Loco dan Franco: Panduan Lengkap Istilah-istilah dalam Serah Terima Barang

Sindhu Partomo
Loco dan Franco: Panduan Lengkap Istilah-istilah dalam Serah Terima Barang

Daftar Isi


Dalam perdagangan dan urusan logistik, istilah “Loco” dan “Franco” sering digunakan untuk menggambarkan syarat-syarat serah terima barang antara penjual dan pembeli. Tapi, apa sebenarnya arti istilah-istilah ini?

Kalau kamu membeli atau menjual barang dalam jumlah besar, apalagi berurusan dengan ekspor dan impor, dua terms ini jadi penting. Jangan sampai ada kesalahpahaman antara penjual dan pembeli, yang berpengaruh ke biaya dan risiko dalam transaksi. Artikel ini bertujuan untuk memberikan panduan lengkap tentang apa itu Loco dan Franco, hubungannya dengan konsep perdagangan lain, serta bagaimana cara memakainya dalam praktik bisnis sehari-hari.

Definisi Franco dan Loco

Franco adalah istilah yang digunakan dalam perdagangan untuk menunjukkan bahwa barang yang dikirim oleh penjual telah termasuk biaya pengiriman hingga titik tertentu yang disepakati. Misalnya, di gudang pembeli atau lokasi lain yang telah ditentukan.

Sementara, Loco menunjukkan bahwa barang akan diserahkan di tempat asal penjual, dan semua biaya serta risiko pengiriman ditanggung oleh pembeli. Misalnya, di gudang atau pabrik milik pihak penjual.

Gambar: Infografis perbedaan Loco dan Franco
(Gambar: Infografis perbedaan Loco dan Franco)

Istilah Loco dan Franco lebih sering digunakan dalam pengiriman domestik, meskipun kadang dipakai juga dalam impor maupun ekspor. Untuk pengiriman barang dari luar negeri, pembeli dan penjual biasanya menggunakan istilah-istilah dalam Incoterms.

Berbagai Istilah Pengiriman dalam Perdagangan

Kamu perlu memahami istilah-istilah ini, untuk membantu dalam proses negosiasi. Mengenal Loco, Franco, Ex-works, dan terms perdagangan lainnya, penting memastikan bahwa kedua belah pihak memiliki pemahaman yang sama mengenai siapa yang bertanggung jawab atas apa.

Pemakaian skema serah terima barang seperti Franco dan Loco jadi penting ketika melibatkan transaksi internasional atau volume besar. Dengan memahami istilah-istilah ini, kamu bisa membuat keputusan yang lebih cerdas terkait biaya, tanggung jawab, dan risiko dalam pengiriman barang.

Definisi Franco

Franco berasal dari kata “frank”, yang berarti bebas dari biaya atau hambatan. Dalam konteks logistik perdagangan, istilah ini merujuk pada ketentuan di mana penjual bertanggung jawab atas pengiriman barang hingga mencapai lokasi yang telah disepakati.

Dalam Bahasa Jerman, istilah ini disebut dengan “Franko”, yang berasal dari Bahasa Italia “affrancare” (“franking” dalam Bahasa Inggris). Istilah ini mengacu pada seorang pengirim surat di zaman dulu, yang membayar sendiri biaya pengiriman suratnya (biasanya dengan perangko).

Umumnya, Franco memberikan kepastian lebih kepada pembeli karena semua biaya pengiriman ditanggung oleh penjual hingga barang sampai di titik serah terima yang telah ditentukan.

Jenis-Jenis Franco (Franco Gudang, Franco Pabrik, Free On Truck)

Franco Gudang: Penjual bertanggung jawab atas pengiriman barang hingga tiba di gudang pembeli. Risiko dan biaya pengiriman sepenuhnya ditanggung oleh penjual hingga barang tiba di gudang.

Franco Pabrik: Pengiriman dilakukan hingga barang tiba di pabrik yang telah disepakati. Penjual bertanggung jawab penuh hingga barang mencapai pabrik.

Franco/Free On Truck: Penjual bertanggung jawab hingga barang ditempatkan di truk yang akan mengantarkannya ke lokasi pembeli. Setelah barang berada di truk, risiko dan biaya selanjutnya menjadi tanggung jawab pembeli.

Contoh Penggunaan Franco dalam Transaksi

Misalnya, jika kamu membeli mesin dari perusahaan di Surabaya dengan syarat Franco Gudang Jakarta, ini berarti penjual bertanggung jawab untuk mengirimkan mesin tersebut sampai ke gudangmu di Jakarta. Semua biaya dan risiko selama pengiriman hingga mesin tiba di gudangmu akan ditanggung oleh penjual.

Definisi Loco

Istilah Loco berasal dari bahasa Latin “locus” yang berarti tempat. Dalam perdagangan, Loco mengacu pada kesepakatan, yaitu barang diserahkan kepada pembeli di “tempat asalnya”. Tempat ini biasanya di gudang atau pabrik penjual. Pembeli kemudian bertanggung jawab atas semua biaya dan risiko pengiriman dari titik tersebut hingga barang mencapai tujuan akhir.

Variasi Loco

Loco Gudang: Barang diserahkan kepada pembeli di gudang penjual. Setelah serah terima, pembeli menanggung semua biaya dan risiko pengiriman.

Loco Pabrik: Serah terima barang terjadi di pabrik penjual. Sama seperti Loco Gudang, pembeli bertanggung jawab atas biaya dan risiko pengiriman setelah barang diserahkan di pabrik.

Contoh Penggunaan Loco dalam Transaksi

Sebagai contoh, jika kamu membeli bahan baku dengan syarat Loco di Pabrik Bandung, artinya kamu harus menanggung biaya pengiriman dari pabrik penjual di Bandung hingga lokasi tujuanmu, misalnya gudang di Jakarta. Risiko selama pengiriman juga menjadi tanggung jawabmu setelah barang meninggalkan pabrik.

Gambar: ilustrasi kontrak serah terima Loco/Ex-works
(Gambar: ilustrasi kontrak serah terima Loco/Ex-works)

Dalam kontrak pengiriman atau serah terima barang, ada beberapa klausul penting yang harus dibuat oleh pihak pembeli dan penjual:

  1. Penentuan Tanggung Jawab: Klausul ini menetapkan tanggung jawab masing-masing pihak dalam proses pengiriman. Dalam Franco, penjual bertanggung jawab hingga barang mencapai lokasi pembeli, sementara dalam Loco, tanggung jawab berpindah ke pembeli saat barang berada di tempat penjual. Penjelasan tentang tanggung jawab ini penting untuk mencegah kebingungan dan sengketa.

  2. Ketentuan Pengiriman: Tulis rincian mengenai waktu, tempat, dan cara pengiriman. Dalam sistem Franco, penting untuk mencantumkan detail mengenai lokasi pengiriman dan batas waktu yang harus dipatuhi oleh penjual. Sedangkan dalam Loco, detail mengenai bagaimana dan kapan pembeli akan mengambil barang dari lokasi penjual perlu dicantumkan.

  3. Kondisi Barang: Klausul ini mengatur tentang kondisi barang pada saat penyerahan. Untuk sistem Franco, penjual harus memastikan bahwa barang tiba dalam kondisi yang sesuai dengan spesifikasi yang disepakati. Sedangkan dalam Loco, pembeli bertanggung jawab untuk memeriksa kondisi barang saat diterima di lokasi penjual. Buat dokumentasi bila perlu.

  4. Ketentuan Pembayaran: Klausul ini menjelaskan tentang syarat dan ketentuan pembayaran, termasuk jadwal pembayaran dan metode pembayaran. Dalam sistem Franco, pembayaran biasanya dilakukan setelah barang tiba di tempat tujuan, sedangkan dalam Loco, pembayaran bisa dilakukan saat barang diambil dari lokasi penjual.

  5. Penyelesaian Sengketa: Klausul ini sangat penting untuk mengatur bagaimana sengketa akan diselesaikan jika terjadi perbedaan pendapat atau pelanggaran kontrak. Penetapan yurisdiksi hukum yang akan digunakan, serta apakah sengketa akan diselesaikan melalui mediasi, arbitrase, atau pengadilan, harus dijelaskan secara rinci.

Kalau transaksi kamu bernilai tinggi, pikirkan juga skenario terburuk, yaitu kalau terjadi sengketa. Ini bisa terjadi karena keterlambatan pengiriman, kerusakan barang, atau ketidaksesuaian dengan spesifikasi yang disepakati. Kalau sudah begini, ada beberapa tahap yang bisa dilakukan:

Mediasi: Mediasi sering menjadi langkah pertama dalam penyelesaian sengketa. Dalam mediasi, pihak ketiga yang netral membantu kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan tanpa harus melalui proses hukum formal. Mediasi adalah cara yang cepat dan murah untuk menyelesaikan sengketa, serta memungkinkan kedua belah pihak untuk mempertahankan kontrol atas hasilnya.

Arbitrase: Jika mediasi tidak berhasil, arbitrase mungkin menjadi pilihan berikutnya. Arbitrase melibatkan seorang atau beberapa arbiter yang membuat keputusan yang mengikat berdasarkan bukti yang diajukan oleh kedua belah pihak. Keuntungan dari arbitrase adalah prosesnya yang lebih cepat dibandingkan dengan pengadilan, serta adanya kerahasiaan dalam penyelesaian sengketa.

Litigasi: Jika semua upaya lain gagal, litigasi melalui pengadilan bisa menjadi pilihan terakhir. Meskipun litigasi biasanya lebih memakan waktu dan biaya, hal ini memberikan hasil yang final dan mengikat secara hukum. Oleh karena itu, penting bagi kedua belah pihak untuk mempertimbangkan dengan hati-hati sebelum memutuskan untuk membawa sengketa ke pengadilan.

Perbedaan Franco dan Loco

Tanggung Jawab Pengiriman

Pada transaksi Franco, penjual bertanggung jawab atas pengiriman barang hingga titik serah terima yang telah disepakati, misalnya gudang pembeli. Sebaliknya, dalam transaksi Loco, pembeli bertanggung jawab untuk mengatur dan menanggung semua biaya pengiriman dari tempat penjual.

Biaya yang Tercakup

Dalam Franco, biaya pengiriman hingga ke titik serah terima sudah termasuk dalam harga yang disepakati, sedangkan dalam Loco, harga yang disepakati hanya mencakup biaya barang itu sendiri tanpa termasuk biaya pengiriman.

Risiko dalam Pengiriman

Risiko pengiriman dalam Franco ditanggung oleh penjual hingga barang tiba di lokasi yang disepakati, sementara dalam Loco, risiko pengiriman langsung beralih kepada pembeli begitu barang diserahkan oleh penjual.

Kapan Menggunakan Franco dan Loco?

Franco cocok digunakan ketika pembeli ingin mengurangi risiko dan biaya yang tidak terduga selama proses pengiriman. Sebaliknya, Loco lebih sesuai ketika pembeli memiliki kendali penuh atas pengiriman dan ingin mengatur logistiknya sendiri, terutama jika memiliki jaringan pengiriman yang lebih efisien.

Pengaruh Franco dan Loco dalam Harga

Bagaimana Franco Memengaruhi Harga

Pada transaksi Franco, harga yang disepakati biasanya lebih tinggi karena sudah mencakup biaya pengiriman hingga ke lokasi tujuan pembeli. Harga ini memberikan kepastian bagi pembeli bahwa tidak ada biaya tambahan untuk pengiriman.

Pengaruh Loco terhadap Harga

Harga dalam transaksi Loco cenderung lebih rendah dibandingkan Franco karena hanya mencakup biaya barang tanpa biaya pengiriman. Namun, pembeli harus siap untuk menanggung biaya pengiriman yang mungkin bervariasi tergantung jarak dan metode pengiriman.

Cara Negosiasi Harga dengan Franco dan Loco

Ketika bernegosiasi, kita harus mempertimbangkan siapa yang akan menanggung biaya pengiriman, dan bagaimana risiko akan dibagi. Pada transaksi Franco, pembeli bisa menegosiasikan harga yang lebih tinggi, dengan jaminan bahwa semua biaya pengiriman sudah termasuk. Sebaliknya, dalam Loco, pembeli dapat menegosiasikan harga yang lebih rendah tetapi harus mempertimbangkan biaya tambahan untuk pengiriman.

Franco dan Loco dalam Konteks Incoterms

Hubungan Franco dan Loco dengan Incoterms

Incoterms adalah serangkaian istilah perdagangan internasional yang diakui secara global, yang mendefinisikan tanggung jawab antara penjual dan pembeli dalam pengiriman barang. Franco dan Loco tidak secara eksplisit termasuk dalam Incoterms, tetapi prinsip-prinsip yang mendasari kedua istilah ini mirip dengan beberapa Incoterms seperti DDP (Delivered Duty Paid), FOB (Free on Board) dan EXW (Ex Works).

Gambar: Infografis Incoterms. Sumber: Freighto
(Gambar: Infografis Incoterms. Sumber: Freighto)

Perbandingan dengan Istilah Incoterms Lainnya (FOB, CIF, dll)

  • FOB (Free on Board): Titik tengah antara Loco dan Franco. Penjual bertanggung jawab hingga barang dimuat ke kapal, dan menanggung biaya pengiriman hingga titik tertentu.

  • CIF (Cost, Insurance, and Freight): Penjual menanggung biaya hingga barang tiba di pelabuhan tujuan termasuk asuransi.

  • FCA (Free Carrier) nama lain Franco. Penjual mengantarkan barang hingga angkutan di lokasi yang disepakati pembeli.

  • EXW (Ex Works): Sama dengan Loco, yaitu penjual menyerahkan barang di tempat asal dan pembeli menanggung semua biaya dan risiko pengiriman.

  • Delivered Duty Paid (DDP): punya kemiripan dengan Franco, yaitu penjual bertanggung jawab atas semua biaya sampai barang tiba di tempat yang diminta pembeli. Bedanya, semua biaya bea cukai dimasukkan di DDP.

Baca juga: Syarat Penyerahan Barang pada Perusahaan Barang

Istilah Franco dan Loco juga bervariasi tergantung pada industri. Di industri manufaktur, Franco pabrik sering digunakan karena barang dikirim langsung ke pabrik pembeli. Sementara itu, di industri perdagangan, Loco sering digunakan ketika pembeli ingin menanggung sendiri biaya pengiriman untuk menghemat biaya.

Kesimpulan

Memilih antara Franco dan Loco tergantung pada beberapa faktor, termasuk kemampuan logistik, preferensi biaya, dan risiko yang siap kamu tanggung. Jika kamu memiliki jaringan pengiriman yang efisien, Loco mungkin lebih menguntungkan. Namun, jika kamu ingin menghindari risiko dan biaya pengiriman yang tidak terduga, Franco adalah pilihan yang lebih baik.

Setelah memahami Franco dan Loco, kita bisa:

  • Menegosiasikan kontrak yang lebih menguntungkan
  • Mengelola risiko pengiriman dengan baik
  • Mengoptimalkan biaya logistik

Penting untuk mempertimbangkan konteks spesifik setiap transaksi, termasuk skala perdagangan (domestik atau internasional), jenis produk, dan kapabilitas logistik perusahaan kita. Kita juga perlu memahami konsep lain seperti FOB, CIF, dan sebagainya. Jadi, kita bisa membuat keputusan yang paling efisien secara operasional dan profit.

FAQ

Q: Kapan sebaiknya menggunakan Franco?
A: Franco sebaiknya digunakan ketika kamu ingin penjual menanggung semua biaya dan risiko pengiriman hingga barang tiba di lokasi yang kamu tentukan.

Q: Apa itu FOT?
A: FOT (Free on Truck) adalah syarat pengiriman di mana penjual bertanggung jawab hingga barang dimuat ke truk di tempat asalnya.

Q: Bagaimana pengaruh Franco terhadap harga?
A: Harga dalam Franco biasanya lebih tinggi karena sudah mencakup biaya pengiriman hingga ke lokasi tujuan pembeli.

Q: Apakah Franco dan Loco diatur dalam Incoterms?
A: Franco dan Loco tidak secara eksplisit diatur dalam Incoterms, tetapi konsep-konsep ini memiliki kesamaan dengan beberapa istilah Incoterms seperti FCA dan EXW.

Q: Mengapa Loco sering digunakan dalam perdagangan domestik?
A: Loco sering dipakai di dalam negeri, karena pihak pembeli jadi punya banyak pilihan cara pengiriman. Jadi, pembeli bisa memilih metode yang paling ekonomis.

Q: Kapan harus memakai Loco?
A: Loco sebaiknya dipakai ketika pembeli memiliki punya fasilitas logistik yang bagus dan bisa mengontrol biaya pengiriman serta risikonya. Pembeli menanggung semua risiko, termasuk kerusakan atau kehilangan barang selama pengiriman.

Daftar Istilah

1. Incoterms (International Commercial Terms)
Istilah perdagangan internasional yang dikeluarkan oleh ICC (International Chamber of Commerce) untuk menetapkan tanggung jawab penjual dan pembeli dalam pengiriman barang, termasuk biaya dan risiko.

2. FOB (Free on Board)
Istilah pengiriman di mana penjual bertanggung jawab sampai barang dimuat ke kapal. Setelah barang melewati palka kapal, tanggung jawab dan risiko berpindah ke pembeli.

3. CIF (Cost, Insurance, and Freight)
Istilah di mana penjual menanggung biaya pengiriman, asuransi, dan ongkos hingga barang tiba di pelabuhan tujuan. Risiko berpindah ke pembeli setelah barang di atas kapal.

4. FOT (Free on Truck)
Syarat pengiriman di mana penjual bertanggung jawab hingga barang dimuat ke truk di tempat asal. Setelah itu, tanggung jawab berpindah ke pembeli.

5. EXW (Ex Works)
Istilah yang menunjukkan bahwa penjual menyerahkan barang di tempat mereka sendiri (pabrik atau gudang), dan pembeli menanggung semua biaya dan risiko sejak barang diambil.

Sumber

IDN Times - Apa Itu Franco

USM - Apa Itu Loco

UGM - Syarat Loco dan Franco

DHL - Free on Truck (FOT)

UKM Indonesia - Biaya Langsung

Ukirama ERP memudahkan ratusan perusahaan mengelola bisnis setiap hari

Jadwalkan Demo

Sindhu Partomo
Sindhu Partomo

Seorang penulis dengan fokus pada Branding dan Digital Marketing

You Might Also Like

Hubungi kami via whatsapp