggi.

6. Cold Storage Warehouse (Gudang Berpendingin)

Gudang berpendingin adalah gudang yang dirancang untuk menyimpan produk yang membutuhkan suhu rendah, seperti makanan beku, obat-obatan, dan produk lain yang mudah rusak. Suhu dalam gudang ini dijaga dengan ketat, dan memerlukan teknologi serta biaya tambahan untuk operasionalnya. Cold storage warehouse sangat penting untuk rantai pasok makanan, farmasi, dan industri lain yang memiliki produk dengan masa simpan terbatas.

Manfaat Warehouse dalam Supply Chain

Memastikan ketersediaan produk untuk memenuhi permintaan

Gudang memungkinkan perusahaan menyimpan produk dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi permintaan pelanggan kapan pun diperlukan. Stok yang terjaga dengan baik di gudang membantu menghindari kekosongan produk yang dapat berdampak pada kepuasan pelanggan dan penjualan.

Mengurangi biaya operasional melalui pengelolaan persediaan yang tepat

Dengan pengelolaan gudang yang efisien, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional. Gudang memungkinkan pengelolaan stok secara efisien, mengurangi kebutuhan untuk restocking terlalu sering, dan meminimalkan biaya transportasi.

Meningkatkan kecepatan pengiriman dan kepuasan pelanggan

Gudang berperan penting dalam mempercepat pengiriman. Dengan lokasi penyimpanan yang strategis dan manajemen stok yang terorganisir, perusahaan dapat memenuhi pesanan dengan lebih cepat, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan.

Mengoptimalkan arus barang dalam supply chain untuk efisiensi logistik

Gudang juga berfungsi sebagai titik distribusi utama yang memudahkan pengelolaan arus barang. Dengan manajemen gudang yang baik, proses distribusi barang menjadi lebih mudah dan efisien, mengurangi waktu transit, dan menurunkan biaya logistik secara keseluruhan.

Pentingnya Mengetahui Warehouse Management

Warehouse management atau manajemen gudang melibatkan pengelolaan semua aktivitas di gudang, termasuk penyimpanan, pemrosesan, dan pengiriman barang. Dengan memahami manajemen gudang yang baik, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi risiko kerugian akibat kesalahan stok, dan meningkatkan kecepatan layanan kepada pelanggan.

Proses Sistem Warehouse Management

Penerimaan Barang

Penerimaan barang adalah proses awal dalam manajemen gudang di mana barang yang diterima dari pemasok diperiksa, dicatat, dan dimasukkan ke dalam gudang. Proses ini melibatkan konfirmasi kuantitas dan kualitas barang yang diterima untuk memastikan kesesuaiannya dengan pesanan.

Model Penerimaan Barang

(Gambar: Berbagai Model Penerimaan Barang dalam Warehousing)
(Gambar: Berbagai Model Penerimaan Barang dalam Warehousing)
  1. Receiving Dock (Dock Door Receiving)
    • Penjelasan: Model ini adalah metode yang umum digunakan, di mana barang diterima melalui pintu khusus yang dirancang untuk memudahkan bongkar muat. Setelah barang sampai di pintu dock, tim gudang memeriksa dan mendata barang tersebut.
    • Contoh: Sebuah gudang e-commerce dengan volume barang yang tinggi menggunakan receiving dock yang dilengkapi dengan area khusus untuk pengecekan barang masuk, memastikan bahwa semua item terverifikasi sebelum dipindahkan ke area penyimpanan.
  2. Cross-Docking
    • Penjelasan: Cross-docking adalah model penerimaan di mana barang tidak langsung disimpan, tetapi dipindahkan langsung ke area pengiriman untuk distribusi ke tujuan akhir. Model ini mengurangi waktu penyimpanan dan mempercepat arus barang.
    • Contoh: Perusahaan retail besar menggunakan cross-docking untuk produk-produk yang memiliki permintaan tinggi dan akan langsung dikirimkan ke toko, sehingga barang yang tiba dari pemasok segera diolah untuk distribusi ke gerai-gerai lokal.
  3. Drop Shipment Receiving
    • Penjelasan: Model ini digunakan dalam sistem drop shipping, di mana pemasok langsung mengirim barang ke pelanggan akhir atau ke mitra gudang pihak ketiga. Proses penerimaan barang menjadi tidak diperlukan dalam gudang utama.
    • Contoh: Gudang perusahaan yang menerapkan model drop shipping menerima produk hanya secara administratif untuk memeriksa kelengkapan pesanan, sementara barang dikirim langsung dari pemasok ke pelanggan.

Contoh dalam Industri

Gudang farmasi menggunakan receiving dock dengan pemeriksaan ketat untuk memastikan semua barang diterima sesuai dengan standar mutu dan suhu yang telah ditetapkan guna menjaga kualitas obat-obatan yang diterima.

Pendataan Barang

Pendataan barang adalah proses pencatatan dan pengelompokan barang yang masuk, mencakup informasi mengenai jumlah, deskripsi produk, lokasi penyimpanan, dan tanggal penerimaan. Pendataan ini memastikan transparansi dan keakuratan stok barang di gudang.

Model Pendataan Barang

  1. Manual Entry System
    • Penjelasan: Pada sistem ini, data barang dicatat secara manual menggunakan form atau spreadsheet. Metode ini membutuhkan ketelitian yang tinggi dan waktu yang lebih lama.
    • Contoh: Gudang berskala kecil yang menangani barang dengan volume terbatas, menggunakan pencatatan manual melalui spreadsheet untuk menghemat biaya teknologi.
  2. Barcode System
    • Penjelasan: Setiap barang diberi barcode yang berisi informasi detail, seperti SKU, jumlah stok, dan lokasi penyimpanan. Data ini discan saat barang diterima dan tersimpan otomatis dalam sistem.
    • Contoh: Gudang e-commerce menggunakan barcode pada setiap produk untuk mencatat secara otomatis ke dalam sistem, memastikan data akurat dan mengurangi risiko kesalahan manusia.
  3. Radio-Frequency Identification (RFID)
    • Penjelasan: RFID memungkinkan pelacakan barang secara otomatis dengan menggunakan gelombang radio. Sistem ini mempermudah proses data dan meningkatkan kecepatan pencatatan.
    • Contoh: Gudang perusahaan logistik besar menerapkan RFID untuk melacak produk dari titik penerimaan hingga penyimpanan dan pengiriman, memberikan transparansi penuh terhadap lokasi barang di seluruh proses.

Contoh dalam Industri

Perusahaan otomotif besar mengandalkan RFID untuk memantau komponen yang tiba di gudang, membantu mereka mengetahui persis posisi barang dengan cepat dan mempercepat proses pemindahan dan pengiriman.

Penyimpanan Barang

Penyimpanan barang adalah proses penempatan barang di lokasi yang telah ditentukan di dalam gudang untuk jangka waktu tertentu sebelum distribusi. Penyimpanan yang efisien memastikan ketersediaan produk dan memudahkan akses saat dibutuhkan.

Model Penyimpanan Barang

  1. Random Storage (Randomized Location)
    • Penjelasan: Barang disimpan secara acak di lokasi yang tersedia, dan sistem manajemen gudang akan melacak lokasi setiap produk.
    • Contoh: Gudang e-commerce menggunakan random storage, di mana barang yang berbeda dapat ditempatkan di mana saja di area penyimpanan, tetapi lokasinya terlacak dengan baik melalui sistem WMS.
  2. Fixed Storage (Fixed Location)
    • Penjelasan: Model ini menetapkan lokasi tetap untuk setiap jenis barang, memudahkan pencarian tetapi kurang fleksibel dalam penempatan.
    • Contoh: Gudang farmasi sering menggunakan fixed storage untuk memastikan setiap obat ditempatkan pada posisi tertentu yang terkontrol suhu dan kondisi lainnya.
  3. Zone Storage
    • Penjelasan: Barang dikelompokkan dan disimpan dalam zona berdasarkan kategori tertentu, seperti berdasarkan frekuensi pengambilan atau jenis barang.
    • Contoh: Gudang retail menggunakan zone storage di mana barang-barang yang sering dibutuhkan diletakkan di zona khusus untuk mempercepat proses picking.
(Gambar: ABC Analysis dalam Warehousing)
(Gambar: ABC Analysis dalam Warehousing)

Contoh dalam Industri

Gudang peralatan elektronik menggunakan zone storage untuk memisahkan produk berdasarkan jenisnya (misalnya, zona untuk smartphone, laptop, dan aksesori), sehingga memudahkan tim dalam mengambil barang saat proses pengiriman.

Pendistribusian Barang

Pendistribusian barang adalah proses pengambilan barang dari penyimpanan dan mengirimkannya ke pelanggan atau tujuan akhir sesuai dengan pesanan. Distribusi yang efektif menjamin barang sampai tepat waktu dan dalam kondisi yang baik.

Model Pendistribusian Barang

  1. Pick and Pack
    • Penjelasan: Dalam model ini, barang diambil (picking) dari area penyimpanan dan dikemas (packing) sesuai dengan kebutuhan pengiriman.
    • Contoh: Gudang e-commerce dengan volume pesanan tinggi sering menggunakan model pick and pack di mana setiap pesanan diproses satu per satu untuk memastikan akurasi.
  2. Batch Picking
    • Penjelasan: Model ini mengelompokkan pesanan serupa dan mengambilnya dalam satu batch, yang kemudian dibagi dan dikemas sesuai tujuan akhir.
    • Contoh: Gudang grosir menggunakan batch picking, mengumpulkan beberapa pesanan sekaligus untuk produk yang sama, menghemat waktu dan energi dalam proses picking.
  3. Wave Picking
    • Penjelasan: Barang diambil dalam “wave” atau gelombang tertentu berdasarkan prioritas pesanan, lokasi, dan waktu pengiriman.
    • Contoh: Perusahaan logistik menggunakan wave picking untuk memprioritaskan pesanan yang perlu segera dikirim dan mengelompokkan pengambilan barang dalam satu rute untuk efisiensi pengiriman.
  4. Zone Picking
    • Penjelasan: Dalam metode ini, gudang dibagi menjadi beberapa zona dan setiap pekerja hanya bertanggung jawab untuk mengambil barang di zonanya.
    • Contoh: Gudang dengan luas besar yang menangani beragam jenis produk menerapkan zone picking untuk memudahkan koordinasi picking antar zona yang berbeda.

Contoh dalam Industri

Gudang pakaian mengimplementasikan metode batch picking untuk mengelompokkan pesanan berdasarkan model pakaian tertentu, yang memungkinkan mereka untuk mengambil beberapa item sekaligus dan menghemat waktu.

Tantangan dalam Pengelolaan Warehouse

Kesalahan dalam pencatatan dan pemantauan stok

Kesalahan data stok merupakan tantangan utama dalam pengelolaan gudang. Ketidakakuratan stok dapat mengakibatkan kekurangan atau kelebihan stok, yang berdampak pada biaya dan kepuasan pelanggan.

Penyebab Utama Kesalahan Pencatatan dan Pemantauan Stok

  1. Data Entry Manual
    • Masalah: Pencatatan manual rentan terhadap kesalahan, baik karena human error seperti kesalahan input jumlah barang atau salah memasukkan kategori produk.
    • Contoh: Seorang petugas gudang salah memasukkan jumlah item yang diterima menjadi 1000 alih-alih 100, yang menyebabkan stok terlihat lebih tinggi daripada yang sebenarnya.
  2. Kegagalan dalam Sinkronisasi Sistem
    • Masalah: Sistem yang tidak sinkron antara satu proses dan lainnya, seperti antara gudang dan sistem penjualan, dapat membuat data stok tidak up-to-date.
    • Contoh: Saat terjadi perubahan stok karena barang dijual atau dikembalikan, tetapi sistem gudang tidak langsung mencatatnya, menyebabkan ketidakakuratan stok.
  3. Kurangnya Audit Stok Berkala
    • Masalah: Tanpa audit atau inventarisasi berkala, perusahaan tidak akan menyadari adanya ketidaksesuaian antara stok fisik dan data.
    • Contoh: Perusahaan yang hanya memeriksa stok secara tahunan berisiko mengalami kesalahan data stok dalam jumlah besar karena tidak ada pemantauan rutin.

Kesulitan mengatur tata letak gudang yang efisien untuk memaksimalkan ruang

Pengaturan tata letak gudang yang kurang optimal dapat menyulitkan akses ke barang tertentu dan mengurangi efisiensi kerja, terutama dalam proses picking dan packing.

Faktor yang Memengaruhi Kesulitan Tata Letak Gudang

  1. Pengelompokan Produk yang Tidak Efisien
    • Masalah: Produk yang sering diakses diletakkan di area yang sulit dijangkau atau terlalu jauh dari area pengiriman.
    • Contoh: Di gudang retail, produk populer ditempatkan di ujung gudang, sehingga waktu pengambilan lebih lama.
  2. Kurangnya Ruang atau Overcrowding
    • Masalah: Barang yang berlebihan atau tata letak yang buruk bisa menyebabkan gangguan di area gudang, menyulitkan pengambilan barang.
    • Contoh: Gudang dengan ruang terbatas sering mengalami kendala saat ada peningkatan volume barang, yang menghambat mobilitas karyawan.
  3. Pemisahan Berdasarkan Kategori yang Tidak Efektif
    • Masalah: Ketidakjelasan dalam pengelompokan kategori produk menyebabkan karyawan bingung, meningkatkan waktu proses picking.
    • Contoh: Gudang bahan kimia yang tidak mengelompokkan bahan sesuai tingkat bahayanya dapat menimbulkan risiko bagi keselamatan karyawan.

Solusi untuk Mengoptimalkan Tata Letak Gudang

  • Perancangan Gudang Berdasarkan ABC Analysis: Barang yang paling sering diambil (kategori A) ditempatkan di dekat area picking, sehingga menghemat waktu.
  • Optimasi Penggunaan Rak dan Ruang Vertikal: Menyimpan barang di rak yang lebih tinggi dapat meningkatkan kapasitas ruang.
  • Menerapkan Teknologi Pemetaan Gudang (WMS Layout Mapping): WMS yang mendukung layout mapping membantu memandu karyawan untuk navigasi di gudang dengan efisien.

Waktu yang dihabiskan dalam proses picking dan packing

Picking dan packing merupakan aktivitas yang membutuhkan ketelitian dan waktu. Proses yang lambat dapat menghambat kecepatan distribusi, terutama pada saat volume pesanan tinggi.

Penyebab Utama Lambatnya Picking dan Packing

  1. Metode Picking yang Tidak Efisien
    • Masalah: Penggunaan metode picking yang tidak sesuai dengan jenis produk atau volume pesanan dapat memperlambat proses.
    • Contoh: Gudang yang menggunakan single order picking untuk semua pesanan mengalami waktu yang lama karena tidak mengelompokkan pesanan yang mirip.
  2. Kekurangan Sistem Otomatisasi
    • Masalah: Gudang yang mengandalkan proses manual untuk picking dan packing biasanya lebih lambat dibandingkan gudang yang menggunakan teknologi otomatisasi.
    • Contoh: Gudang tanpa sistem conveyor membutuhkan tenaga kerja lebih banyak, dan waktu yang lebih lama untuk menggerakkan barang dari satu titik ke titik lainnya.
  3. Kekurangan Staf Terlatih dalam Packing
    • Masalah: Karyawan yang kurang terlatih dapat menghabiskan waktu lebih lama dalam proses packing, serta meningkatkan risiko kesalahan pengemasan.
    • Contoh: Gudang dengan tenaga kerja baru membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar cara pengemasan produk yang rapih dan cepat.

Solusi untuk Meningkatkan Efisiensi Picking dan Packing

  • Penggunaan Batch Picking dan Zone Picking: Mengelompokkan pesanan atau mengelompokkan area picking berdasarkan zona dapat mengurangi waktu pengambilan.
  • Implementasi Teknologi Conveyor dan Sortation System: Conveyor dan sistem sortasi otomatis mengurangi jarak yang harus ditempuh karyawan, meningkatkan kecepatan proses.
  • Pelatihan dan Pembagian Tugas yang Efektif: Pelatihan yang teratur bagi staf gudang dalam teknik packing yang cepat dan efisien dapat meningkatkan produktivitas.

Strategi Efektif Mengelola Warehouse dalam Supply Chain

Menggunakan Software Warehouse Management

Menggunakan perangkat lunak manajemen gudang membantu memantau stok secara real-time, mengelola lokasi barang, dan meningkatkan keakuratan data. Sistem ini juga memungkinkan otomatisasi proses yang mengurangi risiko kesalahan manusia.

Mengoptimalkan layout gudang untuk memudahkan akses dan memaksimalkan ruang

Menerapkan layout gudang yang efisien dapat memudahkan akses ke barang dan memaksimalkan penggunaan ruang. Penempatan barang dengan perhitungan yang baik mengurangi waktu pencarian dan picking.

Menjaga akurasi data dengan pencatatan stok secara berkala

Pencatatan stok secara berkala sangat penting untuk memastikan kesesuaian data. Proses ini juga membantu mendeteksi perbedaan stok sejak dini dan menghindari masalah yang lebih besar di masa depan.

Tips melakukan pemantauan kinerja gudang secara berkala

Melakukan evaluasi dan pemantauan berkala terhadap kinerja gudang, termasuk waktu picking dan packing, keakuratan stok, serta efektivitas layout, membantu meningkatkan efisiensi operasional gudang.

Studi Kasus: Pengelolaan Warehouse yang Baik

Studi kasus ini dapat diambil dari perusahaan yang telah berhasil mengoptimalkan manajemen gudangnya, seperti perusahaan ritel terkemuka yang menggunakan teknologi terkini untuk mengelola gudang mereka. Studi ini akan menunjukkan dampak positif dari penerapan strategi manajemen gudang yang efisien, termasuk peningkatan kecepatan pengiriman, pengurangan biaya operasional, dan peningkatan kepuasan pelanggan.

Masa Depan Warehouse dalam Supply Chain

Peran gudang dalam supply chain terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Tren seperti otomatisasi, penggunaan robot untuk picking dan packing, serta penerapan teknologi IoT dan AI di gudang diperkirakan akan menjadi standar baru dalam industri. Gudang masa depan akan lebih cerdas dan efisien, memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan dengan lebih cepat dan akurat.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa itu warehouse dalam supply chain? Warehouse atau gudang adalah fasilitas untuk menyimpan barang dalam supply chain, yang berperan penting dalam memastikan ketersediaan produk untuk distribusi.

2. Mengapa warehouse penting dalam supply chain? Warehouse membantu menjaga ketersediaan produk, mengurangi biaya operasional, mempercepat pengiriman, dan meningkatkan efisiensi logistik.

3. Apa saja manfaat utama memiliki warehouse yang dikelola dengan baik? Manfaat utama meliputi pemenuhan permintaan pelanggan, pengurangan biaya, peningkatan kecepatan pengiriman, dan pengaturan stok yang efisien.

4. Apa yang dimaksud dengan warehouse management? Warehouse management adalah pengelolaan aktivitas gudang, termasuk penerimaan, pencatatan, penyimpanan, dan pendistribusian barang.

5. Apa saja proses utama dalam warehouse management? Proses utama mencakup penerimaan barang, pendataan, penyimpanan, dan pendistribusian, yang semuanya berperan untuk memastikan arus barang yang lancar.

6. Apa saja tantangan umum dalam pengelolaan warehouse? Tantangan mencakup kesalahan data stok, tata letak gudang yang kurang efisien, dan waktu yang lama dalam proses picking dan packing.

7. Bagaimana cara meningkatkan efisiensi dalam warehouse? Efisiensi dapat ditingkatkan dengan menggunakan perangkat lunak warehouse management, mengoptimalkan layout gudang, dan melakukan pencatatan stok berkala.

8. Apakah penggunaan teknologi penting dalam warehouse management? Ya, teknologi seperti sistem manajemen gudang (WMS), IoT, dan otomatisasi dapat meningkatkan akurasi, kecepatan, dan efisiensi di gudang.

9. Apa saja strategi yang efektif untuk mengelola warehouse dalam supply chain? Beberapa strategi efektif termasuk menggunakan software WMS, menjaga akurasi stok, mengoptimalkan layout, dan melakukan pemantauan kinerja gudang secara rutin.

10.Bagaimana masa depan warehouse dalam supply chain? Masa depan warehouse diperkirakan akan semakin bergantung pada otomatisasi, robotika, dan AI untuk menghadapi permintaan yang lebih kompleks dengan lebih efisien.

Kesimpulan

Warehouse adalah elemen kunci dalam supply chain yang memiliki dampak besar terhadap efisiensi logistik dan kepuasan pelanggan. Dengan memahami manajemen gudang, tantangan, dan strategi pengelolaan yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan kinerja supply chain mereka. Selain itu, dengan adopsi teknologi masa depan, warehouse akan menjadi semakin cerdas dan adaptif dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah.

Sumber:

Kawan Lama - Mengenal Konsep Warehouse Management

HJS Trans - Gudang Logistik

SAP - Extended Warehouse Management

Ship Bob - Warehouse

Binus - Digitalisasi Gudang

Waredock - A Complete Guide to Warehouse Planning

Wikipedia - Warehouse

Ukirama ERP memudahkan ratusan perusahaan mengelola bisnis setiap hari

Jadwalkan Demo

Sindhu Partomo
Sindhu Partomo

Seorang penulis dengan fokus pada Branding dan Digital Marketing

You Might Also Like

Hubungi kami via whatsapp