7 Perubahan Perilaku Konsumen Di Masa Pandemik Covid-19

7_perubahan_perilaku_konsumen_di_masa_pandemik_covid_19

Hampir 5 bulan, virus SARS COV 2 atau lebih dikenal dengan nama covid-19 menyerang dunia. Hampir 22 juta penduduk dunia sudah terinfeksi, 773,065 diantaranya meninggal dunia (data 17 Agustus 2020). Dengan penyebaranya yang cepat, covid-19 disebut-sebut sebagai salah satu virus paling berbahaya. Penyebaran pandemi yang masih belum menunjukan tanda-tanda mereda membuat masyarakat dunia terpaksa beradaptasi dan merubah pola kebiasaan sehari-hari. Salah satu yang cukup terlihat dengan adanya berbagai protokol yang diterapkan untuk membatasi penyebaran pandemi, mampu merubah perilaku konsumen di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Perubahan perilaku konsumen selama masa pandemi harus menjadi perhatian penting bagi para pengusaha. Mereka harus mampu beradaptasi dengan perubahan pasar agar dapat terus bertahan. Berikut 7 perubahan perilaku konsumen di masa pandemi covid-19. 

Tren Belanja Online Meningkat

Penyebaran virus yang dapat dengan mudah ketika terjadi interaksi secara langsung membuat masyarakat menjadi lebih takut untuk pergi ke keramaian. Hal tersebut membuat masyarakat lebih memilih untuk melakukan pembelanjaan secara online.Perubahan perilaku masyarakat untuk berbelanja secara online juga didorong oleh himbauan pemerintah untuk tetap di rumah. Hal tersebut berdampak pada transaksi online yang semakin meningkat tajam. Mulai dari belanja makanan sehari-hari, baju, barang elektronik, perlengkapan rumah tangga, dan lain sebagainya.Jika sebelum pandemi transaksi online identik dengan kalangan milenial, pandemi membuat transaksi online kini tidak hanya dilakukan oleh kalangan milenial, namun juga generasi yang lebih lama. Tidak heran bila banyak pebisnis yang akhirya terjun ke pemasaran online guna dapat tetap hidup di tengah pandemi.

Mulai Ditinggalkannya Cara Belanja Konvensional

Seiring dengan meningkatnya tren transaksi online, toko-toko fisik justru mengalami penurunan jumlah pembeli. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh sebuah perusahaan analisis data dan kecerdasan buatan, terlihat penurunan transaksi konvensional di berbagai titik pusat perbelanjaan yang sangat drastis.Sejak 15 Maret, ditemukan bahwa jumlah pengunjung di beberapa mall di Jakarta mengalami penurunan hingga 50% dibanding sebelum pandemi.Hal tersebut menjadi salah satu indikator penting yang menunjukan bahwa sejak pandemi covid-19 merebak masyarakat mulai beralih dari belanja konvensional ke belanja online.

Lebih Fokus Terhadap Nilai

Merebaknya pandemi covid-19 memberikan dampak yang sedemikian hebat terhadap perekonomian internasional. Tidak sedikit negara yang mengalami resesi ekonomi terburuk selama beberapa dekade terakhir. Bahkan negara-negara besar seperti Amerika, Jepang, Inggris, Jerman, dan berbagai negara lainya  tidak mampu bertahan menghadapi gempuran pandemi yang sangat besar.Kondisi perekonomian yang tidak menentu selama pandemi membuat banyak sektor-sektor bisnis mengalami kemunduran. Akibatnya, masyarakat merasakan dampaknya pada kondisi perekonomian mereka.Menghadapi kondisi ekonomi yang tidak menentu membuat masyarakat cenderung meninggalkan konsumsi hedonisme mereka, dan lebih berfokus pada pembelian produk berdasarkan harga dan nilainya bagi pemenuhan kebutuhan mereka. pembelian yang didasarkan atas nilai-nilai hedonisme dan gengsi cenderung lebih dikesampingkan.

Lebih Peduli Dengan Kesehatan

Tingginya tingkat penularan pandemi membuat masyarakat lebih memperhatikan kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki anggota keluarga rentan terinfeksi. Berdasarkan riset yang dilakukan, lebih dari 44 persen konsumen menyatakan lebih sering membeli produk-produk kesehatan. 37 persen dari responden juga mengaku semakin rajin mengkonsumsi suplemen dan vitamin.Hasil dari riset tersebut linier dengan meningkatnya penjualan produk-produk kesehatan seperti vitamin, masker, tisu, sabun kesehatan, hand sanitizer, dan produk kesehatan lainya.Berbagai pusat kebugaran juga ternyata mengalami peningkatan jumlah pengunjung. Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat menjadikan gaya hidup sehat sebagai prioritas utama mereka.Dampak dari menjadi pentingnya aspek kesehatan, konsumen cenderung lebih memperhatikan aspek kesehatan dari produk yang dibelinya. Misalnya dalam memilih tempat makan  konsumen menjadi lebih mempertimbangkan sisi higienitas makanan, kesehatan makanan, tempat, hingga menu-menu makanan dan minuman kesehatan. Tidak hanya makanan, berbagai produk yang menawarkan keunggulan kesehatan juga cenderung cepat diserbu konsumen.

Membangun Kembali Awareness

Krisis ekonomi yang terjadi selama masa pandemi ternyata membuat konsumen secara perlahan melupakan brand-brand yang sudah ada. Perilaku masyarakat yang lebih berfokus pada konsumsi berdasarkan nilai produknya dan berfokus pada pengenalan berbagai produk kesehatan membuat fanatisme terhadap produk kebutuhan sehari-hari lainya semakin berkurang.Kondisi tersebut bisa menjadi peluang bagi pengusaha yang membawa produk baru untuk dapat bersaing dari awal dengan produk-produk yang sudah lama. Masyarakat akan lebih tertarik untuk mencoba produk baru yang menawarkan nilai, ditambah berbagai kelebihan kesehatanya dibanding tetap bertahan dengan produk lama yang biasa-biasa saja.

Metode Pembayaran Cashless

Seperti yang umum diketahui, virus covid-19 dapat menyebar dengan cepat melalui kontak fisik,dan uang merupakan salah satu media penularan yang sangat cepat. Karena hal tersebut, WHO dan pemerintah Indonesia menyarankan untuk melakukan transaksi cashless atau non-tunai.Meskipun tidak semua masyarakat melakukan transaksi secara cashless, namun hal tersebut lebih dikarenakan tidak semua masyarakat memiliki media pembayaran cashless. Namun,sejak adanya himbauan dari pemerintah, transaksi cashless menjadi metode pembayaran yang lebih dipilih masyarakat. Tidak sedikit, konsumen yang menjadikan metode pembayaran cashless sebagai kriteria dalam memilih toko.

Kebutuhan Layanan Pengiriman yang Cepat, Efisien, Dan Aman

Meningkatnya transaksi online membuat permintaan jasa pengiriman menjadi tinggi. Tidak hanya itu, konsumen juga menginginkan pengiriman bebas kontak untuk menghindari penularan infeksi yang bisa saja dibawa oleh kurir. Karenanya, menyediakan layanan pengiriman yang tetap menjaga protokol kesehatan dan perasaan keamanan bagi konsumen merupakan salah satu poin penting yang harus disiapkan oleh para pebisnis.Sedangkan bagi tipe-tipe produk yang dikonsumsi di tempat, pengaturan toko yang mengikuti protokol kesehatan menjadi kriteria utama yang harus diperhatikan oleh pebisnis. Misalnya tersedianya hand sanitizer dan tempat cuci tangan di beberapa titik, jaga jarak, serta karyawan dan tempat yang higienis serta memenuhi poin-poin protokol kesehatan.Bukan hanya aspek kenyamanan, konsumen juga menginginkan agar barang yang mereka pesan bisa mereka terima dengan cepat. Aspek kecepatan pengiriman juga harus diperhatikan oleh pebisnis sebagai salah satu layanan yang harus diberikan kepada konsumen.


You Might Also Like