ERP penting untuk bisnis konstruksi karena mengintegrasikan manajemen proyek, anggaran, dan sumber daya dalam satu sistem, meningkatkan efisiensi, transparansi, serta meminimalkan risiko kesalahan.
Jenis proyek konstruksi meliputi konstruksi gedung, perumahan, rekayasa berat (infrastruktur seperti jalan dan jembatan), serta industri (pabrik dan fasilitas energi) dengan peran vital dalam pembangunan dan ekonomi.
Break Even Point (BEP) adalah titik kritis dalam bisnis total pendapatan sama dengan total biaya, sehingga bisnis tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Dalam bisnis jasa, menghitung BEP penting untuk menentukan berapa lama perusahaan harus bertahan, sampai mencapai titik balik modal.
BOP adalah biaya yang tidak berkaitan langsung dengan biaya produksi unit atau jasa (Law & Owen, 2010). Biaya ini tidak termasuk biaya langsung seperti tenaga kerja dan bahan baku.
BEP menunjukkan jumlah minimum penjualan yang harus dicapai untuk menutup biaya tanpa mengalami kerugian. Semakin rendah BEP, semakin cepat bisnis bisa mulai menghasilkan keuntungan. Artikel ini membahas lima cara efektif yang dapat kamu terapkan untuk menurunkan BEP, sehingga bisnis kamu lebih cepat mencapai profitabilitas.
BEP digunakan untuk menentukan titik impas, yaitu saat pendapatan cukup untuk menutup semua biaya tanpa menghasilkan laba, sedangkan ROI mengukur tingkat pengembalian investasi setelah proyek berjalan.
Pelajari bagaimana software manajemen konstruksi meningkatkan efisiensi operasional proyek melalui pengelolaan waktu, anggaran, dan sumber daya. Temukan solusi praktisnya dengan membaca artikel ini!
Pemahaman mengenai BEP memberikan kejelasan bagi bisnis untuk menentukan strategi penetapan harga, pengendalian biaya, dan proyeksi keuntungan. Artikel ini membahas seluk-beluk BEP, komponen-komponennya, perbedaannya dengan konsep keuangan lainnya, dan pentingnya dalam bisnis.